Penggunaan Media Sumber Belajar Dalam Proses
Belajar Mengajar
Oleh:
Nama :Irmalis
Nim :A. 201201 / 4204
DOSPEN : Ansari S.Pd, MA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALMUSLIM
BIREUEN PROVINSI ACEH
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Media
pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi
alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar
ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar
kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik,
maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan
guru.
Apabila
proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain
ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana,
baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Lingkungan
belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran,
metodologi pengajaran, dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa
dikenal dengan komponen-komponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan
kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai
pengalaman belajarnya.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar
mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan
efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam
upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan
alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media
tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. (Hamalik, 1994, Hal:6)
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian media ?
2) Media sebagai alat bantu?
3)
Media sebagai sumber belajar ?
4) Macam-macam media ?
5) Prinsip-prinsip pemilihan dan
penggunaan media ?
6) Dasar-dasar pertimbangan pemilihan
penggunaan media ?
7) Pengembangan dan pemanfaatan media ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media
Kata
“media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Secara luas
media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang
memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Dalam
proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan
demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat Bantu apa saja yang dapat dijadikan
sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Jadi media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
B. Media Sebagai Alat Bantu
Media
sebagai alat Bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk
membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media,
maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik,
terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Sebagai alat
Bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar
dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang
waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan
media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa
bantuan media.
Akhirnya,
dapat dipahami bahwa media adalah alat Bantu dalam proses belajar mengajar. Dan
gurulah yang mempergunakannnya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya
tujuan pengajaran.[1]
Setiap
materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dan untuk
menyederhanakan tingkat kesukaran tersebut diperlukan kehadiran media sebagai
alat bantu seperti : globe, grafik, gambar dan lain-lain.
Disamping
itu media juga mempunyai fungsi untuk mengatasi kebosanan dan kelahan yang
diakibatkan dari penjelasan guru yang sukar di mengerti. Penggunaan media harus
menunjang tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
C. Media Sebagai Sumber Belajar
Belajar
mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh
setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi
terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali
terdapat di mana-mana; di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan
sebagainya. Udin Saripuddin dan Winataputra (199;65) mengelompokkan
sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan,
media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan
pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
Media
sebagai sumber belajar diakui sebagai alat Bantu auditif, visual, dan
audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan,
tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja
dengan kompetensi guru itu sendiri dan sebagainya. Untuk tercapainya tujuan
pengajaran tidak mesti dilihat dari kemahalan suatu media, yang sederhana juga
bisa mencapainya, asalkan guru pandai menggunakannya. Maka guru yang pandai
menggunakan media adalah guru yang bisa memanipulasi media sebagai sumber
belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak
didik dalam proses belajar mengajar.[2]
Karena itu sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran
terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
D.
Macam-Macam Media
1. Dilihat Dari Jenisnya, Media Dibagi
ke Dalam :
a. Media auditif
Media auditif adalah media yang
hanya mengandalkan kemampuan suara saja, Seperti radio, cassette recorder,
piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan
dalam pendengaran.
b. Media visual
Media visual adalah media yang hanya
mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar
diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau
lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol
yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
c.
Media
Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang
mempunyai unsure suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
2. Dilihat dari Daya Liputnya, Media
Dibagi Dalam :
a.
Media
dengan Gaya Liput Luas dan Serentak, contoh: radio dan televisi.
b. Media dengan Gaya Liput yang
Terbatas oleh Ruang dan Tempat, contoh: film.
c.
Media
untuk Pengajaran Individual, contoh: modul berprogram melalui computer.
3. Dilihat dari Bahan Pembuatannya,
Media Dibagi Dalam :
a.
Media
Sederhana yaitu media yang mudah diperoleh dan harganya murah, serta cara
pembuatannya mudah.
b. Media Kompleks yaitu media yang bahan
dan lat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan
penggunaannya memerlukan keterampilah yang memadai.[3]
E. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan
Penggunaan Media
Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan
beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga
kategori, sebagai berikut:
1. Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan
harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Pemilihan media untuk
pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah
sekedar untuk hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi, untuk
pengajaran kelompok atau pengajaran individual.
2. Karakteristik Media Pengajaran
Setiap media mempunyai karakteristik
tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara
penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan
pemilihan media pengajaran.
3. Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah
proses membuat keputusan dari berbagai alternative pilihan. Guru bisa
menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa
media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya
satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Menurut Dr. Nana Sudjana (1991; 104)
tentang prinsip-prinsip penggunaan media agar mencapai hasil yang baik yaitu:
1) Menentukan jenis media dengan tepat,
2) Menetapkan atau memperhitungkan
subjek dengan tepat,
3) Menyajikan media dengan tepat,
4) Menempatkan atau memperlihatkan
media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
F. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan
Penggunaan Media
1. Faktor-Faktor yang Perlu
Diperhatikan Dalam Memilih Media Pengajaran
a. Objektivitas
Artinya guru tidak boleh memilih
suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif,
berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan
keefektifan dan efesiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan
menggunakannya.
b. Program Pengajaran
Progam pengajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik
isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.
c.
Sasaran
Program
Sasaran program yang dimaksud adalah
anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.
d. Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang dimaksud
adalah:
1) Situasi dan kondisi sekolah atau
tempat dan ruangan yang dipergunakan.
2) Situasi serta kondisi anak didik
yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi dan kegairahan.
e.
Kualitas
Teknik
Dari segi teknik, media pengajaran
yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau
belum.
f.
Kefektifan
dan Efesiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil
yang dicapai, sedangkan efesiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil
tersebut.
2. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai
(1991; 5), dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya
memperhatikan criteria-kriteria sebagai berikut:
a.
Ketepatannya
dengan tujuan pengajaran,
b. Dukungan terhadap isi bahan
pelajaran,
c.
Kemudahan
memperoleh media,
d. Keterampilan guru dalam
menggunakannya,
e.
Tersedia
waktu untuk menggunakannya,
f.
Sesuai
dengan taraf berpikir siswa.
G. Pengembangan Pemanfaatan Media
Sumber
Media pengajaran adalah suatu alat
Bantu yang tidak bernyawa. Alat ini bersifat netral. Peranannya akan terlihat
jika guru pandai memanfaatkannya dalam belajar mengajar. Nana Sudjana (1991)
merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut:
1. Penggunaan media dalam proses
belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi
sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
2. Penggunaan media pengajaran
merupakan bagian yang integral dari keseluruhan siatuasi mengajar.
3. Media pengajaran dalam pengajaran,
penggunaanya integral dengan tujuan dari isi pelajaran.
4. Penggunaan media dalam pengajaran
bukan semata-mata alat hiburan melainkan proses belajar supaya lebih menarik
perhatian siswa.
5. Penggunaan media dalam pengajaran
lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar.
6. Penggunaan media dalam pengajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Ketika fungsi-fungsi media pelajaran
itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah peranannya
sebagai berikut:
a.
Sebagai
penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan
untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses
belajarnya.
c.
Media
sebagai sumber belajar bagi siswa.
Ada enam langkah yang bisa ditempuh
guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan
memanfaatkan media.
2. Persiapan guru.
3. Persiapan kelas.
4. Langkah penyajian pelajaran dan
pemanfaatan media.
5. Langkah kegiatan belajar siswa.
6. Langkah evaluasi pengajaran.
Nana Sudjana (1991) mengemukakan
nilai-nilai praktis media pengajaran adalah:
a) Dengan mefia dapat meletakkan
dasar-dasar yang nyata untuk berpikir.
b) Dengan media dapat memperbesar minat
dan perhatian siswa untuk belajar.
c) Dengan media dapat meletakkan dasar
untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.[4]
d) Memberikan pengalaman yang nyata dan
dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur
dan berkesinambungan.
f)
Metode
belajar lebih bervariasi.
g) Bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya.
h) Siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demikian pembahasan mengenai
penggunaan dalam proses belajar mengajar ini. Untuk dapat merasakan manfaatnya,
guru dapat mempergunakan dan mengembangkannya dalam proses belajar mengajar,
baik di kelas maupun di luar kelas. Media yang dapat dimanfaatkan oleh guru
adalah media yang sesuai dengan misi tujuan. Cara memanfaatkan media tergantung
dari jenis dan karakteristik suatu media. Cara kerja media visual tentu berbeda
dengan cara kerja media audiovisual. Cara pemakaiannya tidak mesti harus guru,
tetapi siswa juga bisa, selama untuk mencpai tujuan pengajaran.
B. KRITIK DAN SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis
menyadari banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta
Danim,
Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana
dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
S. Sadiman,
Arief, dkk. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
0 Response to "Penggunaan Media Sumber Belajar Dalam Proses Belajar Mengajar"
Post a Comment