Pengetahuan Manusia Secara Umum
Oleh:
NAMA
:Mawaddah Tarmizi
DOSPEN :
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALMUSLIM
BIREUEN PROVINSI ACEH
TAHUSN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu
ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang sesuatu hal.
Rasa keingintahuan menjadi pertanyaan yang mendorong manusia untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan tersebut. Jawaban yang ia temukan kemudian membentuk
sebuah pengetahuan. Pengetahuan kemudian dipergunakan manusia untuk kepentingan
kehidupannya. Satu contoh sederhana adalah pengetahuan manusia tentang
air mendidih yang bila mengenai manusia maka akan menimbulkan rasa sakit, kulit
yang melepuh, dan sebagainya. Berdasarkan pengetahuan tadi, maka kemudian
manusia akan lebih berhati-hati dan waspada ketika memasak air atau mengangkat
air yang mendidih.
Manusia
mendapatkan pengetahuannya dengan beberapa cara. Tetapi pengetahuan-pengetahuan
manusia belum layak dikategorikan sebagai ilmu apabila tidak didapati dengan
metode ilmiah baku dan memenuhi beberapa syarat tertentu. Untuk itu perlu
difahami lebih detil tentang apa yang dimaksud dengan ilmu, bagaimanakah sebuah
pengetahuan itu dikategorikan sebagai pengetahuan ilmiah, bagaimanakah
penelitian ilmiah berkembang saat ini juga urgensi studi ilmiah tentang Islam.
Dalam
makalah ini penulis akan membahas mengenai Pengetahuan Manusia Secara Umum :
Bagaimana Cara manusia memperoleh pengetahuan, Pengertian dan perbedaan antara
pengetahuan, ilmu (sains) dan filsafat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara mendapatkan
Pengetahuan ?
2. Bagaiamana pengertian dan perbedaan
pengetahuan,ilmu, dan sain ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Manusia Memperoleh Pengetahuan
1. Trial and error
Trial and
error adalah metode coba-coba, yaitu manusia melakukan percobaan terhadap
sesuatu tanpa melakukan langkah-langkah/desain secara ilmiah untuk menemukan
suatu kebenaran. Dari coba-coba ini manusia mendapatkan pengetahuan melalui
proses pengalamannya (experience) dan metode ini juga dipergunakan untuk
memecahkan suatu masalah .
Karena
pada umumnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu dimulai dari adanya
rangsangan dari sesuatu objek. Rangsangannya itu menimbulkan rasa ingin tahu
(curiosity) yang mendorong manusia untuk melihat.
Dengan
cara trial and error, manusia melakukan percobaan-percobaan. Percobaan yang
tidak berhasil akan dikuti dengan percobaaan baru dengan cara yang berbeda yang
dianggap lebih baik. Berdasarkan cara ini, kesalahan-kesalahan akan kerap
dilakukan manusia sebelum ia menemukan cara yang tepat yang kemudian disebut
dengan pengetahuan.
2. Common sense
Common
sense adalah anggapan umum, yaitu kebenaran atas dasar penglihatan dan secara
kebiasaan bahwa penglihatan itu (objek) merupakan gejala atau tanda akan
terjadi sesuatu. contoh: hari mendung, merupakan tanda akan turun hujan.
Common
Sense diperoleh manusia dari pengalaman sehari-hari. Dengan Common Sense, semua
orang sampai kepada keyakinan secara umum tentang sesuatu. dan mereka akan
berpendapat sama tentang sesuatu tersebut. Seperti api dapat digunakan
untuk membakar, sinar matahari menyilaukan mata, dan lain sebagainya.
3. Pengalaman
Menurut
Jhone Locke, manusia dilahirkan sebagai kertas putih, pengalamanlah yang akan
memberikan lukisan kepadanya.
Menurut
Sidi Gazalba, pengetahuan lazimya diperoleh melalui salah satu dari empat cara,
yaitu : pengetahuan yang dibawa sejak lahir; pengetahuan yang diperoleh
berdasarkan budi; pengetahuan yang diperoleh berdasarkan indera-indera khusus
seperti pendengaran, ciuman dan rabaan; dan atau pengetahuan yang diperoleh
dari penghayatan langsung atau ilham .
Dari
pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa pengalaman terbentuk ketika alat
indera manusia bersentuhan dengan objek atau sesuatu. Seperti rasa gula
diketahui manis setelah indera manusia merasakannya. Pengalaman yang dialami
manusia membentuk pengetahuan-pengetahuan baru.
4. Wahyu
Wahyu yang berasal dari Allah Ta’ala
merupakan sebuah sumber pengetahuan bagi kaum muslimin.[1]
B. Pengertian dan Perbedaan antara Pengetahuan, Ilmu (Sains), dan Filsafat
1. Pengetahuan
B. Pengertian dan Perbedaan antara Pengetahuan, Ilmu (Sains), dan Filsafat
1. Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Usaha manusia untuk tahu
bermula dari rasa ingin tahu yang kemudian membutuhkan jawaban dari rasa ingin
tahu tersebut. Sehingga dapat dijelaskan, bahwa pengetahuan adalah apa yang
dikenal atas dasar hasil dari pekerjaan tahu.
Pengetahuan
dalam bahasa Inggris disebut dengan knowledge. Kata knowledge diartikan
dengan familiarity gained by experience; range of information, atau
pengenalan terhadap sesuatu yang diperoleh berdasarkan pengalaman.
Pengetahuan
manusia dapat dibeda-bedakan dari berbagai segi. Setidaknya pengetahuan manusia
dapat dikatagorikan kepada tiga jenis :
a. Pengetahuan inderawi
Pengetahuan
ini meliputi semua fenomena yang dapat dijangkau secara langsung oleh panca
indera. Pengetahuan inderawi ini memiliki keterbatasan dalam upaya
mencari berbagi fenomena yang dikumulasikan sebagai pengetahuan. Keterbatasan
pengetahuan ini terdapat pada segala sesuatu yang tidak tertangkap oleh panca
indera.
b. Pengetahuan akal
Pengetahuan
akal adalah usaha berfikir manusia hingga ia menyimpulkan hasil dari tindakan
berfikirnya. Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan
riset atau eksprimen, sehingga apa yang berada dibalik pengetahuan dapat
terjangkau oleh akal dan panca indera.
c. Pengetahuan Falsafi
Pengetahuan
ini mencakup segala fenomena yang tak dapat diteliti, tetapi dapat difikirkan.
Batas pengetahuan ini ialah alam, bahkan juga bisa menembus apa yang ada diluar
alam yaitu Tuhan.
2. Ilmu (Sains)
Salah satu
istilah di dalam al-Qur’an yang menunjukkan makna ilmu adalah ‘ilm. Istilah
yang lain adalah ma’rifah yang berasal dari kata ‘arafa. Menurut Dr.
Abdurrahman Saleh Abdullah, ‘ilm lebih tinggi tigkatannya ketimbang ma’rifah,
karena ‘ilm tidak terbatas pada satu aspek pengetahuan sebagaimana tingkat
ma’rifah.
Ilmu dalam
bahasa Inggris disebut dengan science. Kata science diartikan dengan knowledge
arranged in an orderly manner, knowledge obtained by observation and testing of
facts. , atau “pengetahuan yang tersusun secara sistematis, pengetahuan yang
didapat melalui observasi dan pengujian fakta-fakta”.
Ashley
Montagu, sebagaimana dikutip oleh I Nengah Kerta Besung menyimpulkan bahwa ilmu
adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan,
studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang
dikaji.
I Nengah
Kerta Besung juga mengutip pernyataan Admojo yang menyebutkan bahwa ilmu
adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.
Berdasarkan pendapat-pemndapat
diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu (Sains) adalah
pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang didfapatkan melalui metode
tertentu dan telah teruji.
3. Filsafat
Aristoteles
(384-322 SM): Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika,
fisika, metafisika dan pengetahuan praktis .
Filsafat
tidak membiarkan diri terikat oleh satu pandangan atau sudut pendekatan
tertentu, akan tetapi mencoba untuk merangkum segala aspek dan semua segi
kedalam penyelidikannya. Filsafat itu suatu ilmu pengetahuan yang umum. Bukan
dalam arti, bahwa filsafat itu seolah-olah merupakan jumlah dan segala ilmu
pengetahuan belaka, melainkan dari pengertian bahwa filsafat itu tidak
mempelajari suatu bagian tertentu dari kenyataan, dipandang dari sudut pengamatannya
tertentu saja.[2]
Filsafat itu mencoba untuk membahas seluruh kenyataan dengan meneropong dari
segala sudut penglihatan, sebagai obyek dari penyelidikan-penyelidikannya yang
bersifat filsafat. Filsafat memajukan hak bagi dirinya atas pandangan pengetahuan
yang paling luas dan pendirian yang paling utama.
4. Perbedaan Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat
4. Perbedaan Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat
I Nengah Kerta Besung menyimpulkan
perbedaan ilmu dengan pengetahuan sebagai berikut:
a. Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal.
a. Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal.
b. Ilmu bersifat sistematis,
objektif dan diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi, eksperimen,
dan klasifikasi. Analisisnya bersifat objektif dengan menyampingkan unsur
pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh
kedirian atau subjektif).
c. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka.
c. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka.
Adapun perbedaan ilmu dengan
filsafat menurut Endang Saifuddin Anshari adalah sebagai berikut:
a. Objek formal ilmu: mencari keterangan yang dapat dibuktikan melalui penelitian, percobaan dan pengalaman manusia. Sedangkan objek formal filsafat: mencari keterangan sedalam-dalamnya, hingga keakar persolan, sampai kesebab-sebab dan ke ‘mengapa’ terakhir, sepanjang yang kemungkinan dapat dipikirkan.
a. Objek formal ilmu: mencari keterangan yang dapat dibuktikan melalui penelitian, percobaan dan pengalaman manusia. Sedangkan objek formal filsafat: mencari keterangan sedalam-dalamnya, hingga keakar persolan, sampai kesebab-sebab dan ke ‘mengapa’ terakhir, sepanjang yang kemungkinan dapat dipikirkan.
b. Objek materi filsafat ialah:
1) Masalah Tuhan,
sesuatu yang berada diluar jangkauan ilmu pengetahuan empiris.
2) Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu-ilmu pengetahuan empiris.
3) Masalah manusia yang juga belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu-ilmu pengetahuan empiris.[3]
2) Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu-ilmu pengetahuan empiris.
3) Masalah manusia yang juga belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu-ilmu pengetahuan empiris.[3]
Bila
disimpulkan bahwa pengetahuan belum bersifat sistematis, sedangkan ilmu sudah
sistematis. Pengetahuan sifatnya sederhana, sedangkan ilmu sudah lebih rinci
atau tidak sederhana.
Secara
lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan
dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi.
Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa,
di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengetahuan
manusia sebagai sebuah gambaran umum, merupakan hasil proses dari usaha manusia
untuk tahu. Usaha manusia untuk tahu bermula dari rasa ingin tahu yang kemudian
membutuhkan jawaban dari rasa ingin tahu tersebut. Sehingga dapat dijelaskan,
bahwa pengetahuan adalah apa yang dikenal atas dasar hasil dari pekerjaan tahu.
Pengetahuan manusia dapat dibeda-bedakan dari berbagai segi. Setidaknya
pengetahuan manusia dapat dikatagorikan kepada tiga jenis :
a. Pengetahuan inderawi
Pengetahuan
ini meliputi semua fenomena yang dapat dijangkau secara langsung oleh panca
indera. Pengetahuan inderawi ini memiliki keterbatasan dalam upaya
mencari berbagi fenomena yang dikumulasikan sebagai pengetahuan. Keterbatasan
pengetahuan ini terdapat pada segala sesuatu yang tidak tertangkap oleh panca
indera.
b. Pengetahuan akal
Pengetahuan
akal adalah usaha berfikir manusia hingga ia menyimpulkan hasil dari tindakan
berfikirnya. Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan
riset atau eksprimen, sehingga apa yang berada dibalik pengetahuan dapat
terjangkau oleh akal dan panca indera.
c. Pengetahuan Falsafi
Pengetahuan
ini mencakup segala fenomena yang tak dapat diteliti, tetapi dapat difikirkan.
Batas pengetahuan ini ialah alam, bahkan juga bisa menembus apa yang ada diluar
alam yaitu Tuhan.
sejak manusia mengenalkan pengetahuan pada
taraf yang paling rendah sehingga pengetahuan tersebut dapat diproses menjadi
sebuah disiplin ilmu dalam waktu yang cukup panjang. Perbedaan pengetahuan,
ilmu dan filsafat dapat dilihat pada objek material, sistematika dan pengujian
untuk pembuktian kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh, Dr.
Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta, cet ke-1,
1991.
Abdullah, M. Amin. Studi Agama: Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Besung, I Nengah Kerta. Perbedaan
Ilmu dengan Pengetahuan ditinjau dari Filsafat Ilmu. Bali:.
[1] Abdullah,
Abdurrahman Saleh, Dr. Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al Qur’an. Jakarta:
Rineka Cipta, cet ke-1, 1991.
[2].Abdullah, M. Amin. Studi Agama:
Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
0 Response to "Pengetahuan Manusia Secara Umum "
Post a Comment