Makalah Mengindentifikasi Masalah
Oleh:
Nama :Murniati
Nim :A.2115056
/ 4006
DOSPEN :Abdul
Ghani, Lc, MA
.
INSTITUT AGAMA ISLAM ALMUSLIM
BIREUEN PROVINSI ACEH
TAHUN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagaimana
telah diterangkan terdahulu, penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan
ilmiah yang berawal dari adanya suatu permasalahan yang hendak dicarikan
jawabannya. Oleh karena itu, penelitian memiliki pula cirri-ciri kerja ilmiah.
Dua
diantara ciri kerja ilmiah yang sangat penting adalah jelasnya tujuan yang
hendak dicapai dan adanya prosedur pelaksanaan yang sistematis.
Bertujuan,
maksudnya adalah adanya arah yang jelas dan target yang hendak dicapai dalam kegiatan
penelitian itu. Tujuan penelitian selalu dirumuskan dalam kaitannya dengan
usaha pemecahan permasalahan. Adanya tujuan yang jelas dan terumuskan dengan
baik menunjukkan apakah tujuan penelitian itu realistic atau tidak, bermanfaat
atau tidak, dan urgen atau belum urgenuntuk dilaksanakan. Dengan tujuan yang
jelas maka arah kegiatan pun akan jelas, efisiensi kerja akan tercapai dan
motivasi peneliti akan selalu terpelihara.
Maka oleh
karena itu kami perlu menjelaskan identifikasi masalah, rumusan masalah, serta
batasan-batasan masalah..
B. Rumusaan Masalah
1. Bagaimana identifikasi masalah
2. Bagaimana pembatasan masalah
3. Bagaimana perumusan masalah
4. Apa tujuan penelitian
5. Apa manfaat penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi masalah
“ Identifikasi masalah berarti
mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor – faktor yang berupa
permasalahan.mengidentifikasi masalah – masalah penelitian bukan sekedar
mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena
masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau
signifikansi untuk dipecahkan” .[1]
“Identifikasi
masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting
diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut
penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat
studi literatur atau lewat pengamatan lapangan.
Langkah
paling awal yang harus dilakukan oleh peneliti, setelah ia memperoleh dan
menentukan topik penelitiannya adalah mengidentifikasikan permasalahan yang
hendak dipelajari. Identifikasi ini dimaksud sebagai penegasan batas-batas
permasalahan, sehingga cakupan penelitian tidak keluar dari tujuan. Identifikasi
permasalahan terdiri atas dua langkah pokok,
a) Penguraian latar belakang
permasalahan dan
b) Perumusan masalah.
Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah :
1.Bacaan
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat
dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang
mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi
sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak
2.PertemuanIlmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3.Pernyataan
Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai kekuasaan atau
otoritas cenderung menjadi figure yang dianut oleh orang-orang yang ada
dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat
dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan
non formal
4.Observasi(Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar
5.Wawancara
dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat
mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang
sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket
kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan
masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk
mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk
menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah
penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi
untuk mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas.
Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah
penelitian, dapat juga melalui salah satu sumbersaja.
Setelah masalah diindentifikasi,
selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu
penelitian” .[2]
Identifikasi masalah sebenarnya dilakukan untuk menemukan ruang
lingkup masalah tertentu dalam ruang lingkup masalah tersebut misalnya
ditentukan bahwa masalah tersebut dalam
bidang pendidikan,kemudian dipilih sala satu masalah sesuai dengan kemampuan peneliti
baik dari segi pelaksanaan ataupun kurikulumnya.
B. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah berkaitan dengan
pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah diidentifikasikan .Dengan
demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus ,lebih sederhana dan
gejalanya akan lebih muda kita amati karna dengan pembatasan masalah maka
seorang peneliti akan lebih focus dan terarah sehingga tau kemana akan
melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya .
”Batasan
masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang
terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal
ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh
dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian
banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan
dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan
masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari
beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan
masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi
masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan
dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah
tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang
rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu
seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja
seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa
rendah).
Dapat
pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu
menegaskan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan
memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal,
dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja
(ketepatan waktu kerja), keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar
melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak
menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan berbanding
waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari
hasil karya).
Pilihan
makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya: (1)
membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau
dua dari yang sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3)
memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”.
Seperti dalam contoh : Jadi, jika masalahnya berupa “prestasi kerja karyawan
yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya: kreativitas kerja yang rendah,
kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas) yang rendah,
loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih,
dibatasi) tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai
faktor penyebab rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi
karyawan. Jika yang jadi masalah kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan,
maka yang disebutkan (dituliskan) adalah bahwa yang akan diteliti (dipilih,
dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan pengelolaan fasilitas.” [3]
“Contoh
Buatlah pembatasan masalah dari
judul di bawah ini.
Judul :
Pelaksanaan Pengajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam UpayaPembentukan Wawasan Kebangsaan pada Siswa Kelas VIII
SMP Muhammadiyah 4 Delanggu Tahun Pelajaran 2007/2008
Pembatasan
masalah :
Suatu penelitian agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang terlalu jauh haruslahditentukan pembatasan masalah
penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Objek
Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini
adalah pelaksanaan pengajaran pendidikan kewarganegaraan dalam upaya
pembentukan wawasan kebangsaan pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4
Delanggu Tahun Pelajaran 2007/2008.
2. Subjek
Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini
adalah guru pendidikan kewarganegaraan kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Delanggu
Tahun Pelajaran 2007/2008.”
C. Perumusan masalah
“Rumusan
masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang
perlu dijawab dengan penelitian.Perumusan masalah merupakan pernyataan yang
lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah”
“Rumusan masalah adalah pertanyaan
penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya,
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian
akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si
peneliti. Masalah yang dipilih harus “researchable” dalam arti masalah tersebut
dapat diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan
perumusan yang jelas, peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel
apa yang akan diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai
tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang jelas, akan dapat dijadikan
penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya Berdasarkan pandangan di atas, dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
masalah penelitian, antara lain adalah :
1. Rumusan
masalah hendaknya singkat dan bermakna Masalah perlu dirumuskan dengan singkat
dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan
dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk
kalimat Tanya Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat
pertanyaan, bukan kalimat pernyataan
3. Rumusan
masalah hendaknya jelas dan kongkrit Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit
akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki,
mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa
tujuan yang diharapkan.
4. Masalah
hendaknya dirumuskan secara operasional Sifat operasional dari rumusan masalah,
akan dapat memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel dan sub-sub
variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya.
5. Rumusan
masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data
di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah
penelitian tersebut.
6.
Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan
simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum,
hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional”[4]
D. Tujuan penelitian
Dalam
kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang kadang sulit dan melelahkan
tapi dibalik semua itu penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh
peneliti ada beberapa tujuan yang hebdak dicapai dapat dilihat diantaranya :
1. Memperoleh informasi baru
Penelitian
biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika
dilihat dari aspek sipeneliti walaupun mungkin sala satu data atau fakta
tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu yang lama namun
apabila data tersebut baru diungkap atau disusun secara sistematis oleh seorang
peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data tersebut adalah data
baru .
2. Mengembangkan dan menjelaskan data
penelitian
Ketika
para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan
terjadinya pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia – sia .Mereka
perlu menggali dari variasi sumber – sumber pengetahuan yang relevan agar dapat
menerangkan pentingnya permasalahan yang hendak dicapai dengan melakukan
pengembangan dan usaha penjelasan melalui teori yang didukung oleh fakta –
fakta penunjang yang ada peneliti akan dapat sampai kepada pemberian pernyataan
sementara atau hipotesis penelitian.[5]
Tujuan
penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian .Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian
dengan kata lain rumusan tujuan penelitian sejajar dengan rumusan masalah
penelitian perbedaanya hanya terletak pada cara merumuskannya. Masalah
penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan
penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.Tujuan penelitian terdiri
dari tujuan umum dan tjuan khusus.Tujuan umum menggambarkan secara singkat
melalui satu kalimat yang ingin dicapai dalam penelitian .Tujuan khusus
dirumuskan dalam bentuk butir – butir misalnya (1,2,3) yang mengacu pada
rumusan masalah yang lebih spesifik.
“Rumusan tujuan penelitian harus selalu konsisten dengan rumusan masalah.
Berapa banyak masalah dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai.
Untuk itu, perlu ditetapkan suatu tujuan penelitian berdasarkan persoalan yang
dipilih. Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk perancangan proyek
penilitian, untuk pemilihan metode yang paling tepat dan untuk pengolahan
proyek setelah dimulai serta memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir.
Menurut Sugiono (1999)
Tujuan penelitian hendakanya harus dirumuskan secara spesifik dan jelas yaitu
mengenai kejadian apa, dimana, bilamana terjadinya dan bagaiamana. Kaburnya
tujuan penelitian akan berakibat kaburnya hasil penelitian yang akan diperoleh.
Dengan menentukan tujuan penelitian secara singkat dan jelas, researcher
dapat menyaring data apa saja yang benar-benar diperlukan artinya yang relevan
terhadap persoalan, sehingga dengan demikian akan mempermudah pembuatan daftar
pertanyaan (questionnaire) yang akan dipergunakan untuk memperoleh data
tersebut”.[6]
E. Manfaat penelitian
“Manfaat penelitian menunjukkan pada
pentingnya penelitian dilakukan ,baik untuk pengembangan ilmu dan rferensi
penelitian lebih lanjut dengan kata lain manfaat penelitian berisi uraian yang
menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti”[7]
“Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk semua pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini,
baik manfaat secara praktis maupun secara teoretis.
ManfaatPraktis
Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
ManfaatPraktis
Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sastra lisan, serta untuk memperoleh
pengalaman menganalisis Struktur puisi lisan, konteks penuturan, proses
penciptaan dan fungsi umpasa pernikahan Simalungun.
2. pembaca, penelitian ini dapat
memberikan informasi secara tertulis maupun Bagi sebagai referensi mengenai
sastra lisan yang ada di Batak Simalungun tepatnya mengenai umpasa
pernikahan Simalungun.
ManfaatTeoretis
Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
study/kajian sastra lisan.
2. Bagi kajian kesusastraan, manfaat
penelitian ini yaitu memberikan sumbangsih maupun rujukan referensi bagi para
peneliti sastra lisan, khususnya umpasa Simalungun.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
pembuatan suatu penelitian diperlukan pengidentifikasian masalah terlebih
dahulu yaitu pencarian dan pencatatan masalah kemudian setelah itu barulah
diadakan pembatasan masalah yaitu pemilihan masalah dari berbagai masalah yang
ada agar pembahasan lebih focus
dilakukan setelah memperoleh batasan masalah barulah mulai perumusan
masalah,masalah yang dirumuskan harus jelas karena dengan
perumusan yang jelas diharapkan dapat mengetahui variabel apa yang akan diukur
untuk mencapai tujuan penelitian. Sehingga hasil yang kita peroleh bisa membawa
manfaat baik bagi peneliti ataupun bagi masyarakat
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas penulis menyarankan agar terus menggali dan menggembangkan
pengetahuan mengenai metode penelitian pendidikan ,penulis juga mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Setyosari Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan
pengembangan . Jakarta: Kencana.
Amel,2010,http://callmeamel.blogspot.com/2010/07/identifikasi-rumusan-dan
batasan.html, 7 November 2012
Tahir Muh.2011.”Pengantar Metodologi
Penelitian Pendidikan”.Universitas Muhammadiyah Makassar
Darmadi Hamid.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta
Dudeja Anshul,2011,http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/makalah-pengertian-identifikasi-masalah.html ,7 November 2012
Saragih Ferdinaen,2011, http://sigodangpos.blogspot.com/2011/11/manfaat-penelitian.html
2010,
7 November 2012
[2].Amel,2010,http://callmeamel.blogspot.com/2010/07/identifikasi-rumusan-dan
batasan.html, 7 November 2012
[3]. Tahir Muh.2011.”Pengantar Metodologi Penelitian
Pendidikan”.Universitas Muhammadiyah Makassar
[5] . Darmadi Hamid.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta
[6] . Dudeja Anshul,2011,http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/makalah-pengertian-identifikasi-masalah.html ,7 November 2012
[7] . Saragih Ferdinaen,2011, http://sigodangpos.blogspot.com/2011/11/manfaat-penelitian.html
2010, 7 November 2012
0 Response to "Makalah Mengindentifikasi Masalah"
Post a Comment