“MAAF” Ku Cinta, Tapi Ku Tak Bisa


By: Agsal RJ



Mencintai bukan semestinya harus memiliki, Ibarat Pepatah Aceh “Jak ube lot tapak, duk ube lot punggong,Ngui beulaku tuboh, pajoh beulaku atra,Jak beulaku linggang, pinggang beulaku ija”.

***

Kalimat itu terus saja mengguluti alam pikir bawah sadar pemuda paruh baya itu, gelap gemuruh setiap tatapan matanya menggambakan seolah ia sedang berputus asa akan sebuah mimpi besar yang membuatnya bimbang dalam mengambil satu kesimpulan kemana selanjutnya ia akan melangkah.

Melihat kebelakang, membuatnya ingin berhenti mengakhiri semua yang sudah dibangun sejak empat tahun sudah terlewati. Melihat kedepan, membuatnya untuk terus berjalan hingga ia sampai disatu tempat dimana titik yang telah ia garis dalam biografi hariaanya empat tahun lalu akan ia capai.

Dikala umur sudah hampir beranjak dua puluh tujuh tahun suda, dihabiskan dalam menikmati proses demi proses disetiap nafas yang berhembus seakan telah sampai dimana ia harus bersikap sedewasa mungkin. Bagi sebagian orang berpikir bahwa tak ada gunanya untuk terlalu bermimpi menjadi orang besar kalau kita tidak mau dihadapkan dengan sebuah pengorbanan yang besar juga.

Aan nama sapaan akrab sang pengelana muda paruh baya itu. ia kini yang sudah melewati berbagai proses dalam menjalani hidupnya sebagai seorang khalifah, terdiam kaku dengan satu persoalan yang terlihat kecil tapi menyanyat batin mata hati sebagai seorang manusiawi.

Jauh dari apa yang sedang ia bangun, tiba-tiba saja ia jatuh dalam buaian yang seharusnya tak perlu untuk terlalu dibawa perasaan hati mendalam. Kala perjumpaannya dengan sosok yang membuat ia terjebak dalam rasa semu, seakan indahnya hidup karena cinta membuatnya menuai petaka. Konflik batin yang menyengat manis dirasa, pahit dijalani.

Apa nak dikata kala cinta datang diwaktu yang kurang tepat niscaya petaka jadilah akibat sang pujangga cinta. Hehehehe....!!! Miris Bukan.

Itulah ia Aan, sang pujangga yang terjebak cinta.

***

Gadis Ayu, lugu nan manja telah berhasil merasuki setiap bualan-bualan kalimat syahdu yang hampir setiap saat ia lontarkan. Seiring berjalannya waktu, ia terus berdendang merdu dalam seribu bait-bait kalimat syahdu yang awalnya hanya sebatas sapaan penyair bisu.

Seminggu sejak pertama bertemu, hubungan yang awalnya terlihat tabu, tapi malah tumbuh dan membeleggu menjadi sebuah ikatan semu.

Caca nama sosok gadis lugu itu.

Setelah sekian lama menunggu kini ia pergi jauh hanya meninggalkan rasa rindu. Rindu akan dimana ketika dulu sempat berharap untuk menyatu.

Sore itu, Kala Aan sedang menikmati sejuknya udara dipantai semenanjung teluk kota seribu Bidadari tiba-tiba ia dikejutkan dengan satu pemandangan yang tak asing dari sejuta ragam manusia yang datang berlibur kesana. Suasana yang awalnya sejuk tiba-tiba berubah gemuruh disaat ia melihat dua orang yang dikenalnya begitu dekat selama ini, Caca dan Angga.

Mereka tiba-tiba saja sedang asik jalan sambil bercerita disambut tawa Caca yang khas dipinggiran pantai sambil sekali-kali saling berlarian kecil sambil bercanda ria melompati gemuruh ombak laut pinggiran pantai. Bahkan tak terlihat sesuatu yang canggung diantara keduanya, mereka malah nampak begitu mesra dan saling ceria satu sama lain.

Sekali-kali Angga menarik tangan caca sambil melempar senyum, caca pun ikut sekali-kali menyandarkan kedua tangannya dipundak sebelah kanan Angga kala sedang bercerita akan indahnya suasana pemandangan sore itu.

Lantas raut wajah Aan pun seketika berubah kusam, ia tak lagi berlama-lama untuk bergegas meninggalkan tempat yang sedang diduduki kala itu. lima menit berlalu Aan memutuskan kembali ke rumah dengan suasana hati gugup, gemuruh, tampak lesu dan wajah kusam.

***

Langit mulai gelap, cahaya mentari mulai hilang. Disambut terangnya rembulan tampak begitu indah dikala ia ditemani sang bintang yang berhamburan. Aan terlihat sedang duduk depan teras jendela kamarnya menatap arah langit, Ia terlihat sedang termenung sendiri hanya ditemani secangkir gelas kopi hangat malam itu.  Sekali-kali ia memegang Album Foto, sambil melihat beberapa lembar foto saat masa-masa ia menjadi pemain Basket di SMA dengan beberapa temannya termasuk Angga.

Tiba-tiba Hp gengaman Aan nada dering panggilan masuk berbunyi atas nama Caca. Aan tak menggubrisnya, ia malah memilih membiarkan tergeletak begitu saja dikamarnya. Berkali-kali nada panggilan dengan contak yang sama pun kembali berbunyi, tapi tetap saja Aan biarkan begitu saja.

“Aan, itu Hp mu bunyi kenapa gak diangkat”, Kata Bunda yang masuk mendatangi kamar Aan.

“Ini udah beberapa kali lho nak, Bunyi Hp mu”, Tegas Bunda. Lalu, bunda pun melihat Nama panggilan masuk yang tertera dilayar Hp nya Aan tertulis Caca.

“Nak, ini dari caca lho, kok gak di Angkat, kasian sudah berkali-kali ia menelpon”, Kata Bunda sambil mendekat ke Aan.

“Emmmm....., kenapa?, kamu lagi ada masalah ya Nak”, Tanya Bunda.

“Gak bun”, Jawabnya.

“Jangan Bohong, Bunda lebih paham dan lebih kenal anak kesayangan Bunda. Bunda merhatiin kok sepertinya kamu lagi memirkan sesuatu”, Sambungnya.

“Emang salah ya Bun, kalau kita suka dan menaruh perasaan kepada seseorang”, Jawab Aan.

“Lho...lho, kok bisa tiba-tiba kamu ngomong betigu?, Jangan-jangan ini ada kaitannya dengan caca, ya Nak?”, Tanya Bunda dengan wajah penasaran dan bingung.

“Gak sih Bun, cuma..... gimana ya, ngomongnya, Aan bingung aja. Kok bisa tiba-tiba aku ngerasa gelisah gtu Bun”, Jawabnya.

“Emmmmmm......., kalau memang kamu lagi ada masalah cerita ke Bunda, siapa tau bunda bisa ngasi solusi. Gak baik lho sebagai seorang pria, kalau kita menyakiti hatinya perempuan, apalagi kalau seandainya ia adalah wanita baik-baik!, tanpa adanya alasan dan kesalahan yang fatal, tentunya”, Jelasnya.

“Gitu!, yaa Bun. Berarti aku gak salah kan kalau tanpa sepengetahuan, karena sudah dekat, sering bercerita, merasa nyaman, lalu aku mulai menaruh perhatian dan memendam rasa suka?”, Tanyanya.

“hehehe..., jadi ini ceritanya anak bunda sedang jatuh cinta yaa?. Siapa dia sosok gadis itu?, apa kamu benar-benar sudah memikirkan semua dengan matang? Lalu apakah ini sudah tepat waktunya untuk kamu melangkah ke situ?”, Tanya Bunda.

Lantas mendengar pertanyaan tersebut Aan terdiam begitu saja, suasana pun berubah menjadi hening. Bunda mendekat sambil tangannya mengusap rambut kepala Aan dari belakang, lalu menunjukkan arah cahaya Bulan yang tampak begitu indah dikelilingi taburan bintang-bintang kala itu dan berkata.

“coba kamu lihat bulan itu, indah bukan?. Lalu, lihatlah disekelilingnya berapa banyak bintang-bintang yang berhamburan ikut menemani?. Lantas adakah dari sekian banyak bintang-bintang tersebut yang tidak berkedip sama sekali?, Tanyanya sambil mencoba menghibur Aan.

“itu pertanda bahwa dalam hidup ini ada saat dimana kita dihadapkan dengan sesuatu yang kadang membuat kita bahagia tapi yang lain belum tentu merasakan hal yang sama. Begitu juga dengan cinta, kadang kala ia bisa datang di waktu yang tepat, kadang kala ia juga datang diwaktu yang tidak tepat. Tapi, Yakinlah yang namanya cinta sejati itu, cepat atau lambatkah ia datang hanya waktu dan masa yang akan menentukan. Sebab, yang namanya jodoh itu, sudah menjadi takdir yang maha kuasa, tinggal kita terus mencari hingga menemukannya. Sejatinya cinta bukanlah disaat kita hanya mampu saling melengkapi satu sama lain, melainkan kita mampu untuk memahami bahwa ketika kita akan memilih untuk menjadi bahagia tak ada satupun hati diantaranya telah merasa tersakiti”.

Malam itu pun berlalu begitu saja. Saat larut tiba Aan kembali masuk ke kamarnya dan Bunda pun melanjutkan untuk beristirahat.

***

Kesesokan harinya, Aan sudah mulai terlihat sedikit ceria, nampaknya nasehat dari ibundanya semalam membuat angga sudah memutuskan untuk memilih satu langkah pasti. Ia mulai bergegas pergi berniat menjumpai Caca sambil berpamitan kepada Bundanya.

“Bun, Aan berangkat dulu yaa”, Pamitnya.

“Iya nak, Oea....... Ingat apa pesan terakhir mendiang Bapakmu dulu, Ibu harap kamu jangan lupakan itu”, Pesan Bunda.

Aan langsung bergegas pergi, hari itu ia berniat untuk menjumpai Caca. Ia mulai mengatur tempat mereka untuk bertemu disebuah kafe kedai kopi tempat pertama kali mereka sempat bertemu. Lima belas menit Aan menunggu, tiba-tiba orang yang ditunggu pun mulai menampakkan batang hidungnya.

“Hai...udah lama menunggu?”Tanya Caca.

“Lumayan sih”, Sahutnya.

“Sorry, tadi ada sedikit urusan yang harus diberesin dulu”, Imbuh Caca.

“Iya gak apa-apa”, Jawab Aan. “Ca, maaf yaa semalam aku ketiduran, jadi gak sempat angkat hp”, Lanjutnya.

“Oooo... ia An, gak apa-apa. Sebenarnya aku pingin ngomongin sesuatu, Cuma Ya sudahlah lupakan aja, sudah gak penting”, Sambungnya sambil tersenyum.

“gtu ya Ca, Maaf yaa aku gak tau soalnya”, Sahut Aan.

“Sebenarnya hari ini aku pengen ngomongin sesuatu sama kamu ca, Cuma yaa, gimana ya bingung mau mulai dari mananya”, Lanjut Aan dengan raut wajah terlihat kaku.

“Emang mau ngomongin apa, kok tiba-tiba bersamaan gini?”, Tanya Caca.

“Aku cuma, pengen jujur ke kamu ca, tentang hubungan ini. Aku merasa bahwa selama ini perasaan ku ke kamu sudah melebihi sebagai seorang teman ca. Jujur aku juga bingung dengan semua rasa ini, selama ini aku tak berani untuk kamu tau dan harus terjadi pada akhirnya berujung seperti ini”, Ungkap Aan mulai terbata-bata.

Caca terdiam dan hanya diam, suasana hening pun mulai teriring.

“kamu tak perlu takut ca, dan kamu juga tak perlu untuk menjawab apa-apa. Karena aku juga sudah tau kalau sebenarnya selama ini, kamu sudah menjalin hubungan dengan orang lain dan dia Angga kawan karibku satu SMA dulu. Aku paham dan mengerti dengan keadaan ini”, Jelas Aan.

“Maaf An, bukan aku tak menghargai perasaan ini, aku yang salah kalau selama ini aku tidak memberitahumu tentang semua ini, seharusnya tidak akan terjadi seperti ini dan kamu juga tak sepenuhnya salah dalam hal ini”, Jawabnya.

“mungkin lebih baik aku harus mengakui dan mengakhiri kalau hubungan ini cuma cukup sampai disini ca. Aku juga akan pergi, biarkan ini menjadi sesuatu yang akan indah untuk kukenang nanti, aku juga tak sanggup untuk terus memendam rasa ini”, Jelas Aan lagi.

“kudoa’kan semoga kau bahagia nanti”, Lanjut Aan.

Lantas, Aan dan Caca beranjak pergi satu sama lain dan saling mengerti untuk memahami. Namum, ada satu hal yang tak sempat dikabari kalau sebenarnya hubungan Caca dan Angga juga sudah terlanjur diakhiri. Meski sebenarnya mereka juga saling menaruh hati satu sama lain. Tapi caca memilih membiarkan Aan pergi, pergi untuk kembali dan berharap mereka bisa saling intropeksi untuk kemudian saling menanti satu sama lain untuk suatu saat nanti.





Si Manis Km10

Oleh : Mr. RJ

“pertemuan pertama menyisahkan rasa penasaran, pertemuan kedua menyisakan rasa rindu, dan pertemuan ketiga menyisahkan sebuah kenangan baru, dan aku belum ingin untuk dipertemukan dengannya”

Itulah goresan untaian kata tentang awal dari pertemuan kala itu, pertemuan di alam yang tak nyata menurutku. tak banyak yang tersirat, hanya saja aku seperti menemukan suatu perbedaan unik dari sosok gadis yang kusebut si manis km10 tersebut. Parasnya yang anggun, sederhana, serta prilaku yang welcome membuat dia mudah berteman dan dekat dengan siapa saja yang baru dikenalnya.

Wajar, jika setiap yang sedang dekat dan mengenalnya mudah jadi baperan. Bahkan, mungkin bisa jadi barangkali tak sedikit juga yang ikut menaruh perasaan padanya, dan itu sah-sah saja. Toh, yang namanya manusia itu ia bersifat baharu (berubah-ubah) dan jatuh cinta meski lalu belum tentu balik dicintai itu adalah sebuah kewajaran dan normatifnya sikap seorang manusia.

Karena jika bicara persolan cinta, bukanlah sebuah ukuran yang dapat didefiniskan sebagai suatu yang mesti dan harus dimiliki seutuhnya. Melainkan ia hanya sebuah perasaan yang kadang kala secara spontanitas datang begitu saja tanpa di undang, lantas ia juga akan pergi dan hilang seenaknya saja tanpa mengenal batas waktu, usia, jarak dan juga norma-norma moralisme. Sehingga yang menjadi tolak ukur dari sebuah cinta itu, bukanlah pada berapa lama kita sudah mencintai lalu dicintai, melainkan ada pada seberapa jauh kita meski terus sanggup berkomitmen untuk dapat menjaga dan mempertahnkan sebuah cinta tersebut.

Ibarat kata pepatahnya seorang pujangga cinta “Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad. Cinta sejati tak datang begitu saja. Banyak proses yg harus dilalui bersama, menderita, menangis, dan tertawa bersama, meski terkadang apa yang kita fikirkan tidak sejalan dengan apa yang kita lalukan. Belajarlah jujur pada diri sendiri, lakukan apa kata hati, sehingga kamu tidak perlu lagi menyembunyikan apapun dalan hidupmu” #Khalil gibran.

***

Lantas , apa yang membuatku melihatnya menjadi Istimewa. Yaa... tentu saja bukanlah apa yang dilihat banyak orang lain. Sebab, aku bukan hanya sekedar melihat, melainkan lebih kepada kata memperhatikan. Wajar, jika dari segi makna dan cara pandang akan berbeda, tapi, Yaa...!!! Itu lumrah dan sangat manusiawi menurutku.

Meski awal yang tak berjalan seperti orang biasanya, aku hanya menyimpulkan dengan satu kata, yang menurutku saat itu pantas untuk “Mengagumi” nya. Sebab bagiku mengagumi sesuatu bukanlah lahir dan muncul tidak karena atas dasar suatu yang dilengkapi dengan pengenalan lebih jauh dan mendalam. Tentunya hal itu kuputuskan dengan berbagai pertimbangan dan juga dasar kenyataan yang ada.

Disatu sisi ia terlihat biasa saja, tapi disisi lain ia telah mampu meracuni pikiran dan mata batinku kala itu.

Bahkan tak banyak juga yang ku ketahui tentang pribadinya, lantas perasaan itu mengalir begitu mudah dan hari-hari ku pun sempat larut dalam memikirkan dirinya. Aku mulai banyak menghabiskan waktu untuk sedikit lebih dekat dengannya.

***

Si Manis KM10, Itu sebutan nama yang kuberi.

Sosok gadis manis, manja, lugu, sederhana, periang dan mudah bergaul berhasil membuatku dimabuk kepayang “mengaguminya” sampai berakhir  aku mulai jatuh cinta dibuatnya. Disatu sisi ia termasuk kategori humoris, tapi disisi lain kadang aku menilai sikap humorisnya adalah bagian dari hal yang membuat setiap orang berada didekatnya lalu berteman akan sangat mudah menaruh harapan atau berharap lebih, berharap bisa melebihi teman jelasnya.

Ia memang bukanlah sosok yang luar biasa sangat cantik rupanya, bukan juga yang paling cantik diantara gadis-gadis cantik lainnya. tapi ia memiliki satu keistimewaan akan kepribadian yang ia miliki, istimewa dalam artian aku melihat sosok si Manis KM10 itu memiliki sisi dimana ia adalah wanita yang bisa dinilai mandiri. Mandiri dengan kesehariaanya yang tak dimiliki oleh kebanyakan generasi milenial lainnya disamping sibuk kuliah tapi masi sempat meluangkan waktu membantu usaha keluarganya dalam mencari nafkah, dan itu sangat luar biasa bagi generasi Era Milenial ini.

Memang semenjak aku mengenalnya, tak banyak yang kutahu baik sisi kepribadian bahkan sisi lainnya secara detail dan menyeluruh akan sosok si Manis KM10. Namun, setidaknya walau cuma  hanya sejenak saja, aku menyakini kalau ia adalah sosok yang sangat pantas untuk di cintai meski terkadang harus berakhir dengan mencintai bukan untuk berharap dicintai kembali, sebab cinta bukanlah sesuatu yang mesti harus dipaksakan untuk dimiliki.

***

“Assalamualikum” adalah sapaan awal mula dari kisah perkenalan singkat yang terlewati. Tentunya, itu akan mengundang banyak persepsi makna dan maksud dari pesan awal kita berkenalan, tepatnya 22 Januari kala itu aku memulainya dengan komunikasi chattingan akun media sosial. di awal memang terkesan tak begitu akrab, pertanyaan singkat yang ikut dibalas jawaban singkat pula terus saja bermunculan di inbox akun media sosialku. “Ah......., ternyata ia sedikit cuek, gumanku”.

Lantas, kemudian suasana pun mulai mencair saat ku coba dengan beberapa pertanyaan spontan, seolah-olah aku telah lama mengenalnya. Padahal selama ini aku cuma mencari dan mengumpulkan banyak informasi tentang dia sosok gadis si manis KM10, disitulah juga muncul secara bersamaan rasa kekagumnaku, semakin hari semakin aku terperosok akan untaian bualan-bualan kalimat-kalimat aneh bak seorang pujangga cinta. Hehehehe....  

***

Lambat laun seiring berjaannya waktu, tiga bulan sudah tanpa kusadari itupun mengalir begitu saja, kami telah saling mengenal satu-sama lain. Namun uniknya diantara aku dan dia, kita tak pernah satu kali pun berjumpa di dunia nyata. Hal itupun terjadi dengan sendirinya, kita hanya dekat melalui dunia maya “sosial media” saja. Meski berada dalam satu kota yang sama dengan jarak yang tak terlalu jauh, Namun kita terasa sangat berdekatan satu sama lain sebagai seorang teman. Keakraban yang seolah-olah itu seperti telah banyak melewati keseharian yang seakan kita sering bertatap muka secara langsung.

Sehingga setiap apa yang telah terlewati terkesan begitu hambar, tak ada titik terang akan apa maksud dari semua ini. Hubungan yang diawali secara spontan, tanpa bertemu, tapi kita terkesan seperti sudah lama berjumpa lalu sudah lama mengenal. Cerita demi cerita terus saja mengalir setiap harinya akan rutinitas keseharian ia yang terlihat melalui media sosial, mulai saling berbagi keluh-kasah, becanda ria, menanyakan kabar, hingga sekali-kali diiringi candaan gombalangombalan kecil yang tak dianggap begitu serius.

Uniknya, Aku seperti menemukan satu kenyaman dari kondisi saat itu. entah apa yang telah kulakukan, memang sangat sulit disadari, bagaimana bisa kenyamanan itu datang dari sebuah komunikasi di alam tak nyata. Semu rasanya..... “Ah... sepertinya aku mulai baperan”, Gumanku  malam itu.

wajar tak wajar, itu sudah terjadi. Lantas aku tak berharap banyak, setidaknya aku menemukan cinta dalam sebuah persahabatan dan kenyamanan dalam berteman, itu sudah melebihi dari cinta yang sebenarnya.

Aku kembali berfikir, inilah hidup yang kadang kita sulit menebak apa yang sebenarnya kita cari dan kita butuhkan. Tapi bagiku mengenalinya adalah suatu kebetulan dan juga anugerah terindah, saat orang yang ku kagumi mesti tak pernah bertemu dan tak saling menyayangi, hanya bisa saling mengenali saja sudah cukup.

Semenjak itu pula, aku memutuskan bahwa yang namanya cinta bukanlah satu kebetulan, tapi sebuah perasaan yang kadang kita tak tau kapan ia akan datang dan kapan ia akan pergi menghilang. Sebab bagiku mengaguminya saja berarti sudah melebihi dari kata telah mencintainya. Sebab bagiku cinta itu hanya omong kosong belaka, tak perlu ada kata cinta dalam sebuah hubungan yang kita jalani, lantas jika berteman itu akan lebih baik, berarti sudah cukup.

Lain halnya jika bicara untuk hidup bersama, sebab itu adalah urusan jodoh, dan jodoh sudah ada yang mengaturnya. Kalaupun takdir sudah mengatakan kita berjodoh pasti ia tak akan lari kemana, sebab yang namanya jodoh pasti akan datang dan bertemu disaat dalam kondisi dan situasi serta diwaktu yang tepat.

Hidup dan matinya kita sudah ada yang mengatur, tugas kita hanya merencanakan pengaturannya. sebab sebaik-baiknya rencana yang kita buat tak akan lebih baik dari sang penguasa rencana. Biarkan semua saja mengalir seadanya, toh juga tak ada yang pantas dan bisa dipaksakan dengan kehendak kita semata. Kalaupun itu baik menurut kita belum tentu baik menurut-Nya. Maka tugas kita sebagai seorang insan hanya saling menjalin dan menjaga silaturrahmi bukanlah saling membenci satu sama lain.

Itulah ia “si manis KM10”, sosok yang sangat kukagumi. Aku mengagumi kesederhanaanya, mengagumi kepribadiannya, mengagumi keunikannya, dan mengagumi kepolosan yang ia miliki hingga ia terlihat dan terkesan istimewa dimataku. SESEDERHANA ITU SAJA...!!!. tak lebih dan tak berharap menjadi lebih.


Chemistry Itu Bernama “KIRANA”

By: Mr. Rj


 “indah Malam karena bulan, indahnya pagi karena sinaran mentari, indahnya taman karena mawar, indahnya hidup karena cinta dalam berteman”

***

Itulah perumpamaan dasar yang dilukiskan sang pujangga tentang awal “how about love” bagaimana itu cinta?. Bagi sebagian orang cinta itu terkadang buta, menantang, menggairahkan, bahkan juga bisa jadi sangat memilukan dan mematikan. Tergantung kapan saatnya ia mengalir dan bagaimana ia tiba-tiba muncul kemudian dijalani oleh setiap insan.
“Cinta” Cuma satu kata, tapi mengandung banyak makna yang tersirat didalammnya. Jika dilihat, kadang ia bagaikan sebuah bentuk menyerupai rembulan tak memiliki sisi, hanya ada gelombang yang kadang ia bersinar terang kadang juga ia menjadi begitu redup mekipun padahal ia itu selalu ada.

***

Kirana, begitu nama itu disebut. Tak ada yang lebih dari sosok gadis bernama kirana itu, hanya saja ia seperti memiliki satu keunikan sisi pandang yang ditemui oleh Arya. Sebut saja nama pemuda pengagum itu Arya. Kala itu arya, seorang pemuda yang menghabiskan setiap detik jatah sisa hidupnya berada pada garis keras perjuangan dan tantangan mengejar impian demi masa depan bangsa cerah dan gemilang.

Ia adalah seorang aktivis mahasiswa yang dimasa itu sibuk dengan berbagai konsep pergerakan merubah sistem negeri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ia sibuk dalam gerakan-gerakan menyuarakan keadilan bagi rakyat. Saat negara dan sistem dibuat oleh pemangku kebijakan publik ada yang dilihatnya bergeser dari nilai-nilai dan norma pro-kerakyatan, ia tak pernah sungkan-sungkan dan tinggal diam untuk tak beraksi. Itulah dia sosok arya mahasiswa fakultas ilmu seni budaya di salah satu Universitas ternama di daerah tempat ia tinggal.

Bagi arya, hidup bukanlah sebuah pilihan yang harus dijalani oleh setiap insan. Melainkan hidup adalah sebuah perintah yang setiap manusia wajib dan berhak mempertanggungjawabkan dari apa yang mereka lakukan didunia ini. Tak ada manusia yang istimewa, melainkan ia yang mampu menjalani proses dalam kehidupan ini dengan saling mengutamakan kepentingan keummatan yang adil, makmur dan diridhai Allah swt. Itulah sisi kepribadian Sosok Arya yang membuat hatinya merasa “terpenjara” saat ia bertemu dengan seorang gadis impian bernama kirana Itu.

***

Awal februari. kala itu, arya sedang berada disebuah kota tempat kirana mengemban study disebuah universitas ternama dipusat ibukota provinsi. Secara tak sengaja mereka bertemu dalam sebuah kegiatan perkumpulan delegasi mahasiswa se-nusantara. Ia dan kirana saat itu sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan bergengsi tersebut. Lantas apa yang membuatnya merasa dihantui oleh sosok kirana,,, saat itu?!!.

Mmmmm......, jika dilihat, tak ada yang terlalu istimewa. Meski parasnya yang bisa disebut cantik, tapi itu bukanlah menjadi satu ukuran yang menghipnotis si “wak gengs” sebutan arya hingga merasa hatinya “terpenjara” dibuat oleh kirana. Sebab jika persoalan cantik saja, maka diantara 100 jumlah delegasi perempuan yang hadir saat itu, kirana bukanlah satu yang tercantik dari sekian banyak peserta, bisa dibilang ada lain juga tak kurang “lebih” cantik didalam forum tersebut.

Lantas apa?!,,, Yah.... bisa dikatakan, lantas karena rasa “chemistri” lah yang membuat arya terhipnotis dengan wanita berparas ayu, lugu dan sederhana itu. Hehehe.... 


Aneh bukan, yaaa.... memang sangat aneh. Cinta itu memang hal yang selalu terksesan aneh dan gila kalau kata para pujangga cinta. Seperti yang pernah ditulis dalam bukunya seorang pujangga cinta tuan guru Khalil Gibran : “Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad”

Mungkin itu menjadi salah satu tolak ukur bukti yang cukup kuat, kenapa cinta itu dikatakan chemistri. Ya karena ketika kita merasa cocok dan serasi, maka saat itulah kita merasa bisa hidup dalam sebuah kebersaam yang unik dan abadi, begitu juga yang dirasakan wak gengs saat itu.

***

Tiga hari berlalu, ia tak banyak berbicara dengan kirana. Mereka hanya dipertemukan dalam sebuah forum, lalu Arya dan kirana Cuma sekedar berkanalan singkat saja disela-sela saat diskusi. Dan kemudian mereka Cuma saling berbagi sedikit pengalaman singkat di daerahnya masing-masing selama menjadi anggota penggerak se-profesi aktivis mahasiswa saja.

Lalu, bagaimana rasa itu tiba-tiba saja muncul...?!. Yah,,, hanya karena arya ternyata memiliki rasa simpatik akan kepribadiaanya sosok kirana yang berjiwa tangguh. Meski Cuma tiga hari berlalu, ternyata selama di dalam pertemuan tersebut Arya sering mengamati pergerakan yang dilakukan kirana. Ia terkesima dengan low profil yang dimiliki kirana, saat dalam penyampaian pandangannya tentang sebuah konsep bagaimana idealnya menjadi seorang pemimpin bangsa yang dicintai dan mencintai rakyat. Tutur katanya memiliki dasar ideologi yang kuat, cara penyampaian yang dinamis serta keuletannya dalam mengkaji segala hal berbaur sosial, ternyata itu jadi juru kunci sangat melekat ditelinganya Arya hingga membekas sampai mereka tak lagi berada di ruang konferensi tersebut.

***

Setelah itu berlalu, mereka kembali ketempat asalnya masing-masing. Arya juga kembali ke habitatnya sebagai agent of show create sosial cultural human organisation, manusia penyuara keadilan rakyat. Tak elok jika selepas itu, lantas kemudian ia pura-pura melupakan tentang apa yang baru saja dialami dan dirasakannya itu “Chemistri about some one make his love”. Hehehehe....

Secara tak sadar, seketika sedang berada disebuah tempat wisata pantai. Ia tiba-tiba saja duduk dan termenung, seakan sedang merasakan kehilangan sebuah semangat hidup sebagai seorang petarung. Hal itu, tentunya tak biasa bagi wak gengs, dua puluh lima tahun lamanya waktu yang telah ia habiskan dalam menjalani hidup, belum sekalipun ia merasakan hal demikian.

Apa penyebabnya..?!. Yaa.. itu tadi....., virus cinta. Sebuah penyakit langka yang sebelumnya tak pernah menyengat dalam benak pikiran anak muda tersebut. Ia bahkan tak pernah ada waktu untuk membahas masalah yang satu ini, apalagi ia mulai bertanya-tanya dan menceritakan kepada seorang teman akrabnya Ari, si ganteng yang dikenal sedikit agak rada-rada playboy itu. Heheheheh...., Ya... dibilang begitu karena Ari terkenal dengan cowok pemuja cinta, bahkan ia memiliki banyak sang mantan pacar selama tujuh semester telah ia habiskan waktunya dikampus. Ari adalah teman satu ruang kuliah dan juga satu pergaulannya Arya sehari-hari, mereka sering menghabiskan waktu bersama dikala selesai menjalankan rutinitasnya sebagai mahasiswa dan juga aktifis.

Ari yang kala itu, sedikit terkejut mendengar pertanyaan yang secara spontan saja dilontarkan arya kepadanya. Ia mulai mendengar dan menanggapi secara serius, hal itu dilakukan mengingat karena pertanyaan dari temannya Arya itu bukanlah sesuatu yang biasa saja. Melainkan ini, saat dimana sebagai seorang teman yang baik kita harus bisa menjadi sandaran ketika dalam situasi yang membuat kawan dan juga sahabat terbaik kita sedang dilanda Galau.

Hehehe..., hampir menyerupai kisah si puitis “Dilan 1990”,,, konon katanya Rindu itu “Berat” Brooo......!!! byar Aku saja, kamu tak akan sanggup...?!, cetus Ari kepada Arya.....!!!! lantas mereka tertawa terbahak-bahak sore itu, sambil menikmati suasana indahnya pemandangan pantai wisata.  Sore itu pun berlalu begitu saja.....!!!!!, mereka bergegas kembali kekosannya masing-masing.

***

Tak banyak yang Arya tau tentang kirana, hanya saja menurutnya kirana adalah sosok wanita cerdas, lugu, sederhana, energik, peduli, ramah, sopan dan responsif terhadap sesama. Hal itulah yang menjadikannya seakan menemukan Chemistri sehingga membuat arya sedikit berharap kalau suatu saat nanti ia akan kembali dipertemukan dengannya dalam waktu dan masa yang berbeda dengan keadaan yang berbeda. Ia tak memiliki banyak hal dan alasan untuk bisa terus berhubungan dengan jarak yang lumayan jauh dengan kirana, tapi ia hanya memilik no telepon genggamannya dan hanya memiliki akun media sosialnya yang hanya bisa di amati dan dilihat lanjutan dari sebuah pergerakan dan perjalanan hidup si gadis “Chemistri” Kirana tersebut.

“Ibarat filosofi kopi, setiap yang memliki rasa, pasti memiliki nyawa. Bila pun aku tak sanggup memiliki hati dan cintamu, tapi setidaknya aku pernah memiliki semangat akan chemistri saat mengagumimu saja. Biarlah rasa dan waktu ini berjalan dengan sendirinya, kalaupun kita benar-benar memilik rasa “Chemistri” untuk bisa bersama, maka aku yakin bahwa jarak dan waktu tak akan dapat bisa menghalanginya, hingga ia datang dan menghampiri untuk mengajarkan aku bagaimana untuk bisa benar-benar bangkit setelah terjatuh, lalu dapat merasakan namanya,  sejatinya hidup adalah disaat kita sanggup mencintai dan dicintai seutuhnya”.

#Koju, 21 April 2018.




Labels

Aceh ( 4 ) ARTIKEL ( 23 ) Bollywood ( 1 ) CERPEN ( 16 ) HABA ( 1 ) Hollywood ( 1 ) INDO ( 2 ) Makalah ( 97 ) Skript ( 1 ) SOSOK ( 10 ) Wisata ( 2 )