Chemistry Itu Bernama “KIRANA”

By: Mr. Rj


 “indah Malam karena bulan, indahnya pagi karena sinaran mentari, indahnya taman karena mawar, indahnya hidup karena cinta dalam berteman”

***

Itulah perumpamaan dasar yang dilukiskan sang pujangga tentang awal “how about love” bagaimana itu cinta?. Bagi sebagian orang cinta itu terkadang buta, menantang, menggairahkan, bahkan juga bisa jadi sangat memilukan dan mematikan. Tergantung kapan saatnya ia mengalir dan bagaimana ia tiba-tiba muncul kemudian dijalani oleh setiap insan.
“Cinta” Cuma satu kata, tapi mengandung banyak makna yang tersirat didalammnya. Jika dilihat, kadang ia bagaikan sebuah bentuk menyerupai rembulan tak memiliki sisi, hanya ada gelombang yang kadang ia bersinar terang kadang juga ia menjadi begitu redup mekipun padahal ia itu selalu ada.

***

Kirana, begitu nama itu disebut. Tak ada yang lebih dari sosok gadis bernama kirana itu, hanya saja ia seperti memiliki satu keunikan sisi pandang yang ditemui oleh Arya. Sebut saja nama pemuda pengagum itu Arya. Kala itu arya, seorang pemuda yang menghabiskan setiap detik jatah sisa hidupnya berada pada garis keras perjuangan dan tantangan mengejar impian demi masa depan bangsa cerah dan gemilang.

Ia adalah seorang aktivis mahasiswa yang dimasa itu sibuk dengan berbagai konsep pergerakan merubah sistem negeri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ia sibuk dalam gerakan-gerakan menyuarakan keadilan bagi rakyat. Saat negara dan sistem dibuat oleh pemangku kebijakan publik ada yang dilihatnya bergeser dari nilai-nilai dan norma pro-kerakyatan, ia tak pernah sungkan-sungkan dan tinggal diam untuk tak beraksi. Itulah dia sosok arya mahasiswa fakultas ilmu seni budaya di salah satu Universitas ternama di daerah tempat ia tinggal.

Bagi arya, hidup bukanlah sebuah pilihan yang harus dijalani oleh setiap insan. Melainkan hidup adalah sebuah perintah yang setiap manusia wajib dan berhak mempertanggungjawabkan dari apa yang mereka lakukan didunia ini. Tak ada manusia yang istimewa, melainkan ia yang mampu menjalani proses dalam kehidupan ini dengan saling mengutamakan kepentingan keummatan yang adil, makmur dan diridhai Allah swt. Itulah sisi kepribadian Sosok Arya yang membuat hatinya merasa “terpenjara” saat ia bertemu dengan seorang gadis impian bernama kirana Itu.

***

Awal februari. kala itu, arya sedang berada disebuah kota tempat kirana mengemban study disebuah universitas ternama dipusat ibukota provinsi. Secara tak sengaja mereka bertemu dalam sebuah kegiatan perkumpulan delegasi mahasiswa se-nusantara. Ia dan kirana saat itu sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan bergengsi tersebut. Lantas apa yang membuatnya merasa dihantui oleh sosok kirana,,, saat itu?!!.

Mmmmm......, jika dilihat, tak ada yang terlalu istimewa. Meski parasnya yang bisa disebut cantik, tapi itu bukanlah menjadi satu ukuran yang menghipnotis si “wak gengs” sebutan arya hingga merasa hatinya “terpenjara” dibuat oleh kirana. Sebab jika persoalan cantik saja, maka diantara 100 jumlah delegasi perempuan yang hadir saat itu, kirana bukanlah satu yang tercantik dari sekian banyak peserta, bisa dibilang ada lain juga tak kurang “lebih” cantik didalam forum tersebut.

Lantas apa?!,,, Yah.... bisa dikatakan, lantas karena rasa “chemistri” lah yang membuat arya terhipnotis dengan wanita berparas ayu, lugu dan sederhana itu. Hehehe.... 


Aneh bukan, yaaa.... memang sangat aneh. Cinta itu memang hal yang selalu terksesan aneh dan gila kalau kata para pujangga cinta. Seperti yang pernah ditulis dalam bukunya seorang pujangga cinta tuan guru Khalil Gibran : “Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad”

Mungkin itu menjadi salah satu tolak ukur bukti yang cukup kuat, kenapa cinta itu dikatakan chemistri. Ya karena ketika kita merasa cocok dan serasi, maka saat itulah kita merasa bisa hidup dalam sebuah kebersaam yang unik dan abadi, begitu juga yang dirasakan wak gengs saat itu.

***

Tiga hari berlalu, ia tak banyak berbicara dengan kirana. Mereka hanya dipertemukan dalam sebuah forum, lalu Arya dan kirana Cuma sekedar berkanalan singkat saja disela-sela saat diskusi. Dan kemudian mereka Cuma saling berbagi sedikit pengalaman singkat di daerahnya masing-masing selama menjadi anggota penggerak se-profesi aktivis mahasiswa saja.

Lalu, bagaimana rasa itu tiba-tiba saja muncul...?!. Yah,,, hanya karena arya ternyata memiliki rasa simpatik akan kepribadiaanya sosok kirana yang berjiwa tangguh. Meski Cuma tiga hari berlalu, ternyata selama di dalam pertemuan tersebut Arya sering mengamati pergerakan yang dilakukan kirana. Ia terkesima dengan low profil yang dimiliki kirana, saat dalam penyampaian pandangannya tentang sebuah konsep bagaimana idealnya menjadi seorang pemimpin bangsa yang dicintai dan mencintai rakyat. Tutur katanya memiliki dasar ideologi yang kuat, cara penyampaian yang dinamis serta keuletannya dalam mengkaji segala hal berbaur sosial, ternyata itu jadi juru kunci sangat melekat ditelinganya Arya hingga membekas sampai mereka tak lagi berada di ruang konferensi tersebut.

***

Setelah itu berlalu, mereka kembali ketempat asalnya masing-masing. Arya juga kembali ke habitatnya sebagai agent of show create sosial cultural human organisation, manusia penyuara keadilan rakyat. Tak elok jika selepas itu, lantas kemudian ia pura-pura melupakan tentang apa yang baru saja dialami dan dirasakannya itu “Chemistri about some one make his love”. Hehehehe....

Secara tak sadar, seketika sedang berada disebuah tempat wisata pantai. Ia tiba-tiba saja duduk dan termenung, seakan sedang merasakan kehilangan sebuah semangat hidup sebagai seorang petarung. Hal itu, tentunya tak biasa bagi wak gengs, dua puluh lima tahun lamanya waktu yang telah ia habiskan dalam menjalani hidup, belum sekalipun ia merasakan hal demikian.

Apa penyebabnya..?!. Yaa.. itu tadi....., virus cinta. Sebuah penyakit langka yang sebelumnya tak pernah menyengat dalam benak pikiran anak muda tersebut. Ia bahkan tak pernah ada waktu untuk membahas masalah yang satu ini, apalagi ia mulai bertanya-tanya dan menceritakan kepada seorang teman akrabnya Ari, si ganteng yang dikenal sedikit agak rada-rada playboy itu. Heheheheh...., Ya... dibilang begitu karena Ari terkenal dengan cowok pemuja cinta, bahkan ia memiliki banyak sang mantan pacar selama tujuh semester telah ia habiskan waktunya dikampus. Ari adalah teman satu ruang kuliah dan juga satu pergaulannya Arya sehari-hari, mereka sering menghabiskan waktu bersama dikala selesai menjalankan rutinitasnya sebagai mahasiswa dan juga aktifis.

Ari yang kala itu, sedikit terkejut mendengar pertanyaan yang secara spontan saja dilontarkan arya kepadanya. Ia mulai mendengar dan menanggapi secara serius, hal itu dilakukan mengingat karena pertanyaan dari temannya Arya itu bukanlah sesuatu yang biasa saja. Melainkan ini, saat dimana sebagai seorang teman yang baik kita harus bisa menjadi sandaran ketika dalam situasi yang membuat kawan dan juga sahabat terbaik kita sedang dilanda Galau.

Hehehe..., hampir menyerupai kisah si puitis “Dilan 1990”,,, konon katanya Rindu itu “Berat” Brooo......!!! byar Aku saja, kamu tak akan sanggup...?!, cetus Ari kepada Arya.....!!!! lantas mereka tertawa terbahak-bahak sore itu, sambil menikmati suasana indahnya pemandangan pantai wisata.  Sore itu pun berlalu begitu saja.....!!!!!, mereka bergegas kembali kekosannya masing-masing.

***

Tak banyak yang Arya tau tentang kirana, hanya saja menurutnya kirana adalah sosok wanita cerdas, lugu, sederhana, energik, peduli, ramah, sopan dan responsif terhadap sesama. Hal itulah yang menjadikannya seakan menemukan Chemistri sehingga membuat arya sedikit berharap kalau suatu saat nanti ia akan kembali dipertemukan dengannya dalam waktu dan masa yang berbeda dengan keadaan yang berbeda. Ia tak memiliki banyak hal dan alasan untuk bisa terus berhubungan dengan jarak yang lumayan jauh dengan kirana, tapi ia hanya memilik no telepon genggamannya dan hanya memiliki akun media sosialnya yang hanya bisa di amati dan dilihat lanjutan dari sebuah pergerakan dan perjalanan hidup si gadis “Chemistri” Kirana tersebut.

“Ibarat filosofi kopi, setiap yang memliki rasa, pasti memiliki nyawa. Bila pun aku tak sanggup memiliki hati dan cintamu, tapi setidaknya aku pernah memiliki semangat akan chemistri saat mengagumimu saja. Biarlah rasa dan waktu ini berjalan dengan sendirinya, kalaupun kita benar-benar memilik rasa “Chemistri” untuk bisa bersama, maka aku yakin bahwa jarak dan waktu tak akan dapat bisa menghalanginya, hingga ia datang dan menghampiri untuk mengajarkan aku bagaimana untuk bisa benar-benar bangkit setelah terjatuh, lalu dapat merasakan namanya,  sejatinya hidup adalah disaat kita sanggup mencintai dan dicintai seutuhnya”.

#Koju, 21 April 2018.




Labels

Aceh ( 4 ) ARTIKEL ( 23 ) Bollywood ( 1 ) CERPEN ( 16 ) HABA ( 1 ) Hollywood ( 1 ) INDO ( 2 ) Makalah ( 97 ) Skript ( 1 ) SOSOK ( 10 ) Wisata ( 2 )