BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarahnya,
perjalanan Islam senantiasa dalam pasang surut. Islam menjadi pasang karena
umat Islam menggali potensi Al-Qur’an dan Al-Hadist dan mentaati Rasulullah
SAW. Sedangkan surut dan tenggelamnya umat Islam disebebkan karena kejumudan,
yaitu perbuatan syirik, khurafat dan bid’ah
Pembharuan Islam
sebenarnya sudah dimulai sejak sebelum abd ke 19 M namun memasuki abad ke 19 M,
baru terlihat semakin jelas adanya kebangkitan dunia Islam di seluruh pelosok dunia.
Bisa dikatakan bahwa pembaharuan dalam abad ini merupakan kelanjutan dari
gerakan serupa yang lahir pada masa sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa
Saja Tokoh –tokoh Pebaharu dalam Pendidikan Islam
?
2. Bagaimana Dasar Pemikiran Tokoh pembaharu dalam
Pendidikan Islam ?
3. Apa
Saja Karya-karya Tokoh Pembaru dalam Pendidikan Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
TOKOH-TOKOH
PEMBAHARU PENDIDIKAN ISLAM
1.
Muhammad Bin Abdul Wahab
Lahir di
nejad(Arab Saudi)pada tahun 1115 H(1703 M) dan wafat di Daryah tahun 1206
H(1793M).Nama Lengkapnya adalah Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb bin Sulaiman
bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin
al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali an-Najdi.Dia adalah seorang ahli teologi
agama Islam dan seorang tokoh pemimpin
gerakan keagamaan yang pernah menjabat sebagai mufti Daulah Su'udiyyah, yang kemudian berubah
menjadi Kerajaan Arab Saudi.Dia juga merupakan seorang ulama
besar yang produktif,karena buku-buku karangannya tentang islam mencapai
puluhan buku,diantaranya buku yang berjudul”Kitab At-Tauhid”yang isinya tentang
pemberantasan syirik,khurafat,takhayul,dan bid’ah yang terdapat di kalangan
umat Islam dan mengajak umat Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang
murni.
Muhammad
bin ʿAbd al-Wahhāb, adalah seorang ulama berusaha membangkitkan kembali
pergerakan perjuangan Islam secara murni. Para pendukung pergerakan ini
sesungguhnya menolak disebut Wahabbi,
karena pada dasarnya ajaran Ibnu Wahhab menurut mereka adalah ajaran Nabi
Muhammad, bukan ajaran tersendiri. Karenanya mereka lebih memilih untuk
menyebut diri mereka sebagai Salafis atau Muwahhidun, yang berarti "satu
Tuhan".
Istilah
Wahhabi sering menimbulkan kontroversi berhubung dengan asal-usul dan kemunculannya
dalam dunia Islam. Umat Islam umumnya terkeliru dengan mereka kerana mereka
mendakwa mazhab mereka menuruti pemikiran Ahmad ibn Hanbal dan alirannya,
al-Hanbaliyyah atau al-Hanabilah yang merupakan salah sebuah mazhab dalam Ahl
al-Sunnah wa al-Jama'ah. Ia tumbuh dan dibesarkan dalam kalangan keluarga
terpelajar. Ayahnya adalah seorang tokoh agama di lingkungannya. Sedangkan
abangnya adalah seorang qadhi (mufti besar), tempat di mana masyarakat
Najd menanyakan
segala sesuatu masalah yang bersangkutan dengan agama.[1]
Dia
menempuh berbagai macam cara, dalam menyampaikan dakwahnya, sesuai dengan
keadaan masyarakat yang dihadapinya. Di samping berdakwah melalui lisan, beliau
juga tidak mengabaikan dakwah secara pena dan pada saatnya juga jika perlu
beliau berdakwah dengan besi (pedang).
Maka
Syeikh mengirimkan suratnya kepada ulama-ulama Riyadh dan para umaranya, salah
satunya adalah Dahham bin Dawwas.
Surat-surat itu dikirimkannya juga kepada para ulama dan penguasa-penguasa. Ia
terus mengirimkan surat-surat dakwahnya itu ke seluruh penjuru Arab, baik yang
dekat ataupun jauh. Di dalam surat-surat itu, beliau menjelaskan tentang
bahaya syirik yang mengancam negeri-negeri
Islam di seluruh dunia, juga bahaya bid’ah, khurafat dan takhayul.
Berkat
hubungan surat menyurat Syeikh terhadap para ulama dan umara dalam dan luar
negeri, telah menambahkan kemasyhuran nama Syeikh sehingga beliau disegani di
antara kawan dan lawannya, hingga jangkauan dakwahnya semakin jauh berkumandang
di luar negeri, dan tidak kecil pengaruhnya di kalangan para ulama dan pemikir
Islam di seluruh dunia, seperti di Hindia, Indonesia, Pakistan, Afganistan,Afrika Utara, Maghribi, Mesir, Syria, Iraq dan lain-lain
lagi.
Muhammad
bin `Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48 tahun lebih di Dar’iyah.
Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan menulis, mengajar, berdakwah dan
berjihad serta mengabdi sebagai menteri penerangan Kerajaan Saudi di Tanah
Arab. Muhammad bin Abdulwahab berdakwah sampai usia 92 tahun, beliau wafat pada
tanggal 29 Syawal 1206 H, bersamaan dengan tahun 1793 M, dalam usia 92 tahun.
2. Ibnu Sina
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi
bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang
produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan
Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan
dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal
adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama
berabad-abad.
Ibnu Sina
bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā. Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah
daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia),dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran). Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa
pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang
sebagai "bapak kedokteran modern." George
Sarton menyebut
Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling
terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling
terkenal adalah The
Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul
lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Ibnu Sina
lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil
sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana
terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya
dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh
ibn Mansur, sekarang wilayah Afganistan (dan juga Persia). Dia
menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun
secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen
dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul
para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn Sina
dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera
membuatnya menjadi kekaguman di antara para tetangganya; dia menampilkan suatu
pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar
biasa kepandaiannya / Child
prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga
seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang
lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat
orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun
bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa
tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah
tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak
rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan
buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus salat sampai hidayah
menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan
kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu
kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan
solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata - katanya tertulis
dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka
menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu kedai buku
seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada
penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang
mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas
orang miskin.
Dia
mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya
belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui
perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat
sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa
"Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh
kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien,
menggunakan obat - obat yang sesuai." Kemasyuran sang fisikawan muda
menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Pekerjaan
pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu
penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut
dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu.
Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh - musuh
Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan
sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam
pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling
awalnya.
Ketika
Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid
dynasty menuju
keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud
of Ghazni,
dan menuju kearah Barat
ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman
seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu
Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk
bakat - bakatnya. Shams
al-Ma'äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair dan sarjana, yang
mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya
yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat
parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut
Kaspi,
Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat
rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu
Sina ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari bukuCanon of Medicine juga
dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.Bukunya yang lain: Asy Syifa
(terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan) Asy
Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu
pengetahuan)&An-Najat
3. Jamaluddin Al- Afgani
Nama
panjang beliau adalah Muhammad Jamaluddin Al Afghani, dilahirkan
di Asadabad, Afghanistan pada tahun 1254 H/1838 M. Ayahanda beliau
bernama Sayyid Safdar al-Husainiyyah, yang nasabnya bertemu dengan
Sayyid Ali al-Turmudzi (seorang perawi hadits yang masyhur yang telah
lama bermigrasi ke Kabul) juga dengan nasab Sayyidina Husain bin Ali bin Abi
Thalib
Pada usia
8 tahun Al-Afghani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa, beliau
tekun mempelajari bahasa Arab, sejarah, matematika, filsafat, fiqih dan ilmu
keislaman lainnya. Dan pada usia 18 tahun ia telah menguasai hampir
seluruh cabang ilmu pengetahuan meliputi filsafat, hukum, sejarah, kedokteran,
astronomi, matematika, dan metafisika. Al-Afghani segera dikenal sebagai profil
jenius yang penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan bak ensiklopedia.
Setelah
membekali dirinya dengan seluruh cabang ilmu pengetahuan di Timur dan Barat
(terutama Paris, Perancis), Al-Afghani mempersiapkan misinya membangkitkan
Islam. Pertama-tama ia masuk ke India, negara yang sedang melintasi periode
yang kritis dalam sejarahnya. Kebencian kepada kolonialisme yang telah membara
dalam dadanya makin berkecamuk ketika Afghani menyaksikan India yang berada
dalam tekanan Inggris. Perlawanan terjadi di seluruh India. Afghani turut ambil
bagian dari periode yang genting ini, dengan bergabung dalam peperangan
kemerdekaan India pada bulan Mei 1857. Namun, Afghani masih sempat pergi ke
Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.
Sepulang
dari haji, Afghani pergi ke Kabul. Di kota ini ia disambut oleh penguasa
Afghanistan, Dost Muhammad, yang kemudian menganugerahinya posisi penting dalam
pemerintahannya. Saat itu, Dost Muhammad sedang mempertahankan kekuasaannya
dengan memanfaatkan kaum cendekiawan yang didukung rakyat Afghanistan. Sayang,
ketika akhirnya Dost terbunuh dan takhtanya jatuh ke tangan Sher Ali, Afghani
diusir dari Kabul.
Meninggalkan
Kabul, Afghani berkelana ke Hijjaz untuk melakukan ziarah. Rupanya, efek
pengusiran oleh Sher Ali berdampak bagi perjalanan Afghani. Ia tidak
diperbolehkan melewati jalur Hijjaz melalui Persia. Ia harus lebih dulu masuk
ke India. Pada tahun 1869 Afghani masuk ke India untuk yang kedua kalinya. Ia
disambut baik oleh pemerintah India, tetapi tidak diizinkan untuk bertemu
dengan para pemimpin India berpengaruh yang berperan dalam revolusi India.
Khawatir pengaruh Afghani akan menyebabkan pergolakan rakyat melawan pemerintah
kolonial, pemerintah India mengusir Afghani dengan cara mengirimnya ke Terusan
Suez yang sedang bergolak.
Di Mesir
Afghani melakukan kontak dengan mahasiswa Al-Azhar yang terkagum-kagum dengan
wawasan dan ide-idenya. Salah seorang mahasiswa yang kemudian menjadi murid
Afghani adalah Muhammad Abduh. Dari Mesir, Afghani pergi ke Istanbul untuk berdakwah.
Di ibu kota Turki ini Afghani mendapat sambutan yang luar biasa. Ketika memberi
ceramah di Universitas Konstantinopel, salah seorang ulama setempat, Syaikhul
Islam, merasa tersaingi. Ia segera menghasut pemerintah Turki untuk mewaspadai
gagasan-gagasan Afghani. Buntutnya, Afghani didepak keluar dari Turki. Pada
tahun 1871.
Afghani
menjejakkan kakinya di Kairo untuk yang kedua kalinya. Di Mesir Afghani
melanjutkan dakwahnya yang pernah terputus dan segera mempengaruhi para
mahasiswa dan ulama Al-Azhar. Tetapi, pemberontakan kaum nasionalis Mesir pada
tahun 1882 berujung pada tindakan deportasi oleh pemerintah Mesir yang
mencurigai Afghani ada di belakang pemberontakan.
Afghani
dideportasi ke India, tetapi tak lama ia sudah berada dalam perjalanan ke
London, kota yang pernah disinggahinya ketika ia berdakwah ke Paris. Di London
ia bertemu dengan Muhammad Abduh, muridnya yang ternyata juga dikucilkan oleh
pemerintah Mesir.
Dari
London, Afghani bertualang ke Moskow. Ia tinggal selama empat tahun di St.
Petersburgh. Di sini pengaruh Afghani segera menjalar ke lingkungan intelektual
yang dipercaya oleh Tsar Rusia. Salah satu hasil dakwah Afghani kepada mereka
adalah keluarnya izin pencetakan Al-Quran ke dalam bahasa Rusia.
Afghani
menghabiskan sisa umurnya dengan bertualang keliling Eropa untuk berdakwah.
Bapak pembaharu Islam ini memang tak memiliki rintangan bahasa karena ia
menguasai enam bahasa dunia (Arab, Inggris, Perancis, Turki, Persia, dan
Rusia).
Afghani
menghembuskan nafasnya yang terakhir karena kanker yang dideritanya sejak tahun
1896. Beliau pulang keharibaan Allah pada tanggal 9 Maret 1897 di Istambul
Turki dan dikubur di sana. Jasadnya dipindahkan ke Afghanistan pada tahun 1944.
Ustad Abu Rayyah dalam bukunya “Al-Afghani; Sejarah, Risalah dan
Prinsip-prinsipnya”, menyatakan, bahwa Al-Afghani meninggal akibat
diracun dan ada pendapat kedua yang menyatakan bahwa ada rencana Sultan untuk
membinasakannya
Ide-ide
pembaruannya yaitu:
1.
Mengembalikan
kejayaan Islam.
2.
Pemerintah
yang otokrasi dan absolute harus digantii dengan
pemerintahan
yang demokratis.
3.
Kepala
Negara harus tunduk kepada undang-undang.
4.
Tidak ada
pemisahan antara Negara dengan poliik.
5.
Pan
Islamisme atau rasa persaudaraan/solidaritas antar umat Islam
harus
ditingkatkan kembali.[2]
4. Muhammad Bin Musa AL-Khawarizmi
Adalah
seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun780 di Khwārizm (sekarang
Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang
hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di BaghdadBuku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas
solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak
Aljabar.
Translasi bahasa
Latindari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan
angka India, kemudian diperkenalkan sebagai
Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan
Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan
tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusi
beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan.
Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr,
satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang
tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme danlogaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama
beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa
Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.
Karya
terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih
inovatif dalam aljabar,trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau
tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan
keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku
beliau pada tahun 830 M, al-Kitab
al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan
Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin pada abad ke-12.
5.
Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, 1126 - Marrakesh, Maroko, 10 Desember 1198),adalah seorang filsuf dariSpanyol (Andalusia). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd
adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah
seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak
ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami
filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd
adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan
ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai
"Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal
sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat
Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd
untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.
Karya-karya
Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk
karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan
besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat
Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang
Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap
keberagamaannya
6. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim
dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan
modernisme Islam. Beliau belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamal al-Din al-Afghani, seorang filsuf dan pembaharu yang
mengusung gerakan Pan-Islamisme untuk menentang penjajahan
Eropa di negara-negara Asia dan Afrika.
Muhammad
Abduh diasingkan dari Mesir selama enam tahun pada 1882, karena keterlibatannya dalam Pemberontakan
Urabi.
Di Libanon, Abduh sempat giat dalam
mengembangkan sistem pendidikan Islam. Pada tahun 1884, ia pindah ke Paris, dan bersalam al-Afghani
menerbitkan jurnal Islam The Firmest Bond.
Di antara
karya tulis beliau yang terkenal adalah:
1.
Tafsir Juz
Amma
2.
Tafsir
Al-Qur an Hakim, yang diteruskan olehmuridnya,
3.
Risalah At
Tauhid
4.
Banyak
memberi tambahan dalam kitab-kitab,
salah satunya
7. Hasan AL-Banna
Hassan al-Banna dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan
Buhairah, Mesir. Pada usia 12 tahun, Hasan al-Banna
telah menghafal al-Qur'an. Ia adalah seorang mujahid dakwah,
peletak dasar-dasar gerakan Islam sekaligus sebagai pendiri dan pimpinan Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslimin).
Ia
memperjuangkan Islam menurut Al-Quran dan Sunnah
hingga dibunuh oleh penembak misterius yang oleh banyak kalangan diyakini
sebagai penembak 'titipan' pemerintah pada 12 Februari 1949 di Kairo.
Kepergian
Hassan al-Banna pun menjadi duka berkepanjangan bagi umat Islam. Ia mewariskan
2 karya monumentalnya, yaitu Catatan
Harian Dakwah dan Da'i serta Kumpulan Surat-surat. Selain itu Hasan al-Banna mewariskan
semangat dan teladan dakwah bagi seluruh aktivis dakwah saat ini.
Selain itu
ia juga dikenal akan cara berdakwahnya yang sangat tidak biasa. Ia terkenal
sangat tawadlu dikarenakan ia sering berdakwah di warung-warung kopi tempat
oarang-orang yang berpengetahuan rendah berkumpul untuk minum-minum kopi
sehabis lelah bekerja seharian. Dan ternyata cara tersebut memang lebih efektif
dilakukan dalam berdakwah
Hassan
al-Banna yang lahir pada 14 Oktober 1906 di Mahmudiyya, Mesir (utara-barat dari
Kairo). adalah seorang guru dan seorang reformis Mesir sosial dan politik
Islam, yang terkenal karena mendirikan Ikhwanul Muslimin, salah satu dari abad
ke-20 terbesar dan paling berpengaruh organisasi Islam revivalis. Kepemimpinan
Al-Banna adalah penting bagi pertumbuhan persaudaraan selama tahun 1930-an dan
1940-an. Ketika Hassan al-Banna berusia dua belas tahun, ia mulai terbiasa
mendislipinkan kegiatannya menjadi empat.siang hari di pergunakanya untuk
menuntut ilmu di sekolah.kemudian belajar membuat dan membetulkan jam dengan orang
tua nya hingga sore.waktu sore hingga menjelang tidur ia gunakan untu mengulang
kembali pelajaran sekolah.sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan
al-qur'anialakukan seusi shalat subuh.jadi tidak mengherankan bila hassan
al-banna mencetak prestasi-prestasi gemilang di kemudian hari.pada usia 14
hassan al-banna telah menghafal seluruh al-qur'an.hassan al-banna lulus dari
sekolah nya dengan predikat terbaik dan nomor lima terbaik di seluruh
mesir.pada usia 16 tahun,ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi darul
ulum.demikianlah sederet prestasi hassan kecil. Ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna,
adalah seorang imam lokal dihormati (pemimpin doa) dan guru masjid dari ritus
Hanbali. Ia belajar di Al-Azhar University (Lia 24, 1998). Dia menulis dan berkolaborasi
pada buku-buku tentang tradisi Islam, dan juga memiliki toko di mana ia
memperbaiki jam tangan dan dijual gramophones. Meskipun Syaikh Ahmad al Banna
dan istrinya beberapa properti yang dimiliki, mereka tidak kaya dan berjuang
untuk memenuhi kebutuhan, khususnya setelah mereka pindah ke Kairo pada tahun
1924. Seperti banyak orang lain, mereka menemukan bahwa belajar Islam dan
kesalehan tidak lagi sebagai sangat dihargai di ibukota(akibat paham sekular
yang begitu kuat saat itu,paham itu dibawa oleh kolonial inggris untuk
merobohkan semangat kaum muslimin), dan bahwa keahlian tidak bisa bersaing
dengan industri berskala besar. berdirinya organisasi ikhwaul muslimin
bertepatan dengan tanggal 20/maret/1928.bersama keenam temannya,hassan al-banna
mendirikan organisasi ini(ikhwanul muslimin) di kota ismailiyah.
Pertumbuhan
masyarakat terutama diucapkan setelah Al-Banna dipindahkan kantor pusatnya ke
Kairo pada tahun 1932. Faktor paling penting yang membuat ekspansi ini dramatis
mungkin adalah kepemimpinan organisasi dan ideologis yang disediakan oleh
Al-Banna. Dalam Ismailia, di samping kelas hari, dia melakukan niatnya memberi
kuliah malam kepada orangtua muridnya. Dia juga berkhotbah di masjid, dan
bahkan di warung kopi. Pada awalnya, beberapa pandangannya tentang poin yang
relatif kecil dari praktik Islam menyebabkan perbedaan pendapat yang kuat
dengan elit agama setempat, dan ia mengadopsi kebijakan menghindari kontroversi
agama. Dia terkejut oleh banyak tanda-tanda mencolok dominasi militer dan ekonomi
asing di Isma'iliyya: kamp-kamp militer Inggris, bidang pelayanan umum yang
dimiliki oleh kepentingan asing, dan tempat tinggal mewah dari karyawan asing
dari Terusan Suez Perusahaan, sebelah jorok tempat tinggal dari pekerja Mesir.
Dia
berusaha untuk membawa perubahan, dia berharap untuk melalui lembaga-gedung,
aktivisme tanpa henti di tingkat akar rumput, dan bergantung pada komunikasi
massa.Dia melanjutkan untuk membangun sebuah gerakan massa yang kompleks yang
menampilkan struktur pemerintahan canggih; bagian yang bertanggung jawab untuk
melanjutkan nilai-nilai masyarakat di kalangan petani, buruh, dan profesional;
unit dipercayakan dengan fungsi-fungsi kunci, termasuk propagasi pesan,
penghubung dengan dunia Islam, dan tekan dan terjemahan, dan komite khusus
untuk urusan keuangan dan hukum.
Dalam
penahan ini organisasi ke dalam masyarakat Mesir, Al-Banna mengandalkan
jaringan sosial yang sudah ada (ikhanul muslimin), khususnya yang dibangun di
sekitar masjid, asosiasi kesejahteraan Islam, dan kelompok-kelompok lingkungan.
Tenun ini ikatan tradisional menjadi struktur khas modern pada akar
kesuksesannya. Langsung terpasang bagi persaudaraan, dan makan ekspansi,
dilakukan berbagai usaha, klinik, dan sekolah. Selain itu, anggota yang
berafiliasi dengan gerakan melalui serangkaian sel, usar revealingly disebut
families tunggal: usrah. Materi, dukungan sosial dan psikologis yang diberikan
instrumental sehingga kemampuan gerakan untuk menghasilkan loyalitas yang
sangat besar di antara para anggotanya dan untuk menarik anggota baru. Layanan
dan struktur organisasi masyarakat sekitar yang dibangun tersebut dimaksudkan
untuk memungkinkan individu untuk berintegrasi ke dalam pengaturan jelas Islam,
prinsip-prinsip sendiri dibentuk oleh masyarakat.
Berakar
dalam Islam, pesan Al-Banna ditangani masalah termasuk kolonialisme, kesehatan
masyarakat, kebijakan pendidikan, manajemen sumber daya alam, Marxisme,
kesenjangan sosial, nasionalisme Arab, kelemahan dunia Islam di kancah
internasional, dan konflik yang berkembang di Palestina. Dengan menekankan
keprihatinan yang menarik berbagai konstituen, Al-Banna mampu merekrut dari
antara bagian-lintas masyarakat Mesir - meskipun pegawai negeri
modern-berpendidikan, karyawan kantor, dan profesional tetap dominan di
kalangan aktivis organisasi dan pengambil keputusan. Al-Banna juga aktif dalam
menentang imperialisme Inggris di Mesir. Selama Perang Dunia II, ia sempat
ditangkap oleh pemerintah pro-Inggris, yang melihatnya sebagai subversif.[3]
Antara
1948 dan 1949, tidak lama setelah masyarakat mengirim relawan untuk bertempur
dalam perang di Palestina, konflik antara monarki dan masyarakat mencapai
puncaknya. Prihatin dengan meningkatnya ketegasan dan popularitas persaudaraan,
serta dengan desas-desus bahwa itu merencanakan kudeta, Perdana Menteri Mahmoud
sebuah-Nukrashi Pasha bubar itu pada bulan Desember 1948. Aktifis organisasi
yang ditangkap dan puluhan anggotanya yang dikirim ke penjara. Kurang dari tiga
minggu kemudian, perdana menteri dibunuh oleh seorang anggota persaudaraan,
Abdul Majid Hasan Ahmad.
Setelah
pembunuhan itu, Al-Banna segera mengeluarkan pernyataan mengutuk pembunuhan
itu, yang menyatakan teror yang bukan cara yang bisa diterima dalam Islam. Hal
ini pada gilirannya mendorong pembunuhan Al-Banna. Pada tanggal 12 Februari
1949 di Kairo, Al-Banna di kantor pusat Jamiyyah al-Shubban al-Muslimin dengan
saudaranya iparnya Abdul Karim Mansur untuk bernegosiasi dengan Menteri Zaki
Ali Basha yang mewakili pihak pemerintah. Menteri Zaki Ali Basha tidak pernah
tiba. 5 jam malam Al-Banna dan saudaranya iparnya memutuskan untuk pergi.
pembunuhan itu terjadi ketika Al-Banna dan saudaranya sedang menunggu taksi.
Saat
mereka berdiri menunggu taksi, mereka ditembak oleh dua orang. Al-Banna terkena
tujuh tembakan. Laterwards, dia dibawa ke rumah sakit dan mereka telah menerima
perintah dari monarki untuk tidak memberinya perawatan di mana ia meninggal
kematian lambat dari luka-luka, Hassan Al-Banna menyadari bahwa mereka telah
diperintahkan untuk tidak memperlakukan dia dan dia membuat 3 doa terhadap
Monarki. Hassan Al-Banna wafat pada tanggal 12 Februari 1949.
Hassan
al-Banna dikenal memiliki dampak yang besar dalam pemikiran Islam modern. Dia
adalah kakek dari Tariq Ramadan dan kakak Gamal al-Banna. Untuk membantu
menguduskan tatanan Islam, al-Banna menyerukan melarang semua pengaruh Barat
dari pendidikan dan memerintahkan semua sekolah dasar harus menjadi bagian dari
mesjid. Dia juga menginginkan larangan partai politik dan lembaga demokrasi
lainnya dari Syura (Islam-dewan) dan ingin semua pejabat pemerintah untuk
memiliki belajar agama sebagai pendidikan utama.
Hassan
al-Banna melihat Jihad sebagai strategi defensif-Allah ditahbiskan, yang
menyatakan bahwa kebanyakan ahli Islam: "Setuju bulat bahwa jihad adalah
kewajiban komunal defensif dikenakan pada umat Islam dalam rangka untuk
menyiarkan panggilan (untuk memeluk Islam), dan bahwa adalah sebuah kewajiban
individu untuk menolak serangan orang-orang kafir atasnya. " Namun,
sebagai akibat dari orang-orang kafir memerintah negeri-negeri Muslim dan
merendahkan kehormatan Muslim: "Hal ini telah menjadi kewajiban
individual, yang ada adalah tidak menghindari, pada setiap Muslim untuk
mempersiapkan peralatan, untuk mengambil keputusan untuk terlibat dalam jihad,
dan untuk mendapatkan siap sampai kesempatan sudah masak dan Allah keputusan
suatu hal yang pasti akan dicapai"
Al-Banna
tidak menerima klaim sebagai suara Hadis bahwa semangat jihad adalah jihad yang
lebih besar dan jihad pedang jihad kecil dan ia memuliakan aktif jihad defensif:
"kematian tertinggi hanya diberikan kepada mereka yang membunuh atau yang
gugur di jalan Allah Seperti kematian tidak dapat dihindarkan dan bisa terjadi
hanya sekali. mengambil bagian dalam jihad adalah menguntungkan di dunia ini
dan berikutnya." Visi al-Banna pada aturan Jihad untuk umat dalam kutipan
dari Lima Tracts Hasan al-Banna di mana ia akan kembali ke aturan-Hanafi:
"Jihad dalam arti harfiah berarti untuk menempatkan sebagainya upaya
maksimal seseorang dalam kata dan perbuatan, dalam UU Suci itu adalah membunuh
orang-orang kafir dan konotasi terkait seperti memukul mereka, menjarah
kekayaan mereka, menghancurkan tempat suci mereka dan menghancurkan berhala
mereka." dan "itu merupakan kewajiban bagi kita untuk mulai
bertengkar dengan mereka setelah transmisi [undangan untuk memeluk Islam],
bahkan jika mereka tidak memerangi kita."
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembharuan
Islam sebenarnya sudah dimulai sejak sebelum abd ke 19 M namun memasuki abad ke
19 M, baru terlihat semakin jelas adanya kebangkitan dunia Islam di seluruh
pelosok dunia. Kemudian tokoh-tokoh pembaharu dalam Pendidikan Islam Adalah Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb, Ibnu Sina, Muhammad Jamaluddin Al
Afghani, Muhammad Bin Musa AL-Khawarizmi, Ibnu Rusyd ,
Hasan Al Banna, dkk. Tokoh tokoh tersebut adalah para tokoh islam yang
melakukan perubahan dalam kemajuan dunia pendidikan dalam berbagai ilmu
pengetahuan sehingga Islam berjaya pada masa itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Ragi, Sutomo. dkk. 2006. LKS Pelita Penuntun Belajar kreatif Agama
Islam. Bogor: CV Aria Duta
0 Response to "TOKOH-TOKOH PEMBAHARU PENDIDIKAN ISLAM"
Post a Comment