Pengertian Hipotesis, Jenis- jenis Hipotesis, dan Cara Menguji Hipotesis.


”KERANGKA KARANGAN”
(Pengertian Hipotesis, Jenis- jenis Hipotesis, dan Cara Menguji Hipotesis.)


D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

 NAMA       : Aslam
                    Saika Putra                 
                                      DOSPEN  :Maya Safitri S.pd, MA

    SATI 2


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALMUSLIM
BIREUEN PROVINSI ACEH
TAHUSN 2013
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt yang telah menganugerahkan kekuatan dan kesehatan kepada penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan bernadakan salam penyusun sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
            Dalam rangka menyelesaikan makalah dalam mata Bimbingan Skripsi pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Bireuen Propinsi Aceh, penulis berkewajiban menyusun sebuah makalah sebagai satu beban studi semester, agar nantinya dapat bermanfaat terutama bagi penyusun sendiri yaitu sebagai latihan ketrampilan ilmu dan sekaligus diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penyusun yang berguna untuk mengembangkan pada masa yang akan datang.
            Terima kasih kepada Dosen penasuh, dan temen yang telah membantu menyusun menyelesaikan makalah ini dengan baik dari segi materi maupun saran-sarannya.
            Penyusun juga menyadari masih banyak kesalahan pada makalah ini baik isinya maupun penulisannya. Oleh karena itu kritik dan sarannya dari siapa saja yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan.




Bireuen, 28 September 2013   

Penyusun,



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................     I
DAFTAR ISI..............................................................................................     II      
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................     1
A. Latar Belakang Masalah................................................................     1
B. Rumusan Masalah..........................................................................     2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................     3
A.Pengertian Hipotesis.......................................................................     3
B.Jenis – jenis Hipotesis.....................................................................     4       
C.Cara Menguji Hipotesis..................................................................     6
BAB III PENUTUP...................................................................................     9
A. Kesimpulan....................................................................................     9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................     10











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penelitian salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang sesuatu, mendorong manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan, ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana bentuk/pola hubungan dalam penelitiannya, bagaimana pola berpikir dalam menyusun hipotesis dan jenis-jenis hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga pola hubungan variabel yang berkaitan dengan penarikan hipotesis.




B.     Rumusan Masalah
     
1.      Apa pengertian hipotesis ?
2.      Apa saja jenis-jenis hipotesis?
3.      Bagaimana cara menguji hipotesis ?


























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal  dari kata hypo yang berarti kurang dan thesa yang artinya pendapat. Oleh sebab itu secara etimologis hipotesis diartikan sebagai pernyataan yang belum mendapatkan thesa.
Menurut Gay, Mills, Airasian , “a hypothesis is a researcher’s prediction of the research findings, statement of the research expectations about the relation among the variables in the research topic”. [1]John W Creswell  memberikan definisi, “hypothesis are statements in quantitative research in which the investigator makes a prediction or a conjecture about the outcome of a relationship among attributes or characteristics”.[2]
Menurut Nanang Martono , hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji atau rangkuman kesimpulan secara teoritis yang diperoleh melalui tinjauan pustaka. James E Greighton dalam Nanang Martono , hipotesis merupakan sebuah dukungan tentative atau sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati. Lungberg dalam Nanang Martono , mendefinisikan hipotesis sebagai sebuah generalisasi yang bersifat tentative, sebuah generalisasi tentative yang valid yang masih arus diuji. Menurut Goode dan Han dalam Nanang Martono , hipotesis adalah sebuah proposisi yang harus dimasukan untuk menguji dan menentukan validitas, sebuah hipotesis menyatakan apa yang akan dicari.[3]
Nachmias dalam A Muri Yusuf, menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban tentative terhadap masalah-masalah penelitian. Jawaban itu dinyatakan dalam hubungan dalam bentuk variabel bebas dan terikat. Fraenkel dan Wallen dalam A Muri yusuf, menyatakan hipotesis adalah :”a tentative, reasonable, testable assertion regarding the occurrence of certain behaviors, phenomena, or event: a prediction of study outcome”. Menurut Kerlinger hipotesis adalah pernyataan kira-kira atau dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut A Muri Yusuf , hipotesis adalah kesimpulan sementara yang belum final; suatu jawaban sementara; suatu dugaan sementara; yang merupakan konstruk peneliti terhadap masalah penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Kebenaran dugaan tersebut harus dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah.[4]

B. Jenis – jenis Hipotesis

Jenis-jenis hipotesis berdasarkan hubungan antar variabel dalam Nanang Martono, yaitu:
1.      Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang menggambarkan  sebuah kelompok atau variabel tanpa menghubungkan dengan variabel lain. Hipotesis deskriptif juga mampu memberikan gambaran atau deksripsi tentang sampel penelitian. Contoh 70% peduduk di pedesaan bekerja sebagai petani.

2.      Hipotesis asosiasitf
Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel. Hipotesis ini dalam sebuah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menjelaskan hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh jenis kelamin mempengaruhi prestasi belajar.
Neuman dalam Nanang Martono, menjelaskan karakteristik hipotesis asosiatif yang baik antara lain:
a)      Mempunyai minimal dua variabel yang dihubungkan
b)      Menunjukan hubungan sebab akibat atau pengaruh mempengaruhi di anatara dua variabel atau lebih
c)      Menunjukan perkiraan atau prediksi mengenai hasil yang diharapkan
d)     Menghubungkan secara logis antara masalah penelitian dengan teori
e)      Dapat diuji kembali dalam fakt-fakta empiris dan menunjukan kebenaran atau kesalahan.

3.      Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif merupakan hipotesis yang menyatakan perbandungan antara sampel atau variabel yang satu dengan variabel lain. Contoh terdapat perbedaan prestasi belajar anatara siswa laki-laki dan perempuan.[5]

Selain hipotesis tersebut, ada jenis hipotesis yang dibedakan berdasaran keberadaan hubungan antar variabel:
1.      H1 (Baca: H satu)
Yaitu hipotesis yang menyatakan keberadaan hubungan di antara dua variable yang sedang dioperasionalkan. Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis alternaitf adalah yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Contoh terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaa diri dengan prestasi belajar.

2.      H0 (Baca: H Nol)
Yaitu hipotesis yang menyatakan ketiadaan hubungan di antara dua variabel yang sedang dioperasionalkan. Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto, hipotesis nol menyatakan ketidak adanya hubungan antara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan Ho. Contoh tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi.
Berdasarkan ruang lingkup besar kecilnya variabel, hipotesis dapat dibagi menjadi hipotesis mayor dan minor.
1.      Hipotesis Mayor adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. Contohnya banyaknya makan berpengaruh pada tingkat kekenyangan
2.      Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor. Contohnya:
a)      Banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan
b)      Banyaknya makan kue berpengaruh pada tingkat kekenyangan.[6]

Berdasarkan cara proses hipotesis itu diperoleh, hipotesis dibagi menjadi dua yakni:
1)      Hipotesis Induktif menurut Gay, Mills, Airasian, yakni “the researcher’s observer that certain patterns or association among variables occur in a number of situation and uses these tentative observation to form and inductive hypothesis”. Dalam prosedur induktif, peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang yang diamati. Peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku, memperhatikan kecendrungan-kecenderungan atau kemungkinan adanya hubungan-hubungan, dan kemudian merumuskan penjelasan sementara tentang tingkah laku yang diamati itu.
2)      Hipotesis Deduktif menurut Gay, Mills, Airasian“derived from theory and provides evidence that supports, expand, or contradict the theory”. Hipotesis ini memiliki kelebihan dapat mengarah pada sistem pengetahuan yang lebih umum, karena kerangka untuk menempatkan secara berarti ke dalam bangunan pengetahuan yang telah ada dalam teori itu tersendiri. Hipotesis yang berasal dari teori dinamakan hipotesis deduktif .[7]


C. Cara Menguji Hipotesis
            Untuk menguji hipotesis diperlukan data atau fakta-fakta. Kerangka pengujian harus ditetapkan lebih dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data. Pengujian hipotesis memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teori, kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik, teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis bergantung dari metode dan desain penelitian yang digunakan.
Secara umum hipotesis dapat diuji dengan dua cara :
1. Mencocokkan dengan fakta. Dalam menguji hipotesis dengan mencocokan fakta, maka diperlukan percobaan-percobaan untuk memperoleh data . Data tersebut kemudian kita nilai untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut cocok dengan fakta tersebut atau tidak. Cara ini biasanya dikerjakan dengan menggunakan desin percobaan.
2. Mempelajari konsistensi logis, maka si peneliti memilih suatu desain dimana logika dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis. Cara ini sering digunakan dalam menguji hipotsis pada penelitian yang menggunakan metode noneksperimantal seperti metode deskriptif, metode sejarah.

 Menguji hipotesis dengan konsistensi logis.
Logika adalah cara menalar dimana data diamati dan dibagi-bagi, buktinya dicari dan dipertimbangkan dan kemudian kesimpulan diambil. Ada dua cara dalam memberi alasan yaitu ; Cara deduktif (dari umum menjadi spesifik) dan Induktif (dari spesifik menuju umum)

1. Alasan deduktif,Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya dengan jalan menggunakan pola berpikir yang disebut sillogisme berasal dari kata Yunani yang berarti menggabungkan bersama-sama. Suatu sillogisme terdiri dari tiga kalimat, dua kalimat pertama adalah dua proporsi atau premis dan kalimat terakhir suatu kesimpulan. Premis-premis gunanya untuk memberikan dasar atau alasan agar memperoleh kesimpulan.
 Contoh :
Ayam itu tidur atau mati (Premis mayor)
Ayam itu tidak mati (Premis minor)
Ayam itu tidur (Kesimpulan)
2. Alasan Induktif
Cara berpikir untuk memberi alasan yang dimulai dengan pernyataan-pernyataan yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum.[8]
Contoh : Misal dari pengamatan bahwa ikan ada mulut, kodok ada mulut, ayam ada mulut, kuda ada mulut, burung ada mulut, maka ditarik kesimpulan bahwa semua binatang ada mulut.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji, pengujian itu bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai; kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian.
Dilihat dari sumbernya, hipotesis dapat diperoleh dengan cara induktif dan deduktif. Dilihat dari jenisnya hipotesis terdiri dari hipotesis H1 dan hipotesis Ho. Dilihat dari besar kecilnya variabel hipotesis dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor. Berdasarkan hubungan antar variabel hipotesis dibedakan menjadi desktiptif, asosiatif dan komparatif. Untuk mengetahui apakah suatu hipotesis baik dapat dilihat dari ciri-ciri hipotesis antara lain: hipotesis memiliki daya penjelas, bisa diuji, bahasa yang sederhana dan jelas, relevan dengan keilmuan yang ada, dan menjelaskan hubungan antar variabel.
 Dalam menyusun hipotesis peneliti harus mengetahui bagaimana menguji hipotesis diperlukan data atau fakta-fakta. Kerangka pengujian harus ditetapkan lebih dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data. Pengujian hipotesis memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teori, kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik, teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis bergantung dari metode dan desain penelitian yang digunakan.






DAFTAR PUSTAKA

A.    Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang. UNP Press.
Creswell, John W.  2008. Educational Research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research third edition. New Jersey: Pearson Education Inc.
Donald, Ary, dkk ( Penterjemah Arief Furchan). 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.
L.R, Gay, Milla E, and Airasian, Peter W. 2009. Educational Research: Competencies for analysis and applications. New Jersey. Pearson Education Inc.
Nanang Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa isi dan Analisis data sekunder. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.









[1] . L.R, Gay, Milla E, and Airasian, Peter W. 2009. Educational Research: Competencies for analysis and applications. New Jersey. Pearson Education Inc.
[2] . Creswell, John W.  2008. Educational Research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research third edition. New Jersey: Pearson Education Inc.
[3] . Nanang Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa isi dan Analisis data sekunder. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

[4] . A.    Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang. UNP Press.

[5]. Nanang Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa isi dan Analisis data sekunder. Jakarta. Raja Grafindo Persada.


                                    [6] . Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

[7] . Donald, Ary, dkk ( Penterjemah Arief Furchan). 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.

[8] . A.    Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang. UNP Press.

0 Response to "Pengertian Hipotesis, Jenis- jenis Hipotesis, dan Cara Menguji Hipotesis."

Post a Comment

Labels

Aceh ( 4 ) ARTIKEL ( 23 ) Bollywood ( 1 ) CERPEN ( 16 ) HABA ( 1 ) Hollywood ( 1 ) INDO ( 2 ) Makalah ( 97 ) Skript ( 1 ) SOSOK ( 10 ) Wisata ( 2 )