Penggunaan Media Sumber Belajar Dalam Proses Belajar Mengajar




Penggunaan Media Sumber Belajar Dalam Proses Belajar Mengajar


D
I
S
U
S
U
N



Oleh:

Nama            :Mahliana
Nim               : A. 201201 / 4195
                        DOSPEN         : Ansari S.Pd, MA


   


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALMUSLIM
BIREUEN PROVINSI ACEH
TAHUN 2013




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembelajaran merupakan aktivitas dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari beberapa komponen yaitu : guru, kurikulum, anak didik, fasilitas dan administrasi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan rancangan dan pengelolaan belajar yang baik yang dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Pada sisi lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat atau media yang digunakan dalam pembelajaran, disamping itu guru mampu menggembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia di sekolah.
Kenyataannya di atas menuntut guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai perancang maupun pengelola pembelajaran untuk memiliki ketrampilan dalam menyusun rencana pengajaran maupun melakukan interaksi dengan anak didik, mengelola kelas, menggunakan sumber belajar termasuk didalamnya menggunakan media pembelajaran. Untuk itu guru yang profesional memerlukan pemahaman mengenai ilmu yang mendasari profesinya. Guru setidak-tidaknya memiliki pengetahuan tentang karakteristik anak didik, mengetahui teori belajar, rancangan pembelajaran, penyajian bahan ajar, penguasaan terhadap penggunaan media pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar.
Selanjutnya efektivitas pembelajaran juga berhubungan dengan kompetensi yang berupa kemampuan menggunakan media pembelajaran yang yang menunjang persiapan serta pelaksanaan tugas sebagai pendidik. Anak didik belajar dari gurunya bukan saja dari apa yang secara langsung diajarkan, tetapi juga dari media pembelajaran yang terlihat saat yang bersangkutan melaksanakan proses belajar mengajar.
Guru yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran supaya efektif, efisien dan berkualitas, semestinya memperhatikan faktor media pembelajaran yang keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Media pembelajaran memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar bagi pelaksanaan pembelajaran.

Maka dalam hal ini penulis mencoba merumuskan masalah dalam makalah dengan judul “ Penggunaan Media Sumber Belajar dalam Proses Belajar Mengajar “.


B.     Rumusan Masalah

1)      Apa pengertian media ?
2)      Media sebagai alat bantu?
3)   Media sebagai sumber belajar ?
4)      Macam-macam media ?
5)      Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media ?
6)      Dasar-dasar pertimbangan pemilihan penggunaan media ?
7)      Pengembangan dan pemanfaatan media ?

















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.

Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, Koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televise kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.

Gagne dan Briggs sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2000) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah “meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recoder, kaset, video camera, foto, gambar, grafik, telvisi dan komputer”. Dari kutipan ini dapat dimaknai bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahan fisik yang mengandung materi pembelajaran dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Asnawir dan M. Basyaruddin Usman (2002), mengemukakan pengertian media pembelajaran adalah “sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya”.[1]

Dari beberapa kutipan di atas mengenai pengertian media pembelajaran dapatlah dipahami bahwa media pembelajaran merupakan sarana atau alat yang digunakan (guru) dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, efektif, efisien dan berdaya tarik. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Kemudian dapat disimpulkan  juga bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan untuk mencapai tujuan pengajaran.

B.  Media Sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkanjalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Walaupun demikian, alat bantu yang dipergunakan oleh guru harus sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah, dan sesuai dengan SDM (anak didik). Dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dan gurulah yang mempergunakannya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.
Maka dengan menggunakan media, seorang guru dapat dengan mudah menyampaikan materi yang akan diajarkan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila seorang pengajar menggunakan sebuah media. Dengan kata lain, penggunaan media juga harus tepat guna dan sesuai sasaran serta membuat proses pembelajaran tidak monoton.
C.  Media Sebagai Sumber Belajar
Media pendidikan sebagai sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka bentuk dan jenis media pendidikan yang dipergunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu benda guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.
Namun media sebagai sumber belajar juga berfungsi untuk dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman tiap siswa berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan berwisata, dan sebagainya. Hal tersebut bisa diatasi dengan media pembelajaran. Jika siswa tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke siswa. Dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para siswa tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena: obyek terlalu besar, obyek terlalu kecil, obyek yang bergerak terlalu lambat, obyek yang bergerak terlalu cepat, obyek yang terlalu kompleks, obyek yang bunyinya terlalu halus; Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya, Menghasilkan keseragaman pengamatan, Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis., Membangkitkan keinginan dan minat baru, Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar, Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
Dewasa ini, perangkat teknologi sudah ada dimana-mana. Pertumbuhan dan perkembangannya hampir-hampir tak terkendali, sehingga wabahnya pun menyusup ke dalam dunia pendidikan. Di sekolah-sekolah kini, khususnya di kota-kota besar, teknologi dalam berbagai bentuk dan jenisnya sudah dipergunakan untuk mencapai tujuan. Ternyata teknologi, yang disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar. Guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa memanipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar.

D.    Macam- macam Media
Media yang telah dikenal saat ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut:

1.        Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:
a.    Media Auditif
Media ini hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
 b.    Media Visual
Media ini hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film kartun.
c.    Media Audiovisual
Media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik dan lebih menarik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu Audiovisual diam, audiovisual gerak, audiovisual murni, dan audio visual tidak murni.

2.        Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi ke dalam:
a.    Media dengan daya liput luas dan serentak, seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.
b.    Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide. Film, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.

3.        Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam:
a.    Media diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b.    Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagai
4. Dilihat dari Bahan Pembuatannya
a.      Media sederhana
Bahan dasarnya mudah diperoleh, murah, pembuatan dan penggunaannya mudah.
b.      Media kompleks
Bahan dasarnya sulit diperoleh, mahal, pembuatan dan penggunaannya perlu keterampilan yang memadai.[2]

E.  Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
Ketika suatu media akan dipilih, ketika suatu media akan dipergunakan, ketika itulah beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan pertimbangkan. Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip tersebut, sebagai berikut.
1.      Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2.      Karakteristik Media Pengajaran
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran.
3.      Alternatif Pilihan
Guru harus bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan.
Prinsip-prinsip penggunaan media :
1)      menentukan jenis media dengan tepat.
2)      Memperhitungkan subyek dengan tepat.
3)      Menyajikan media dengan tepat.
4)      Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
1.      Faktor-faktor yany Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media Pengajaran

1. Objektivitas
Guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Maka guru harus memilih secara objektif, bukan subyektif.
2. Program Pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuaidengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.
3. Sasaran Program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.
4. Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi :
(1)  situasi dan kondisi sikolah,  (2)  situasi dan kondisi anak didik.
1. Kualitas Teknik
Kualitas teknik media pengajaran perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi persyaratan atau belum untuk dipergunakan.
2. Keefektifan dan Efisiansi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut.[3]


F.            Dasar-dasar Pertimbangan Pemilihan Penggunaan Media
1.         Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Media Pengajaran
a.              Objektivitas
Artinya guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efesiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.
b.             Program Pengajaran
Progam pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.
c.              Sasaran Program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.
d.             Situasi dan Kondisi. Situasi dan kondisi yang dimaksud adalah:
1)      Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang dipergunakan.
2)      Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi dan kegairahan.
e.              Kualitas Teknik
Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum.
f.              Kefektifan dan Efesiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efesiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut.

2.      Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan criteria-kriteria sebagai berikut:
a.         Ketepatannya dengan tujuan pengajaran,
b.         Dukungan terhadap isi bahan pelajaran,
c.         Kemudahan memperoleh media,
d.        Keterampilan guru dalam menggunakannya,
e.         Tersedia waktu untuk menggunakannya,
f.          Sesuai dengan taraf berpikir siswa.[4]
G. Pengembangan dan Pemanfaatan Media Sumber
Peranan media akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya. Ketika fungsi-fungsi media pelajaran diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar maka akan terlihat peranannnya sebagai berikut :
1.        Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
2.        Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa.
3.        Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
Bertolak dari fungsi dan peranan media diharapkan pemahaman guru terhadap media menjadi lebih jelas, sehingga tidak memanfaatkan media secara sembarangan. Guru dapat mengembangkan media sesuai kemampuannya dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor dalam memilih dan menentukan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
Langkah-langkah dalam pemanfaatan media.
1.        Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2.        Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan memanfaatkan media massa  yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
3.        Persiapan kelas. Siswa atau kelas harus mempunyai persiapan dalam menerima pelajaran dengan menggunakan media tertentu.
4.        Langkah penyajian dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.
5.        Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran.
6.        Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di evaluasi sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

 Paling mutakhir, media komputer berbasis internet menjadi sumber elajar acuan yang cukup digemari sekarang ini. Selain berfungsi sebagai sumber informasi melalui situs-situs yang menyediakan beragam materi, internet adalah media diskusi ilmiah online. Dengan internet, diskusi yang diadakan dapat berlangsung kapan saja dan oleh siapa saja yang tidak berada dalam satu lokasi.
Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.
1.        Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.
Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Arab. Untuk kemampuan berbahasa mendengarkan atau menyimak, media yang lebih tepat digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk kemampuan berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak.
Contoh lain untuk pelajaran Biologi. Untuk mengajarkan bagaimana terjadinya proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia, maka media video dinilai lebih tepat untuk menyajikannya. Dengan menggunakan teknik animasi, maka media video dapat memperlihatkan atau memvisualisasikan proses yang tidak dapat dilihat dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan proses. Melalui visualisasi yang disajikan media video, maka peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran tentang proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia. Demikian juga halnya dalam menjelaskan profil kehidupan binatang buas, maka media video merupakan jenis media yang lebih tepat untuk menyajikannya.
2.        Keterjangkauan dalam Pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perlu dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya jika harus dikontrakkan kepada orang lain. Namun sebelum dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media pembelajaran yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran, apakah tidak lebih cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya daripada mengkontrakkan pembuatannya?
Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti pelatihan tersebut masih mempunyai waktu memadai untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apakah fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah? Kalau belum, berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.
3.        Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran
Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area Network (LAN).
Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi ekspertis atau keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.
4.        Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran
Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media pembelajarannya (program), sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program) sendiri ternyata sulit didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.
Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok danmembantu mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.
5.        Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran
Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan medianya.[5]
Permasalahan yang sering muncul berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran, yakni ketersediaan dan pemanfaatan. Ketersediaan media, masih sangat kurang sehingga parapengajar menggunakan media secara minimal. Media yang sering digunakan adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan sebagainya), dan didukung dengan alat bantu sederhana yang masih tetap digunakan seperti papan tulis/white board dan kapur/spidol. Sedangkan media audio dan visual (kaset audio, siaran TV/Radio, overhead transparency,video/film,), dan media elektronik (komputer, internet) masih belum secara intensif dimanfaatkan.
Masalah kedua, pemanfaatan media. Media cetak merupakan media yang paling sering digunakan oleh pengajar, karena mudah untuk dikembangkan maupun dicari dari berbagai sumber. Namun, kebanyakan media cetak sangat tergantung pada verbal symbols (kata-kata) yang bersifat sangat abstrak, sehingga menuntut kemampuan abstraksi yang sangat tinggi dari pebelajar, hal inilah yang dapat menyulitkan mereka. Karena itu dalam pemanfaatan media ini, diperlukan kreativitas pengajar juga pertimbangan instruksional yang matang dari pengajar. Kenyataan yang sering terlihat adalah, banyak pengajar menggunakan media pembelajaran “seadanya” tanpa pertimbangan pembelajaran (instructional consideration), dan ada pula pengajar yang menggunakan media canggih walaupun sesungguhnya tidak diperlukan dalam pembelajaran.









BAB III
PENTUTUP

Kesimpulan

Tidak diragukan lagi kita semua dapat sepakat bahwa media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada yang belum menggunakan media, itu hanya perlu sedikit perubahan sikap. Dalam memilih media, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.
Kelancaran dan efektivitas pembelajaran antara lain didukung oleh kehadiran alat bantu/media/sumber belajar yang tersedia. Ketersediaan alat bantu/media/sumber belajar memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik, lebih intensif, dan lebih banyak potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu, alat bantu/media/sumber belajar perlu dihadirkan dengan tepat.
Lebih lanjut, alat bantu/media/sumber belajar perlu dimanfaatkan secara sinergis untuk mengoptimalkan pembelajaran. Dengan adanya media/alat bantu pembelajaran semakin memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga dapat menciptakan kondisi yang dapat mendorong siswa agar dapat mencapai kompetensinya dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru.
 





















DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Bahri dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar ,Jakarta: PT Rineka CiptaAzhar, Arsad , 2008, Media Pembelajaran ,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sadiman, Arief S. , M.Sc., dkk., Media Pendidikan : Pengertian dan Pemanfatannya, Jakarta : Pustekom Dikbud dan PT. Rajagrafindo Persada
Iif, Khairu Ahmadi , dkk, 2010, Strategi Pembelajaran SBI dan SBN, Jakarta: prestasi pustaka




[1] Sadiman, Arief S. , M.Sc., dkk., Media Pendidikan : Pengertian dan Pemanfatannya, Jakarta : Pustekom Dikbud dan PT. Rajagrafindo Persada
[2]. CiptaAzhar, Arsad , 2008, Media Pembelajaran ,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
[3]. Djamarah, Bahri dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar ,Jakarta: PT Rineka
[4]. Iif, Khairu Ahmadi , dkk, 2010, Strategi Pembelajaran SBI dan SBN, Jakarta: prestasi pustaka
[5] .Djamarah, Bahri dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar ,Jakarta: PT Rineka

0 Response to "Penggunaan Media Sumber Belajar Dalam Proses Belajar Mengajar"

Post a Comment

Labels

Aceh ( 4 ) ARTIKEL ( 23 ) Bollywood ( 1 ) CERPEN ( 16 ) HABA ( 1 ) Hollywood ( 1 ) INDO ( 2 ) Makalah ( 97 ) Skript ( 1 ) SOSOK ( 10 ) Wisata ( 2 )