TUGAS
MAKALAH
PERILAKU
ORGANISASI
NAMA :
MAWADDAH
SAJIDA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
(PTK) atau pendidikan pada umumnya, di-selenggarakan untuk membantu
melaksanakan proses pendidikan berdasarkan mandat dari berbagai pihak yang
kepentingan (stakeholder). Bryson (1991) mendefinisikan stakeholder
sebagai suatu individu, atau kelompok individu, atau organisasi yang
berkepentingan yang dapat memberikan tuntutan pada perhatian sumberdaya, output
atau segala sesuatu yang mempengaruhi output organisasi yang bersangkutan.
Memperhatikan pada apa yang menjadi kepentingan stakeholder merupakan kunci
keberhasilan organisasi. Dengan demikian sebagai lembaga pendidikan, dalam
melaksanakan tugasnya seharusnya mengetahui dengan benar, apakah yang perlu
dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan menurut kekuatan eksternal dalam
mandat organisasi.
Klarifikasi terhadap mandat baik
yang tertulis maupun yang tidak, adalah amat penting. Sebab banyak organisasi terhambat
dalam operasionalnya kemungkinan karena kesalahan mereka dalam membuat asumsi
dasar tentang mandat dan misi mereka. Artinya operasinal dan hasil organisasi
tersebut tidak didasarkan pada maksud mandat yang sebenarnya, sehingga karena
hasilnya tidak sesuai maka organisasi tersebut dianggap tidak mampu
melaksanakan mandat dan selanjutnya ditinggalkan oleh stakeholder. Oleh karena
itu, perencanaan operasional pendidikan seharusnya dimulai dari
klarifikasi mandat yang benar.
Konsep organisasi mengatakan bahwa
organisasi adalah wadah sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama atau tujuan yang sama. Pencapaian tujuan proses
pendidikan memerlukan kerjasama yang baik dan sinergik seluruh komponen
organisasi pendidikan. Organisasi dibentuk untuk memaksimalkan potensi
dan kinerja seluruh sumber daya yang ada, oleh karena itu dibutuhkan tata
kelola yang jelas, pembagian kerja yang jelas, terstruktur, dan saling bahu
membahu (sinergik) dan konstruktif dalam mencapai tujuan bersama yang telah
dirumuskan sebelumnya. Sehingga dalam organisasi terdapat tiga aspek yang harus
ada, yaitu pertama, harus mempunyai tujuan bersama yang ingin dicapai; kedua,
rumusan kerja dari tiap-tiap elemen, atau bahkan dalam scope terkecil
yaitu individu, harus saling terkoordinasi; ketiga, setiap anggota harus
memiliki peran yang khusus dan spesifik masing-masing[1].
Dengan demikian untuk dapat
mengelola pengembangan PTK, perlu memahami konsep organisasi dengan baik, baik
pengambil kebijakan PTK maupun setiap indivudu anggota organisasi PTK agar
memahami tugas dan fungsinya sehubungan dengan ketercapaian tujuan bersama
sebagai tujuan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Pengembangan organisasi
Dalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan berbagai proses
untuk mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri, kali ini saya akan membahas
proses organisasi dengan cara mempengaruhi dan proses pengambilan keputusan.
1.
Proses Mempengaruhi
-Pengertian
Pengaruh
Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang
menunjukan hal baik maupun tidak baik,yang dilakukan secara langsung ataupun
secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku serta
kebiasaan, baik itu individu atau kelompok.
-Elemen-elemen
yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antaralain :
- Orang
yang mempengaruhi
- Metode
yang digunakan untuk mepengaruhi,dan
- Orang
yang di pengaruhi
-
Metode mempengaruhi
- Kekuatan
fisik,
metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam
mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
- Penggunaan
sanksi,
metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun
kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
- Keahlian, metode ini dilakukan dengan
keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam
mempengaruhi individu maupun kelompok.
- Kharisma
(daya tarik),
pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang
mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus
menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian.
-Daerah
pengaruh mencakup hubungan-hubungan,
- Antar
perseorangan
- Kelompok
dengan seseorang,dan
- Seseorang
dengan Kelompok
-
Analisis French-Raven
Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh,
dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah
pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat)
terhadap orang lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan
merupakan pengaruh laten (terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan
dalam kenyataan (yang direalisasikan).
French-
Raven membagi 5 sumber basis kekuasaan:
- Kekuasaan
Balas jasa
- Kekuasaan
Paksaan
- Kekuasaan
Sah
- Kekuasaan
Ahli
- Kekuasaan
Panutan
Contoh
Kasus :
Pada tahun 2011 lalu, nama Muhammad Nazaruddin ramai
diperbincangkan. Selain dikenal sebagai politisi karena jabatannya sebagai
Bendahara Umum Demokrat, dia ternyata dikenal juga sebagai pengusaha. Dia
bertambah terkenal belakangan sejak namanya kembali disebut-sebut di berbagai
pemberitaan karena tersangkut masalah hukum. Kasus yang terbaru yang membelit
Nazaruddin dan sekaligus mengegerkan Partai Demokrat adalah dugaan
keterlibatannya dalam kasus suap kepada Wafid Muharram, mantan Sekretaris
Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kasus itu membuat para anggota Partai Demokrat
bersikap malu dan telah mempengaruhi juga organisasi HMI ( Himpunan Mahasiswa
Islam) yang dimana Nazaruddin tersebut pernah menjadi anggota organisasi
tersebut. Membuat HMI merasa malu, dan banyak komentar yang pedas dilontarkan
tentang perilaku Nazaruddin tersebut. Kasus itu juga kabarnya mengusik
Istana (Presiden SBY). Sehingga beredar pula kabar, Nazaruddin bisa saja
dipecat dari jabatannya di partai.
2.
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan
yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam
organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam
mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan.
Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4
metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without
discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi
(authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
- Kewenangan
Tanpa Diskusi Biasanya
metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer.
mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini
dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin
mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi
apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang
kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah
diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam
perumusan pengambilan keputusan.
- Pendapat
Ahli Kemampuan
setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan,
tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi
terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk
diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya
tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi.
- Kewenangan
Setelah Diskusi Metode
ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak
pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode
yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat
atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan
keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan
besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan
dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya
mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi
yang lai.
- Kesepakatan Dalam Metode ini, sebuah
keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan
keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara
transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua
anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya
akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna
didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat
sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan
Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang
digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode
yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai
bergantung pada faktor :
- Jumlah
waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
- Tingkat
pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
- Kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan
keputusan tersebut.[2]
B. Bentuk Hubungan Intervensi Dalam
Organisasi
Pengorganisasian berasal dari kata
organisasi yang berarti kumpulan orang dengan system kerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Pengorganisasian yaitu proses pembagian kerja ke dalam
tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang
sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.
Pengorganisasian menyangkut penentuan pekerjaan, pembagian kerja, penetapan
mekanisme untuk mengkoordinasikan kegiatan salah satu hasil dari prosesnya
adalah struktur organisasi yang merupakan prosedur formal manajemen organisasi.
Pembentukan struktur sangat
bergantung pada tujuan organisasi dan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut.menurut Stoner (1986) struktur organisasi dibangun
berdasarkan :
1) Spesialisasi aktivitas yang mengacu pada
spesifikasi tugas perorangan atau kelompok di seluruh organisasi atau
departementalisasi,
2) Standar aktivitas sebagai prosedur yang digunakan
organisasi unyuk menjamin kelayakgunaan (predictability) aktivitas,
3) Koordinasi aktivitas yaitu prosedur yang
memadukan fungsi-fungsi dalam organisasi,
4) Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan
keputusan. Sentralisasi adalah proses konsentrasi wewenang dan pengambilan
keputusan pada tingkat atas suatu organisasi. Keuntungan dari system
sentralisasi yaitu pengaturan yang sama bagi semua unit organisasi,
kelemahannya bawahan tidak berkembang dan putusan oleh atasan menyita waktu
lama. Desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang pada semua tingkat
organisasi.
Organisasi merupakan wadah dimana
sekelompok orang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama sebagai
tujuan bersama. Dalam organisasi dapat ditemukan pengaturan tata hubungan antar
anggota baik vertical dan horizontal. Bentuk-bentuk hubungan dalam organisasi
pada umumnya atau organisasi pendidikan, sangat banyak dan bervariasi. Namun
secara garis besar bentuk hubunan dalam organissi mencakup aspek sasaran,
fungsi atau perangkat tugas, tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas.
Berbagai macam hubungan dalam organisasi antara lain :
1. Hubungan garis yaitu hubungan antar unsur dalam
organisasi yang menunjukkan garis perintah dari atas ke bawah (vertical)
2. Hubungan staf merupakan hubungan antar unsur dalam
organisasi yang menunjukkan penugasan untuk membantu kegiatan unsur lain dalam
bidang pekerjaan tertentu.
3. Hubungan konsultatif adalah hububgan antar unsur
yang berada dalam organisasi yang setara.
4. Hubungan koordinatif adalah pola hubungan yang
menunjukkan hubungan antar unit dalam organisasi yang bertujuan mensinkrokan,
saling mendukung supaya searah dan tidak tumpang tindih.[3]
C. STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Teknik pengembangan oraganisasi pada
hakekatnya adalah strategi interfensi yang dapat dipergunakan untuk mengatasi
dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi atau di dalam melakukan
perubahan-perubahan. Sampai sekarang cukup banyak teknik pengembangan
organisasi yang telah dikembangkan oleh para pakar. Di antara teknik-teknik
tersebut adalah sebagai berikut:
- Latihan Kepekaan (sensitivity taining); Merupakan
teknik pengembangan yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling
sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok
kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10
peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan
kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam
hubunga antar-pribadi.
- Kisi Pengembangan Organisas; Pendekatan grip pada
pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang
diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi
gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan
yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek
produksi.
- Survai Umpan Balik; Tiap peserta diminta menjawab
kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka
(misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka).
Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para
penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan
dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan
mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
- Konsultasi Proses; Dalam Process consultation,
konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi, pola pengambilan
keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik
dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada
semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya, serta
menganjurkan tindakan koreksi.
- Pembentukan Tim; Adalah pendekatan yang bertujuan
memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok
kerjanya atau tim. Teknik tim building sangat membantu meningkatkan
kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat
matriks.
- Transcational Analysis (TA); TA berkonsentrasi
pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan
pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan
menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang
buruk dan menyesatkan.
- Intergroup Activities; Fokus dalam teknik
intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik
antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan
organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup
activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik
yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
- Third-party Peacemaking;Dalam menerapkan teknik
ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang
memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik
negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan
kelompok.[4]
D. TAHAP PENERAPAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Setelah dipahami akan strategi yang
dapat dipakai tersebut diatas maka ada beberapa tahapyang dapat dilakukan dalam
penerapan pengembangan organisasi tersebut. Dalam menerapkan pengembangan
organisasi, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan
pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan
(agent of change), dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi
menghadapi perubahan, melalui teknik teknik pengembangan organisasi yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan pengembangan organisasi
dilakukan dalam empat tahap:
- Tahap Pengamatan Sistem Manajemen atau Tahap
Pengumpulan Data; Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur
yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti
struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan
situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah: (a) Fungsi utama
tiap unit organisasi, (b) Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan
dan sasaran organisasi, (c) Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan
tindakan dalam masing masing unit, (d) Kekuatan dalam organisasi yang
mempengaruhi perilaku antar– kelompok dan antar individu dalam organisasi.
- Tahap Diagnosis dan Umpan Balik; Dalam tahap ini
kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen
dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi . Ada beberapa kriteria yang
umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, di
antaranya: (a) Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan
dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (b)Tanggung jawab:
kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi, (c) Identitas:
kejelasan misi dan peran masing masing unit, (d) Komunikasi: kelancaran
arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi, (e)Integrasi;
hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam
mengatasi konflik dan krisis, (f) Pertumbuhan; iklim yang sehat dan
positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu
menganggap pengembangan sebagai sasaran utama
- Tahap Pembaruan dalam Organisasi; Dalam tahap ini
dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan
perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas
organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai
dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan
yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi,
bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur
organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang
dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak.
- Tahap Implementasi Pembaruan; Tahap akhir dalam
penerapan pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana pembaruan
yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja
secaa penuh dengan staf manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi
perubahan meliputi: (a) Perubahan struktur, (b) Perubahan proses dan
prosedur, (c) Penjabaran kembali secara jelas tujuan sera sasaran
organisasi, (d)Penjelasan tentang peranan dan mis masing masing unut dan
anggota dalam organisasi.
Setelah segala sesuatunya berjalan
dalam masa yang telah di tentukan bersama maka selanjutnya adalah perlu
diadakan evaluasi atau diagnosis organisasi, hal ini sangat diperlukan guna
mengetahui akan segala kekurangan dalam perjalanan organisasi selama ini
sehingga pada kedepannya dapat dilakukan suatu perbaikan dan pada akhirnya
organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuannya yang menciptakan organisasi
moderen yang siap dalam menjawab tuntutan zaman dan berkualitas.
Ada sejumlah langkah dasar, yang perlu diterapkan
dalam hal menyelenggaraka diagnosis keorganisasian sebagai berikut:
- Mengenal dan menafsirkan masalah yang dihadapi,
dan merasakan kebutuhan akan perubahan
- Mendeterminasi kesiapan dan kemampuan organisasi
yang bersangkutan untuk berubah
- Mengidentifikasi sumber-sumber daya manajerial
dan angkatan kerja untuk perubahan dan
- Mendeterminasi sebuah strategi perubahan dan
sasaran-sasarannya.[5]
Pengembangan organisasi merupakan
salah satu pokok bahasan yang penting dalam perbincangan organisasi. Hal ini
dapat dimaklumi karena manusia, pekerjaan dan lingkungan kerja atau organisasi
dimana berada merupakan tiga hal yang saling berkaitan secara erat, dan dalam
pada itu pengembangan organisasi diperlukan tidak lain untuk meningkatkan
efektifitas organisasi yang berkualitas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
merupakan lembaga pendidikan dengan tujuan mempersiapkan kapasitas kemampuan
dan keterampilan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan dimungkinkan
untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya. Tolok ukur
pendidikan sudah jelas yaitu kualitas dan relevansi kapasitas kemampuan
lulusan, yang tidak hanya diukur di sekolah tapi juga saat di lapangan kerja.
Untuk itulah lembaga PTK dituntut untuk mampu berkembang secara terus menerus,
sesuai dengan perkembangan mandate organisasi yang bersumber dari kebutuhan stakeholder.
Pengembangan organisasi PTK yang
juga mendesak adalah yang mendukung daya adaptabilitas organisasi. Kemampuan
beradapatasi organisasi PTK akan berkembang bila memiliki struktur yang mampu menyerap/menangkap
data atau informasi perubahan kebutuhan stakholder. Struktur yang ada saat ini,
hanya untuk kepentingan internal organisasi, dan itupun perlu pengembangan
konsepnya. Pengembangan struktur yang diperlukan untuk beradaptasi dengan
perubahan, pada dasarnya adalah agar organisasi memperoleh data/informasi
perubahan kebutuhan stakholder. Secara rinci model organisasi tersebut akan
dibahas pertemuan berikutnya.
Daftar Pustaka
Daulat P.
Tampubolon, 2001. Perguruan Tinggi Bermutu. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Phesey,
Diana C., 1993. Organization Cultures, Type and Transformations. New
York: Routledge.
Frank
Bonning, 2006. The Transformation of Vocational Education and Training (VET)
in the Baltic States – Survey of Reforms and Developments. The Netherlands:
Published by Springer.
Gaynor,
Gerard H., 2004. What Every New Manager Need to Know. New York: AMACOM.
Hanson, Mark
E. 1990. Educational Administration and Organizational Behavior. Boston:
Allyn and Bacon.
[3] . Hanson, Mark E. 1990. Educational
Administration and Organizational Behavior. Boston: Allyn and Bacon.
[4] . Frank
Bonning, 2006. The Transformation of Vocational Education and Training (VET)
in the Baltic States – Survey of Reforms and Developments. The Netherlands:
Published by Springer.
0 Response to "MAKALAH PERILAKU ORGANISASI"
Post a Comment