BAB I
PENDAHLUAN
A. Latar
belakang masalah
Pendidikan islam merupakan suata hal
yang paling pokok yang harus di penuhi oleh setiap individu, golongan bahkan
negara, karena dengan pendidikan tersebut seorang bisa lebih maju, dengan
pendidikan tersebut suatu kelompok atau golongan dapat di katakan sebagai
golongan yang berkualitas, tidak hanya kuantitas saja dan dengan pendidikan
suatu negara akan terlihat dominan di mata dunia. Terselenggaranya pendidikan
secara baik akan membawa dampak terhadap pemahaman dan pengalaman ajaran agama.
Al-quran dan Hadits merupakan sumber
utama dalam pendidikan Islam khususnya pendidikan agama yang di harapkan dapat
memberikan petunjuk dan membimbing manusia kejalan yang lurus sesuai dengan
fitrahnya. Maka dari itu pendidikan sangat di butuhkan oleh setiap individu
manusia.
Cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam sejak zaman
Nabi Muhmmad SAW sampai sekarang. Pendidikan Islam mulai dilaksanakan
Rasulullah setelah mendapat perintah dari Allah melalui firmannya QS. 74 : 1-7,
langkah awal yang ditempuh oleh Nabi adalah menyeru keluarganya,
sahabat-sahabanya, tetangga dan masyarakat luas.
Pada masa Nabi, Negara Islam
meliputi seluruh jazirah Arab dan pendidikan Islam berpusat di Madinah, setelah
Rasulullah wafat kekuasaan pemerintahan Islam dipegang oleh Khulafaurrasyidin
dan wilayah Islam telah meluas di luar jazirah Arab. Para khalifah ini
memusatkan perhatiannya kepada pendidikan, syiarnya agama dan kokohnya Negara
Islam.
B. Rumusan
Masalah
- Pola
pendidikan pada masa Kholifah Abu Bakar Ash Shiddiq
- Pola
pendidikan pada masa Kholifah Umar Bin Khattab
- Pola
pendidikan pada masa Kholifah Utsman Bin Affan
- Pola
pendidikan pada masa Kholifah Ali Bin Abi Thalib
BAB II
PEMBAHASAN
POLA PENDIDIKAN
ISLAM PADA MASA KHULAFAUR ROSYIDIN
A. Masa
Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (632-634 M)
Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin
umat islam adalah Abu Bakar as-Siddiq sebagai khalifah. Khalifah adalah
pemimpin yang diangkat setelah Nabi wafat untuk mengantikan Nabi dan
melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintahan.[1]
Masa awal pemerintahan Abu Bakar
banyak di guncang oleh pemberontakan orang-orang murtad yang mengaku-ngaku
menjadi Nabi dan enggan membayar zakat, karna hal inilah khalifah lebih
memusatkan perhatiannya memerangi para pemberontak, maka dikirimlah pasukan
untuk memerangi para pemberontak ke yamamah, dalam insiden itu banyak para
khufadhil quran yang mati syahid kemudian karna khawatir hilangnya Al-Quran
sayyidina Umar mengusulkan pada khalifah untuk membukukan al-quran, kemudian
untuk merealisasikan saran tersebut diutuslah Zaid Bin Tsabit untuk
mengumpulkan semua tulisan al-quran, pola pendidikan khalifah Abu Bakar masih
seperti Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya.[2]
Dari segi materi pendidikan islam
terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan , akhlak, ibadah, kesehatan ,dan
lain sebagainya.
1) Pendidikan keimanan yaitu menanamkan bahwa
satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.
2) Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang
lain, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat dan lain sebagainya .
3) Pendidikan ibadah, seperti pelaksanaan sholat,
puasa dan haji .
4) Kesehatan, seperti kebersihan, gerak gerik dalam
shalat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.[3]
Menurut ahmad syalabi, lembaga untuk
belajar membaca menulis ini di sebut dengan Kuttab. Kuttab merupakan
pendidikan yang di bentuk setelah masjid,selanjutnya Asama Hasan Fahmi
mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang arab pada masa abu bakar.
Dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah madinah, sedangkan yang bertindak
sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat rosul yang terdekat. Lembaga
pendidikan islam adalah masjid. Masjid di jadikan sebagai benteng pertahanan
rohani, tempat pertemuan, tempat sholat berjamaah, membaca Al Quran dan
lain-lain.
B. Masa Umar Bin Khattab (13-23
H/634-644 M)
Sesuai dengan kedudukan manusia
sebagai makhluk yang mulia, pikiran, perasaan dan kemampuan berbuat, merupakan
komponen dari kemulyaan dan kesempurnaan yang melengkapi ciptaan (kejadian)
manusia. Firman Allah SWT :
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s? ÇÍÈ
Artinya:.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .(Q.S
At-tin:4)
Abu bakar yang telah menyaksikan
persoalan yang timbul dikalangan kaum muslimin setelah nabi wafat, berdasarkan
inilah abu bakar menunjuk penggantinya yaitu umar bin khattab, yang tujuannya
adalah untuk mencegah supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan di
kalangan kaum muslimin, berdasarkan kebijakan abu bakar tersebut ternyata di
terima masyarakat. Pada masa kholifah Umar bin khattab kondisi politik dalam
keadaan stabil, usaha perluasan wilayah islam memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah
islam pada masa Umar bin khattab meliputi semenanjung Arabbia, Palestina,
Syiria, Irak, Persia dan Mesir.[4]
Dengan meluasnya wilayah islam meluaslah kehidupan
dalam segala bidang untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan insan yang memiliki
keahlian dan ketrampilan sehingga dalam hal ini membutuhkan pendidikan.
Pada masa ini sahabat-sahabat yang
berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin kholifah
dan dalam waktu yang terbatas .jadi ,kalau ada diantara umat islam ingin belajar
hadist harus pergi ke madinah ,ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan
pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di madinah.[5] Adapun pusat pendidikan
selain di madinah adalah Mesir,Syiria,dan Basyrah
Untuk itu Umar bin khatab memerintahkan
para panglima perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya
mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Beliau juga
menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan pasar pasar serta mengangkat dan
menunjuk guru-guru untuk daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas
mengajarkan isi Al-Quran dan ajaran islam lainnya .
Diantara sahabat yang ditunjuk oleh
Umar bin khatab ke daerah adalah Abdurahman bin Maqal dan Imran bin Al-Hasyim
kedua orang ini di tempatkan di Basyrah. Abdurahman binghanam di kirim ke
Syiria dan Hasan bin Abi jabalah dikirim ke mesir. Adapun metode yang mereka
pakai adalah guru duduk dihalaman masjid sedangkan murid melingkarinya .[[6]
Karena semakin meluasnya agama islam
maka mendorong kegiatan pendidikan islam bertambah besar ,gairah menuntut ilmu
agama islam ini yang kemudian mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin
keagamaan .[7]
Pada masalah khalifah Umar bin
khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis Al-Quran dan
menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama islam yang lebih maju di banding
sebelumnya, tuntutan belajar sudah tampak, orang yang baru masuk islam dari
daerah yang di taklukkan harus belajar bahasa arab, jika ingin mengetahui
tentang islam. Oleh karena itu, sudah ada pengajaran bahasa arab pada masa ini.[8]
Umar memerintah negara dalam keadaan
stabil, ini disebabkan karena sudah di tetapkannya masjid sebagai pusat
pendidikan, juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota yang di
kembangkan. baik dari segi menulis, membaca, ilmu bahasa dan lain-lain. Adapun
sumber gaji para pendidik di ambilkan dari daerah yang di taklukkan dan baitul
mal.
C. Masa Kholifah Utsman Bin Affan
(23-35 H/644-656 M)
Pada masa kholifah Utsman bin affan,
pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya.
Pendidikan di masa hanya melanjutkan yang telah ada.namun ada sedikit terjadi
perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan
dekat dengan Rosulullah yang tidak di perbolehkan meninggalkan Madinah di masa
Umar, di beri kelonggaran untuk keluar daan menetap di daerah yang mereka
sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di
daerah-daerah. Sehingga para peserta didik lebih mudah dalam menuntut dan
belajar ilmu.
Kholifah utsman sudah merasa cukup
dengan pendidikan yang ada,namun begitu ada usaha yang cemerlang yang telah
terjadi di masa ini yang berpengaruh bagi pendidikan islam,yaitu mengumpulkan
tulisan ayat-ayat Al quran. Penyalinan ini terjadi karena adanya perselisihan
dalam bacaan.berdasarkan hal ini, kholifah Utsman memerintah kepada tim umtuk
penyalinan tersebut, adapun tim tersebut adalah Zaid bin tsabit,Abdullah bin
zubair, Zaid bin as dan Abdurrahman bin harits.
Bila terjadi pertikaian bacaan,maka
harus di ambil pedoman kepada dialeg suku quraisy, sebab Al Quran ini di
turunkan menurut dialek mereka sesuai dengan lisan quraisy. Zaid bin tsabit
bukanlah orang quraisy ,sedangkan ketiganya adalah orang quraisy.
Tugas mendidik dan mengajar umat
pada masa ini di serahkan pada umat itu sendiri, artinya pemerintah tidak
mengangkat guru-guru, dengan demikian para pendidik sendiri melaksanakan
tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah.
Pada masa kholifah Utsman bin affan
tidak banyak terjadi perkembangan kalau di bandingkan dengan masa kekhalifahan
umar bin khattab,sebab pada masa kholifah utsman urusan pendidikan di serahkan
pada rakyat. Dan apabila di lihat dari segi kondisi pemerintahan utsman banyak
timbul pergolakan dalam masyarakat sebagai akibat ketidasenangan mereka
terhadap kebijakan utsman yang mengangkat kerabatnya dalam jabatan
pemerintahan.
D. Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib
(35-40 H/656-661m)
Ali adalah khalifah ke empat setelah
utsman bin affan pada pemerintahannya sudh diguncang peperangan dengan Aisyah(
istri nabi )beserta Thalhah dan Abdullah bin Zubair karna kesalah pahaman dalam
menyikapi pembunuhan terhadap islam yang disebut dengan perang jamal ( unta)
karna aisyah menggunakan unta .setelah berhasil mengatasi pemberontakan aisyah
muncul pemberontakan lain sehingga pada masa pemerintahan ali tidak pernah
mendapatkan ketenangan dan ketentraman .[9]
Muawiyah sebagai gubernur didamaskus
memberontak untuk mengulingkan kekuasaan Ali, peperangan ini disebut dengan
peperangan siffin karna terjadi di siffin.[10] sehingga dimasa Ali
berkuasa pemerintahnya tidak stabil dan kegiatan pendidikan islam mendapat
hambatan dan gangguan . Pada saat itu Ali tidak sempat lagi memikirkan masalah
pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya ditumpahkan pada masalah keamanan dan
kedamaian bagi masyaarakat islam. Dengan demikian pola pendidikan pada masa
khulafaur rasidin tidak jauh berbeda dengan masa Nabi yang menekan pada
pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran islam yang bersumber pada Alquran dan
Hadist Nabi .
E.KURIKULUM
PENDIDIKAN ISLAM MASA KHULAFAUR RASYIDIN(632-661M./ 12-41H)
Sistem
pendidikan islam pada masa khulafa al-Rasyidin dilakukan secara mandiri,tidak
dikelola oleh pemerintah, kecuali pada masa Khalifah Umar bin al;khattab yang
turut campur dalam menambahkan materi kurikulum pada lembaga kuttab.Materi
pendidikan islam yang diajarkan pada masa khalifah Al-Rasyidin sebelum masa
Umar bin Khattab, untuk pendidikan dasar:
a. Membaca dan
menulis
b. Membaca dan
menghafal Al-Qur’an
c. Pokok-pokok
agama islam, seperti cara wudlu, shalat, shaum dan sebagainya
Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-anak diajari:
Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-anak diajari:
a. Berenang
b. Mengendarai
unta
c. Memanah
d.Membaca dan
menghapal syair-syair yang mudah dan peribahasa.
Sedangkan materi pendidikan pada
tingkat menengah dan tinggi terdiri dari:
a. Al-qur’an dan
tafsirnya
b. Hadits dan
pengumpulannya
c. Fiqh
(tasyri’)
F.Pusat-pusat
pendidikan pada masa khulafaur rasyidin antara lain:
1.
Mekkah, guru pertama di makkah adalah Muad bin jabal
yang menggajarkan al-quran dan fiqih .
2.
Madinah,sahabat yang terkenal antara lain Abu Bakar ,Ustman
Bin Affan ,Ali Bin Abi Thalib dan sahabat sahabat lain .
3.
Basyroh ,sahabat yang termasyhur antara lain Abu Musa
Al-Asyary beliau adalah ahli fiqih dan al-quran .
4.
Mesir ,sahabat yang pertama kali mendirikan madrasah
dan menjadi guru dimesir adalah Abdullah Bin Amru Bin Ash beliau adalah seorang
ahli hadist
5.
Kuffah ,sahabat yang termasyhur disini adalah Ali Bin
Abi Thalib dan Abdullah Bin Masud .Abdullah Bin Masud mengajarkan Al-Quran
beliau ahli tafsir ,hadist dan fiqih .
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
- Pola pendidikan pada masa Khulafaur rasidin tidak
jauh berbeda dengan masa nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan
ajaran ajaran Islam yang bersumber pada Alquran dan Hadist Nabi .
- Pada masa kholifah Umar Bin Khattab sedikit lebih
meningkat, para pengajar sudah digaji yang diambilkan dari baitulmal dan
banyak daerah yang ditaklukkan.
- Pada masa Utsman Bin Affan pendidikan tidak
terpacu di Madinah saja, sebab para pengajar sudah diperbolehkan memilih
tempat yang disukai kemudian mengembangkan keilmuannya di daerah tersebut.
- Pada masa kholifah Ali Bin Abi Thalib tidak
mengalami perubahan sebab pada masa ini banyak terjadi pemberontakan,
sehingga kholifah Ali tidak sempat memikirkan pendidikan di negaranya.
- Di antara pusat-pusat pendidikan pada masa
Khulafaur rasidin adalah Mekkah, Madinah, Mesir, Kuffah, dan Basrah.
DAFTAR PUSTAKA
Asrohah,
Hanun, Sejarah Peradapan Islam Jakarta: Wacana Ilmu, 2001.
Imam
Santoso, Slamet, Pendidikan Di Indonesia Dari Masa Ke Masa Mas Agung
,Jakarta,1987.
Karsidjo
Djojosuwarno, Life Of Omar The Geat, Terjemahan, Bandung,1981.
Syalaby,
Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam, Al-husna zikra Jakarta,2000.
Sukarno,
Supardi, Ahmad,Sejarah dan Filsafat Islam, Bandung :Angkasa T.Th.
Yunus, Mahmud,
Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Hidayakarya Agung ,1989.
2. Hanun
Asrohah ,Sejarah Peradapan Islam ,(Jakarta:Wacana Ilmu ,2001)36
0 Response to "MAKALAH PENDIDIDKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN"
Post a Comment