BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setiap bangsa dalam mempertahankan
eksistensi dan mewujudkan cita-citanya perlu memiliki pemahaman mengenai
geopolitik dan geostrategi. Geopolitik bangsa Indonesia diterjemahkan dalam
konsep Wawasan Nusantara, sedangkan geostrategi bangsa Indonesia dirumuskan
dalam konsep Ketahanan Nasional.
Sesuai dengan bagan paradigma ketatanegaraan Negara Republik Indonesia, maka
Ketahanan Nasional (Tannas) merupakan salah satu konsepsi politik dari Negara
Republik Indonesia. Ketahanan Nasional dapat dikatakan sebagai konsep
geostrateginya bangsa Indonesia. Dengan kata lain, geostrategi bangsa Indonesia
diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional.
Ketahanan Nasional adalah suatu
kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam
dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari
dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam
dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Geostrategi adalah suatu cara atau
pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan Nasional. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa
Indonesia memiliki pengertian bahwa konsep ketahanan Nasional merupakan
pendekatan yang digunakan bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam
rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Ketahanan nasional sebagai
suatu pendekatan merupakan salah satu pengertian dari konsepsi ketahanan
nasional itu sendiri.
Hakekat
Ketahanan Nasional Indonesia Adalah Keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup dan tujuan negara. Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah
Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang,
serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional. Model Alfred Thayer
Mahan menjelaskan tentang konsepsi dasar ketahanan nasional sebagai kekuatan
nasional suatu bangsa, yang dapat di penuhi apabila bangsa tersebut telah
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:Letak geografi, Bentuk atau wujud bumi,
Luas wilayah, Jumlah penduduk,Watak nasional atau bangsa, Sifat pemerintahan.Ketahanan
nasional ini, tergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga Negara dalam
membina aspek alamiah serta aspek social sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan
nasional di segala bidang Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1. Mandiri adalah Percaya pada
kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada identitas, integritas dan
kepribadian. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan
2. Dinamis adalah Berubah tergantung
pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan strategis.
3. Wibawa adalah Pembinaan ketahanan
nasional yang berhasil akan meningkatkan kemampuan bangsa dan menjadi faktor
yang diperhatikan pihak lain.
4. Konsultasi dan Kerjasama yaitu
Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan
pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah sistem
ketahanan keamananan nasional sebagai geostrategi indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi Indonesia
A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ;
tahan menderita, tabah kuat, dapat menguasai diri, tidak kenal menyerah.
Ketahanan berarti berbicara tentang peri hal kuat, keteguhan hati, atau
ketabahan. Jadi Ketahanan Nasional adalah peri hal kuat, teguh, dalam rangka
kesadaran, sedang pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal disuatu
wilayah dan berdaulat. Dengan demikian istilah Ketahanan Nasional adalah peri
hal keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan nasional. Pengertian
Ketahanan Nasional dalam bahasa inggris yang mendekati pengertian aslinya
adalah national resilience yang mengandung pengertian dinamis,
dibandingkan pengertian resistence dan endurence.
Ketahanan Nasional merupakan kondisi
dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan
dalam yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan
Nasionalnya.
Keadaan atau kondisi selalu berkembang dan
keadaan berubah-ubah. Oleh karena itu Ketahanan Nasional harus dikembangkan dan
dibina agar memadai sesuai dengan perkembangan zaman. Jika kita mengkaji
ketahanan nasional secara luas kita akan mendapatkan tiga “wajah” Ketahanan
Nasional, walaupun ada persamaan tetapi ada perbedaan satu sama lain :
1) Ketahanan
Nasional sebagai kondisi dinamis mengacu keadaan “nyata riil” yang ada dalam
masyarakat, dapat diamati dengan pancaindra manusia. Sebagai kondisi dinamis
maka yang menjadi perhatian adalah ATHG di satu pihak dan adanya keuletan,
ketangguhan, untuk mengembangkan Ketahanan nasional dalam mengatasi ancaman.
2) Ketahanan
Nasional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan negara diperlukan
penataan hubungan antara aspek kesejahteraan (IPOLEKSOSBUD) dan keamanan
(Hankam). Dalam konsepsi pengaturan ini dirumuskan ciri-ciri dan sifat-sifat
Ketahanan Nasional, serta tujuan Ketahanan nasional.
3) Ketahanan
Nasional sebagai metode berpikir, ini berarti suatu pendekatan khas yang
membedakan dengan metode berpikir lainnya. Dalam ilmu pengetahuan dikenal
dengan metode induktif dan deduktif, hal ini juga dalam Ketahanan nasional,
dengan suatu tambahan yaitu bahwa seluruh gatra dipandang sebagai satu kesatuan
utuh menyeluruh.
B. Metode Astagatra
Dalam usaha mencapai tujuan nasional
senantiasa menghadapi ATHG sehingga diperlukan suatu ketahanan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang didasarkan pokok-pokok pikiran
sebagai berikut.
Sebagai makhluk Tuhan petama-tama
berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara antropologis budaya
manusia merupakan makhluk tuhan paling sempurna karena mempunyai akal budi
sehingga lahir manusia berbudaya. Sebagai manusia berbudaya mengadakan hubungan
dengan alam sekitarnya dalam usaha mempertahankan eksistensinya dan
kelangsungan hidupnya. Hubungan-hubungan itu adalah (i) hubungan manusia dengan
Tuhannya, dinamakan “agama”, (ii) hubungan manusia dengan cita-citanya
dinamakan “ideologi”, (iii) hubungan manusia dengan kekuasaan, dinamakan
“politik”, (iv) hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan, dinamakan
“ekonomi”, (v) hubungan manusia dengan manusia lainnya, dinamakan “sosial”,
(vi) hubungan manusia dengan rasa keindahan, dinamakan “seni/budaya”, (vii)
hubungan manusia dengan pemanfaatan alam, dinamakan “IPTEK’, (viii) hubungan
manusia dengan rasa aman, dinamakan “Hankam”.
Hubungan manusia dengan lingkungannya
pada hakikatnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu
kesejahteraan dan keamanan. Untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa
diperlukan suatu konsep pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan serasi dalam semua aspek kehidupan nasional. Ketahanan Nasional pada
hakikatnya merupakan konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional. Kehidupan nasional dapat
dibagi dalam berbagai aspek sebagai berikut: (i) aspek alamiah yang meliputi
posisi lokasi geografi, keadaan dan kekayaan alam, serta kemampuan penduduk,
(ii) aspek alamiah terdiri dari 3 aspek yang dikenal dengan istilah “Trigatra”,
(iii) aspek sosial yang meliputi IPOLEKSOSBUD-Hankam, yaitu ideologi, politik, sosial,
budaya, dan hankam atau dikenal dengan istilah pancagatra. Kehidupan nasional
merupakan gabungan antara trigatra dan pancagatra, sehingga disebut juga dengan
istilah astagatra. Antara gatra satu dan lainnya terdapat hubungan timbal balik
(korelasi) dan saling ketergantungan (interdependensi). (Bandingkan dengan
konsep Hans Morgenthau dalam Politic among Nations; unsur-unsur
kehidupan nasional terdiri dari geografi, sumber alam, kapasits industri,
kesipaan militer, penduduk, karakter nasional, semangat nasional, kualitas
diplomasi, dan kualitas pemerintah).
C. Aspek
Trigatra
1. Posisi dan
Lokasi Geografi negara
Secara
geografis wujud negara dapat berupa (i) negara yang dikelilingi daratan seperti
Laos, Swis, Afganistan, (ii) negara daratan dengan sebagian perairan laut,
seperti Irak, Brunai Darusalam, (iii) negara pulau, seperti Australia dan
Malagasi, dan (iv) negara kepulauan (Archipelagic
state), misalnya Indonesia. Bentuk, keadaan, dan lokasi geografi suatu
negara sangat mempengaruhi kehidupan bangsa yang mendiaminya dalam
penyelenggaraan dan pengaturan kesejahteraan dan keamanan. Negara kepulauan
dalam membina ketahanan nasionalnya akan lebih banyak memanfaatkan potensi
lautnya. Posisi atau letak geografis suatu negara akan sangat menentukan peran negara tersebut dalam
peraturan lalulintas dunia dan akan menghadapi bentuk-bentuk ancaman yang
berbeda. Dapat ditarik kesimpulan bahwa letak geografis suatu negara akan
berpengaruh terhadap ketahanan nasional suatu bangsa.
Pengaruh
letak geografis terhadap politik melahirkan geopolitik dan geostrategi,
sehingga dikenal dengan wawasan nasional suatu bangsa yang tumbuh karena
pengaruh tersebut. Pengaruh tersebut dikenal dengan istilah wawasan benua,
samudra, atau kombinasinya. Bangsa Indonesia berpendapat bahwa wawasan-wawasan
tersebut diatas bersifat rawan dan tidak kekal. Namun, justru pemanfaatan
tanah, air, dan ruang yang diintegrasikan dengan unsur-unsur secara simultan
didalam suasana yang serasi, seimbang, dan dinamis dapat menunjang penyelenggaraan
dan pningkatan ketahanan nasional. Dengan demikian, setiap negara dapat
mengembangkan wawasan nasionalnya sendiri-sendiri sesuai dengan kondisi
geografisnya.
2.
Keadaan dan Kekayaan Alam
Kekayaan
alam suatu negara adalah segala sumber dan potensi alam yang didapatkan di
bumi, laut, dan udara yang berada diwilayah suatu negara. Kekayaan alam itu
meliputi flora, fauna, dan tambang yang keberadaannya bisa di atmosfir, di
permukaan bumi, dan di dalam bumi. Kekayaan alam itu ada yang dapat diperbarui dan
ada pula yang tidak dapat diperbarui. Kekayaan alam yang ada di bumi
didistribusikan secara tidak merata atau tidak teratur, sehingga ada negara
yang kaya sumber daya alam dan ada pula negara yang miskin sumberdaya alam. Hal
itu menyebabkan terjadinya ketergantungan antarnegara yang pada gilirannya
dapat menimbulkan problem hubungan internasional yang kompleks. Suatu negara
yang kebutuhan sumber daya alamnya tidak terpenuhi pasti akan memenuhinya
dengan berbagai upaya. Hal itu tentu akan menimbulkan berbagai masalah, baik
ekonomi, politik, sosial, budaya maupun Hankam. Oleh karena itu, kekayaan alam
sebagai kekuatan nasional harus dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan nasional. Agar dapat
mengatasi kerawanan dan ancaman yang mungkin timbul, diperlukan menejemen
pengelola SDA yang berdasarkan asas
maksimal, lestari, dan bedaya saing. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kekayaan alam apabila dikelola dengan baik dapat meningkatkan ketahanan
nasional. Sebaliknya, jika tidak dapat dikelola dengan baik justru akan
menganggu ketahanan nasional.
3. Keadaan dan
kemampuan Penduduk
Penduduk
adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara. Manusia, melalui
tindakannya, merupakan faktor penentu terciptanya ketahanan nasional yang baik.
Artinya penyelenggaraan negara yang dapat menciptakan kesejahteraan dan
keamanan rakyatnya tergantung pada faktor manusia. Hal-hal yang terkait dengan
keadaan penduduk suatu negara meliputi
(i) jumlah penduduk dan perubahan jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya
fertilitas, mortalitas dan migrasi, (ii) komposisi penduduk atau susunan
penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dan (iii) persebaran penduduk. Keadaan
penduduk sangat berpengaruh terhadap penyediaan tenaga kerja pengelola kekayaan
alam dan berpengaruh pula terhadap personal yang mampu mengelol hankam. Oleh
karena itu, agar dapat menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan diperlukan
keadaan penduduk yang memadai, baik jumlah, komposisi, maupun persebarannya.
Segi positif
dari pertumbuhan penduduk adalah pertambahan angkatan kerja (man
power). Artinya, bertambahnya tenaga kerja (labour force) merupakan
potensi terhadap peningkatan kapasitas produksi, tetapi hal itu harus disertai
dengan pertambah kesempatan kerja agar tidak timbul persoalan yang lain, yaitu
banyaknya pengangguran. Pada umumnya, penduduk indonesia merupakan tenaga kerja
yang kurang berkualitas. Berdasarkan Human
Development Index (HDI) pada tahun 2002, Indonesia berada pada ranking 110
dan pada tahun 2003 berada pada posisi 112 di bawah Vietnam (109), Filipina
(85), Thailand (74), Brunai Darusalam (31), Korea Selatan (30), dan Singapura
(28). Menurut Ibrahim, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh International Institute For Menegement
DeVelopment (IMD) yang berkedudukan di Lausanne Swiss, Indonesia merupakan
negara yang brdaya saing terendah dari 49 negara yang diteliti.
Pertumbuhan
penduduk yang cepat bila tidak disertai dengan pertumbuhan lapangan kerja akan
menimbulkan banyaknya pengangguran. Sebagai contoh, peningkatan angka
pengangguran yang disebabkan oleh krisis moneter ternyata menimbulkan dampak
sosial, ekonomi, dan Hankam. Demikian pula, pertumbuhan penduduk yang tidak
disertai oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia akan mengakibatkan
ketimpangan sosial ekonomi dan akhirnya juga akan melemahkan ketahanan
nasional. Oleh karena itu, campur tangan pemerintah dalam meningkatkan
keseimbangan pertumbuhan dan penyebaran penduduk sangat diperlukan. Pertumbuhan
ekonomi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan nasional.
D. Aspek
Pancagatra
1.
Aspek Ideologi
Ideologi
suatu negara di artikan sebagai guiding of
principles atau prinsip yang dijadikan dasar atau pemberi arah dan tujuan
yang hendak dicapai dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan
nasional suatu bangsa (negara). Ideologi adalah pengetahuan dasar atau
cita-cita. Dengan kata lain, ideologi merupakan konsep yang mendalam mengenai
kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin diperjuangkan dalam kehidupan
nyata (Endang Zaelani Sukaya, 200:105).
Sesuai
dengan kompleksitas kehidupan manusia, ideologi dapat dijabarkan kedalam sistem
nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan
merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Faktor yang mempengaruhi ketahanan
ideologi adalah nilai dan sistem nilai. Ideologi yang baik harus
mampu menampung aspirasi masyarakat, baik secara individu maupu sosial. Agar
dapat mencapai ketahanan nasional di bidang ideologi diperlukan penghayatan dan
pengalaman ideologi secara sungguh-sugguh.
Agar bangsa
Indonesia memiliki ketahanan di bidang ideologi, pancasila harus di jadikan
pandangan hidup bangsa dan diperlukan pengalaman secara objektif dan subjektif.
Semakin tinggi kesadaran suatu bangsa untuk melaksanakan ideologi akan semakin
tinggi ketahanan dibidang ideologi.
2.
Politik
Dalam hal
ini politik diartikan sebagai asa, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan
untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Oleh karena itu, masalah politik sering
dihubungkan dengan masalah kekuasaan dalam suatu negara yang berada ditangan
pemerintah. Kehidupan politik dapat dibagi ke dalam 2 sektor, yaitu (i) sektor
masyarakat yang berfungsi memberikan masukan (input) yang terwujud dalam
pernyataan keinginan dan tuntutan kebutuhan serta (ii) sektor pemerintah yang
berfungsi sebagai keluaran (out-put) yang berupa kebijaksanaan yang melahirkan
peraturan perundang-undangan sebagai putusan politik.
Sistem
politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan politik
di negara yang bersangkutan. Sistem politik yang dilaksanakan biasanya
merupakan pencerminan interaksi antara masukan dan keluaran. Keseimbangan
antara masukan dan keluaran itu bersifat dinamis dan atau selalu berubah-ubah
sesuai dengan tingkat stabilitas nasional. Upaya bangsa indonesia untuk
meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya mencari keseimbangan dan
keserasian antara masukan dan keluaran berdasarkan Pancasila dan merupakan
pencerminan dari demokrasi Pancasila. Dalam penyelenggaraannya diatur sebagai
berikut: (i) kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
dilaksanakan secara bertanggungjawab, dan harus melekat pada kepentingan
bersama dan (ii) tidak akan terjadi dominasi mayoritas sebab tidak selaras
dengan semangat kekeluargaan yang mengutamakan musyawarah untuk memperoleh
mufakat.
3. Aspek Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh
kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor produksi (SDA, tenaga
kerja, modal, teknologi, dan menejemen) dan distribusi barang serta jasa untuk
kesejahteraan rakyat.
Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya
meningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa secara merata ke
seluruh wilayah negara. Ketahanan di bidang ekonomi erat sekali dengan
ketahanan nasional.
Tekat bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan
nasional yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 dituangkan dalam pembangunan
nasional. Karena pembangunan itu tidak dapat dilakukan secara menyeluruh dalam
waktu yang bersamaan, diperlukan pembangunan yang menitikberatkan di bidang
ekonomi dengan tidak mengabaikan bidang-bidang lainnya.
Pembangunan ekonomi bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan nasional. Namun demikian, pelaksanaannya harus dapat
menjamin aspek pemerataan dan keadilan. Hal ini berarti harus mencegah semakin
lebarnya jurang pemisah antara kaya dan miskin. Dampak pelaksanaan pembangunan
ekonomi diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan perluasan lapangan kerja.
Dalam usaha mewujudkan ketahanan
ekonomi bangsa diperlukan stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis dan mampu
menciptakan kemandirian dengan daya saing tinggi serta muaranya untuk
kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Permbangunan diharapkan dapat
memantabkan ketahanan ekonomi, iklim usaha yang sehat, memanfaatkan Iptek,
tersedianya barang dan jasa, serta meningkatakn daya saing dalam lingkup
perekonomian global.
Agar dapat tercipta ketahanan
ekonomi yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap berbagai hal yang
menunjang, diantaranya :
1) Sistem
ekonomi diarahkan untuk kemakmuran rakyat melalui ekonomi kerakyatan untuk
menjamin kelangsungan hidup bangsa.
2) Ekonomi
kerakyatan harus menghindari
a.
Free fight
lieberalism yang menguntungkan pelaku ekonomi kuat
b. Sistem
etatisme dimana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta
mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara
c.
Tidak dibenarkan
adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli
yang bertentangan dengan cita-cita keadilan.
3) Struktur
ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan
dan keterpaduan antarsektor pertanian, industri, dan jasa.
4) Pembangunan
ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan, serta
mendorong peran masyarakat secara aktif. Perlu diusahakan kemitraan antar
pelaku ekonomi dalam wadah kegiatan antara pemerintah, BUMN, koperasi, badan
usaha swasta, dan sektor informal untuk mewujudkan pertumbuhan, pemerataan,
stabilitas ekonomi.
5) Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya harus senantiasa dilaksanakan melalui
keseimbangan dan keselarasan pembangunan antarwilayah dan antarsektor.
6) Kemampuan
bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya nasional dan memakai sarana ipteks dalam menghadapi
setiap permasalahan, serta tetap memperhatikan kesempatan kerja (Sumarsono,
2000:120).
Ketahanan di bidang ekonomi dapat
ditingkatkan melalui pembangunan nasional yang berhasil, namun tidak dapat
dilupakan faktor-faktor non teknis dapat mempengaruhi karena saling terkait dan
berhubungan, misatlnya stablilitas ekonomi. Jadi faktor-faktor yang terkait
dengan faktor-faktor non –teknis harus diperhatikan. Dengan demikian, ketahanan
ekonomi diharapkan mampu memelihara stabilitas ekonomi melalui keberhasilan
pembangunan, sehingga menghasilkan kemandirian perekonomian nasional dengan
daya saing yang tinggi.
4.Aspek
Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan
sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi keuletan untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATHG, baik yang datang dari
dalam maupun luar, baik yang langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan
kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD1945. Wujud
ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi sosial budaya manusia yang
dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, rukun bersatu, berkualitas, maju
dan sejahtera, dalam kehidupan selaras, serasi, seimbang serta kemampuan
menangkal budaya asing yang tidak sesuai budaya nasional. Esensi ketahanan
budaya adalah pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya. Dengan
demikian, ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial budaya dimana setiap
warga masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap
potensinya berdasarkan nilai-nilai Pancasila (Sumarsono, 2000:124). Nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila akan diwujudkan sebagai aturan tuntutan sikap
dan tingkah laku bangsa dan akan memberikan landasan, semangat, jiwa secara
khas yang merupakan ciri pada elemen-elemen sosial budaya bangsa Indonesia.
Dalam negara berkembang, ada
fenomena perubahan sosial yang disebabkan adanya faktor-faktor fisik geografis,
biologis, teknologis dan kultural, terutama faktor teknologis kultural memegang
peranan penting untuk perubahan sosial. Dari faktor diatas yang memegang
peranan penting adalah faktor teknologi dan kebudayaan karena perubahan itu
berjalan sangat cepat. Perlu diketahui bahwa perubahan sosial budaya diantaranya
disebabkan oleh faktor yang datangnya dari luar dan dari dalam; dan faktor dari
luar biasanya jauh lebih dominan. Disadari atau tidak, pengaruh budaya luar
pasti sulit ditolak, namun hal yang perlu diwaspadai adalah pengaruh dampak
negatif yang mungkin akan terjadi yang dapat membahayakan kepribadian bangsa.
Dengan demikian, persoalan yang harus dipecahkan adalah bagaimana caranya
mengarahkan perubahan sosial itu, mengingat pengaruh kebudayaan asing tidak
dapat dicegah, sehingga tidak merusak kehidupan masyarakat dan kepribadian
bangsa Indonesia. Mengenai perubahan sosial Lukman Sutrisno pernah menawarkan
adanya Sosial Enggenerin, yaitu konsep mesin sosial yang sangat berguna untuk
meminimalisasi akibat terjadinya perubahan sosial karena perubahan pasti
terjadi akibat adanya globalisasi, pasar bebas, modernisasi, revolusi
transportasi, revolusi komunikasi.
Dalam usaha meningkatkan ketahanan
sosial budaya perlu disosialisasikan pengembangan budaya lokal, pengembangan
kehidupan beragama yang serasi, peningkatan pendidikan kepramukaan yang
mencintai budaya nusantara, dan penolakan budaya asing yang bertentangan dengan
nilai-nilai luhur bangsa. Disisi lain, budaya yang harus dipertahankan adalah
menjaga harmoni dalam kehidupan sebagai nilai esensi manusia, menjaga
keseimbangan dan keselarasan dengan alam, sesama manusia (masyarakat), Tuhan,
dan keseimbangan lahir, batin (fisik dan mental spiritual).
Dalam ketahanan di bidang budaya
harus diingat bahwa demokrasi harus menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan
masyarakat, tidak hanya di bidang politik saja, melainkan bidang ekonomi,
budaya, dan agama. Oleh karena itu, sudah saatnya kalangan intelektual kampus
mengembangkan ketahanan nasional bukan hanya untuk kepentingan kekuasaan
sekelompok penguasa, namun untuk kepentingan keamanan dan kesejahteraan seluruh
bangsa agar dapat hidup aman dan damai dengan mengedepankan nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
5. Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan
pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan
dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ATHG yang datang dari luar dan dalam, yang langsung dan tidak
langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud ketahanan di bidang keamanan
tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa Indonesia yang dilandasi bela
negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal
segala bentuk ancaman (Sumarsoso, 2000: 125). Dengan demikian, ketahanan di
bidang keamanan adalah keuletan dan ketangguhan bangsa dalam kesiapsiagaan
serta upaya serta upaya bela negara atau perjuangan rakyat semesta; di mana
seluruh kekuatan IPOLEKSOSBUD-HANKAM disusun, dikerahkan secara terpimpin,
terintegrasi, terkoordinasi, untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional
dan kelangsungan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
E. Keamanan Dalam Negeri
Kebijakan
politik untuk mengamankan wilayah perbatasan belum seperti diharapkan, hal ini
terbukti banyak wilayah yang tidak diurus oleh Jakarta sehingga diklaim oleh
tetangga seperti diungkapkan oleh Siswono (2005:4)
Pada tahun
2002 terpampang di surat kabar kapal ikan asing yang meledak terbakar ditembak
oleh kapal perang kita. Mengingat setiap hari ribuan kapal asing mencuri ikan
di wilayah RI ada baiknya jika setiap bulan 10 kapal pencuri ikan ditembak
meriam kapal patroli AL, agar jera. Jikalau yang terjadi penyelesaian damai di
laut, maka pencurian ikan akan semakin hebat, dan penghormatan bangsa dan
negara lain akan merosot.
Potensi
desharmoni dengan negara tetangga adalah masalah perbatasan, tentu tidak nyaman
jika diperbatasan selalu tagang. Oleh karena itu perlu penegasan batas wilayah
agar saling menghormati wilayah masing-masing negara. Suasana yang harmonis
adalah kebutuhan hidup bertetangga dengan negara lain.
Kondisi
disepanjang perbatasan Kalimantan dengan kehidupan seberang perbatasan yang
lebih makmur dapat mengurangi kebanggaan warga di perbatasan pada negara kita.
Pulau-pulau di Kepulauan Riau yang ekonominya lebih berorientasi ke Singapura
dengan menerima dolar Singapura sebagai alat pembayaran juga dapat menerapkan
rasa kebanggaan Indonesia pada para penghuni pulau tersebut. Perekonomian di Pulau
Miangas dan Pulau Marampit lebih berorientasi ke Filipina Selatan akan
melemahkan semangat kebangsaan warganya.
Pengelolaan
wilayah perbatasan perlu segera ditingkatkan dengan membentuk “Kementerian
Perbatasan” yang mengelola kehidupan masyarakat perbatasan agar lebih makmur
dan mendapat kemudahan agar dapat mengakses daerah lain di wilayah NKRI.
Wilayah NKRI perlu dijaga secara de facto dengan menghadirkan penguasa local
seperti Lurah, Camat, seperti Polisi dan Tentara sebagai simbol kedaulatan
negara. Meskipun memiliki ribuan pulau tetapi tidak boleh meremehkan eksistensi
salah satu pulau atau perairan yang sekecil apapun pulau atau daratan, dan bila
itu wilayah NKRIperlu dipertahankan dengan jiwa dan raga seluruh bangsa ini.
Masalah
keamanan dalam negeri yang cukup pelik adalah menangani Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) yang tidak kunjung selesai karena perbedaan pandangan. Yang lain adalah
kasus Ambalat, berbula dengan lepasnya Timor-Timur 1999, kemudian kekalahan
diplomasi kita di Mahkamah Internasional dengan kasus Sipadan dan Ligitan,
2002, sehingga kedua pulau tersebut menjadi milik Malaysia.lepasnya kedua pulau
Sipadan dan Ligitan dengan waktu relatif singkat membuat rakyat Indonesia
menjadi trauma akan lepasnya blok Ambalat yang kaya minyak ke tangan Malaysia.
F. Keberhasilan Ketahanan Nasional
Kondisi
kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencakup aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan, sehingga
ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, dan bernegara dalam wadah NKRI yang
dilandasi Pancasila, UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. Dalam
mewujudkan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia,
yaitu:
1.
Memiliki semabngat perjuangan non fisik berupa
keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ATHG baik yang
datang dari luar dan dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2.
Sadar dan peduli terhadap pengaruh yang timbul pada
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam, sehingga setiap WNI
baik individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut. Oleh karena
bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta damai tetapi lebih cinta
kemerdekaan. Hal tersebut tercermin dalam kesadaran bela negara dan cinta tanah
air.
Apabila setiap WNI memiliki semangat juang, sadar dan peduli terhadap
pengaruh yang timbul dalam masyarakat berbangsa dan bernegara serta
mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut akan tercermin keberhasilan ketahanan
Nasional Indonesia. Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional diperlukan suatu
kebijakan umum dan mengambil kebijakan yang disebut Polstranas (Sumarsoso,
2000:133).
G. Fungsi Ketahanan Nasional
1. Kedudukan Ketahanan
Nasional
Konsepsi
Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu
diimplementasikan dalam kehidupan nasional yang ingin diwujudkan. Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional merupakan landasan konseptual yang didasari
oleh Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal dan Konstitusional.
2.Fungsi
Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional berdasarkan
tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai Doktrin Dasar Nasional atau sebagai
Metode Pembinaan Kehidupan Nasional sebagai pola dasar Pembangunan Nasional
antara lain:
1.
Konsepsi ketahanan nasional dalam fungsi sebagai
doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk memimpin tetap terjadinya
polapikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa, baik yang bersifat inter regional (wilayah) inter sektoral maupun multi
disiplin.
2.
Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai pola
dasar pembangunan, pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan nasional di segala bidang secara terpadu dan dilakukan sesuai
rencana program.
3.
Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai
metode pembinaan kehidupan nasional pada hakikatnya merupakan suatu metode
integral yang mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah dan aspek
sosial.
H. Hakikat
Ketahanan Nasional
Pada hakikatnya ketahanan nasional
adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan
hidupnya. Penyelenggaraan ketahanan nasional dilakukan melalui pendekatan
keamanan dan kesejahteraan sebagai berikut:
1) Kesejahteraan
digunakan untuk mewujudkan ketahanan yang berbentuk kemampuan bangsa dalam
menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasional.
2) Keamanan
adalah kemampuan dalam melindungi keberadaan bangsa, serta melindungi
nilai-nilai luhur bangsa terhadap segala ancaman dari dalam maupun luar.
1. Ketahanan Nasional dalam Bidang Pendidikan.
Pendidikan
pada hakikatnya adalah social futuristik, karena itu system dan penyelengara pendidikan
harus dapat memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang, dan system pendidikan harus dapat mempersiapkannya.
Ketahanan nasional merupakan sikap
dan ciri untuk dapat bertahan hidup sebagai suatu satuan populasi dalam perjuangan
hidup di dunia yang semakin interakstif dan kompetitif. Perjuangan hidup
terdiri atas persaingan dan kerjasama, sedang ketahanan nasional makin kompleks
karena batas-batas Negara makin kabur, terkikis oleh kerjasama ekonomi,
informasi global, dan perkembangan IPTEK.
Pendidikan mempunyai tugas pokok
yaitu pertama: mengajar keterampilan
bertahan hidup dengan pendidikan pragmatis. Kedua: mempersiapkan warga
Negara sesuai dengan kepribadian kelompok. Ketiga:
meningkatkan martabat manusia (humanisasi)
Dalam aspek pertama, pendidikan mata
pencaharian telah berubah terjadi urbanisasi dan industrialisasi, dari sector
agraris ke sector jasa, hidup lambat diubah ke hidup cepat. Hal ini menuntut
keterampilan, pengetahuan, kecepatan serta komunikasi baru.
Dalam aspek elkulturisasi telah
terjadi assosiasi dan dessosiasi baru dalam kelompok-kelompok di dunia dan
gangguan terhadap isolasi budaya. Adanya ikatan baru dengan interaksi yang
bertambah, mosaic etnik mulai lebur dan pecah, enkulturisasi mengalami peristiwa-peristiwa
yang kadang kurang nyaman. Pendidikan berperan mencoba menyesuaikan diri dengan
proses ini.
Dalam aspek humanisasi, kemajuan
teknologi sangat cepat sedang dalam bidang moral, etika, agama lebih lambat.
Kedisiplinan tidak dapat ditatarkan, hal ini memerlukan kondisi yang kondusif.
Ketertinggalan tampak jelas terjadinya kekerasan dimana-mana. Aspek-aspek di
atas terbengkalai karena secara ekonomis tidak menghasilkan nilai ekonomis dan
politis yang dapat di manfaatkan.
Kegagalan dalam aspek teknologi membuat
bangsa tertinggal dalam bidang hasil bumi dan pengetahuan, kita akan
terisolasi, tergusur ke pinggiran, dan tidak berperan dalam dunia global.
Kegagalan dalam aspek moral menyebabkan bangsa tidak beranjak dari rasio
beradab-biadab.
Tampak jelas
hubungan antara pendidikan dan ketahanan nasional. Karena pendidikan memang
institusi budaya yang menyentuh awal seorang manusia, dan merupakan alat utama
ketahanan nasional.
2. Ketahanan Nasional dalam Bidang Pangan
Harga pangan tiga tahun terakhir
mengalami peningkatan tiga kali lipat, tidak kecuali bagi bangsa Indonesia.
Tiga factor utama yang menyebabkan naiknya harga pangan antara lain: 1). Gejala
perubahan iklim yang mengacaukan ramalan produksi pangan strategis. 2).
Peningkatan permintaan komoditas pangan karena konversi terhadap biofuel, dan 3). Aksi para infistor
(spekulan) tingkat global karena kondisi pasar keuangan yang tidak menentu.
Pembangunan pertanian di Indonesia
sebenarnya telah menunjukan kontribusi yang sukar terbantahkan, bahwa
peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui varietas unggul, lonjakan
produksi peternakan dan perikanan telah terbukti mampu mengatasi persoalan
kelaparan pada empat dasa warsa terakhir. Pembangunan perkebunan dan agro
industri juga telah mampu mengantarkan
pada kemajuan ekonomi bangsa, perbaikan kinerja ekspor, dan penyerapan tenaga
kerja.
Singkatnya, kinerja perjalanan
pertanian Indonesia jauh lebih komprehensif dibandingkan dengan angka 3,51%
pertahun rata-rata pertumbuhan pada periode 1960-2006, dihitung dari Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).
Strategi baru yang coba ditawarkan
sehubungan dengan determinan pola baru pembangunan pertanian dimasa mendatang.
Strategi yang telah terbukti dan telah teruji selama ini tidak harus
ditinggalkan hanya perlu dilengkapi dengan demensi berikut :
1) Pembangunan
pertanian wajib mengedepankan riset dan pengembangan terutama yang mampu menjawab tantangan
adaptasi perubahan iklim.
2) Integrasi
pembangunan ketahanan pangan dengan strategi pengembangan energi, termasuk
energi alternative.
3) Pembangunan
pertanian perlu inheren perlu melindungi petani produsen (dan konsumen).
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Ketahanan
Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional,
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya.Ketahanan nasional berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai
Doktrin Dasar Nasional atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional sebagai
pola dasar Pembangunan Nasional. Pada hakikatnya ketahanan nasional juga sebagai
Penyelenggaraan ketahanan nasional dilakukan melalui pendekatan keamanan dan
kesejahteraan sebagai Kesejahteraan digunakan untuk
mewujudkan ketahanan yang berbentuk kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasional. dan Keamanan
adalah kemampuan dalam melindungi keberadaan bangsa, serta melindungi
nilai-nilai luhur bangsa terhadap segala ancaman dari dalam maupun luar.
DAFTAR
PUSTAKA
BAKRY
Ms NOOR, Pendidikan Kewarganegaraan (Kewiraan) Liberty-Yogyakarta, 2002.
Yogyakarta.
Tim
dosen kewarganegaraan UNM, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan, Badan Penerbit UNM
Press, Makassar
Nonton Bokep Virgin Berdarah
ReplyDeleteNonton Bokep Full HD
Nonton Bokep Terbaru Indonesia
Nonton Bokep JAV HD
Cewek SMA DiSodokMemek Nya
Nonton Bokep
Terbaru
Agen Poker Online No
1
Royalflush88 Agen Poker
Terbaik
Agen Poker Royalflush88
Daftar Disini