BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa
– bahasa daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945 tercantum
pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang
menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua,
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang –
undang dasar 1945.
Menurut
Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Menurut
Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang
keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk
mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang
mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah
disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau
tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila
dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi
yang lemah.,
Dalam
berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah
bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada
bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami
dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai
bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang
tidak disadari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
peranan Bahasa indonesia dalam kaitannya dengan ekonomi Manajemen?
2.Apa fungsi
bahasa indonesia?
3.Bagaimana
perkembangan bahasa indonesia dan iptek?
BAB II
PEMBAHASAN
Memberikan Contoh Fungsi Bahasa Indonesia Terhadap Perkembangan Iptek
A..Peranan Bahasa Indonesia Dalam
Kaitannya Dengan Ekonomi Manajemen
Bahasa
merupakan alat komunikasi antara yang satu dengan yang lain. Dengan bahasa
semua hal dapat dimengerti maksud dan tujuan tertentu. Selain itu bahasa juga
digunakan untuk menyampaikan sesuatu hal, gagasan (pendapat), ide kepada orang
lain agar bisa memahami apa yang kita inginkan. Menurut Sunaryo (2000 : 6),
tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan
berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata
memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk
budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa
serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai
prasarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan
bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin
dari daya nalar (pikiran).
Bahasa Indonesia memiliki dua
kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu bahasa Indonesia juga mempunyai empat
fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai
lambang kebangsaan negara;
2. Lambang
identitas negara;
3. Alat
penghubung antarwarga, antardaerah, antarbudaya;
4. Alat yang
menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang
berbeda.
Bahasa
Indonesia juga digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia merupakan alat yang digunakan
sebagai bahasa media massa untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah
dengan konsisten. Sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai
rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannnya. Penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan pemikiran yang baik dan benar
pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia
menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap
terbuka sehingga mampu mengembangkan dan menjalankan fungsinya sebagai sarana
komunikasi masyarakat modern.
Semakin berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita akan berdampak juga pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEK itu.
Semakin berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita akan berdampak juga pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEK itu.
Dengan
demikian Peranan Bahasa Indonesia dalam Program
Studi Manajemen Ekonomi adalah sebagi suatu kesatuan rencana belajar yang
mengkaji, menerapkan, dan mengembangkan ilmu manajemen keuangan. karena Ilmu
Manajemen ini adalah ilmu tentang proses untuk mencapai tujuan suatu organisasi
melalui pengintegrasian secara efektif aktivitas manusia. Secara garis besar
ilmu manajemen adalah tentang orang dan penyelarasan manusia untuk bersama-sama
mencapai tujuan organisasi. Dan brtujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan
demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan
setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang,
agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.jadi, bahasa indonesia
disini berperan penting sebagai media dan parasarana untuk proses komunikasi
dalam kelancaran kemajuan manajemen tersebut.[1]
B. Fungsi Bahasa Indonesia
1. Bahasa Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa
merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh
dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita
tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh
orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima
oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita.
Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain
membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau
pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan
bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa
untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang
kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar
istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh
orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun katabesar atau luas lebih
mudah dimengerti oleh masyarakat umum..Dengan kata lain, kata besar atau
luas,dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata
makro akan memberikan nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan,
nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1),
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan
bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka
menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan
mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.
Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi
mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua
alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang
jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan
media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan
simbol atau perlambang.
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam
berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah
bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada
bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami
dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai
bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang
tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar
yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat
akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada
saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud
tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau
mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan
bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat
luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang
berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus
mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki
fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni
sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi,
sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan
atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf,
1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam
kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa
sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,
baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah
baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan
demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk
bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir
dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993,
1995).
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa
adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan
berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata
memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk
budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa
serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai
prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan
bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin
dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu
sangat bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik
dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa
Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa
Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana
komunikasi masyarakat modern.
2. Bahasa
sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada awalnya, seorang anak
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada
sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam
perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk
mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan6
lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik
untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis
mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun
adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya
dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk
mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
· agar menarik perhatian
orang lain terhadap kita,
· keinginan untuk membebaskan
diri kita dari semua tekanan emosi pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak
sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf,
1997 :4).
3. Bahasa
sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa
sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau
kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan
disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah
salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi
modern untuk kepentingan nasional kita. Bahasa adalah kunci untuk membuka
khasanah pengetahuan. Dalam buku ilmu pengetahuan terdapat ilmu pengetahuan dan
teknologi dari berbagai disiplin ilmu. Dengan bahasalah, kita dapat menguasai
ilmu tersebut.
Seperti
kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan di Indonesia masih tertinggal jika
dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti Negara-negara di Eropa dan
Amerika. Perkembangan bahasa Inggris seimbang dengan ilmu pengetahuannya. Hal
tersebut karena buku-buku yang dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan
dan teknologi berbahasa Inggris. Keadaan tersebut tidak sebaik pada bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia selalu ketinggalan, perkembangannya tak selaju
perkembangan budaya bangsanya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah
berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar
ilmu pengetahuan.
Upaya
apa yang harus kita lakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama kita
harus membiasakan sikap ilmiah dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai
salah satu syarat. Menurut Halim (dalam Bakry, 1981:179) kesalahan tersebut
bukan karena ketidakmampuan bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu
pengetahuan, tetapi karena kekurangan bahasa Indonesia dalam hal peristilahan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini Pusat Bahasa masih memberlakukan
upaya untuk menciptakan istilah-istilah baru untuk bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Usaha
lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah dengan cara harus menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini
ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah pengetahuan yang
berarti meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa Ilmiah.[2]
C. Perkembangan Bahasa Indonesia Dan
Iptek
Dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai wahana untuk
menyampaikan informasi dengan cepat dan sekecil – kecilnya, sehingga kita dapat
menguasai ilmu tersebut. Penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang
dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun, banyak yang
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik dengan bahasa Indonesia
yang perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan budaya masyarakatnya.
Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan
tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.
Selain
bahasa termasuk dalam struktur budaya, ternyata bahasa memiliki kedudukan,
fungsi dan peran ganda. Yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus
berfungsi sebagai sarana berfikir, juga sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya, dalam
pengembangan daya nalar menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir secara
modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat
pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hal lainnya kita dapat menemukan dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan kata.
Ketelitian tidak hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun
harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut
penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama
alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian lambang dan
satuan. Ketelitian merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan
digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, salah tafsir
atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena kata yang dipakai umumnya
lebih bersifat denotatif daripada konotatif, ungkapan yang dipakai sederhana
dan tanpa basa – basi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan
keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu :
- Ringkas,
mengharuskan uraian yang padat tetapi tidak dengan memendekkan atau
menggunakan akronim yang tidak dikenal umum.
- Lengkap,
tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan.
Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi
tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah ada, sedangkan yang
berlebih-lebihan haruslah ditinggalkan.
- Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan
sintaksis yang tidak berbelit-belit.
- Keutuhan, yang dapat
dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian karangan,
sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis tetap tampak.
- Keruntutan, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam suatu karya
tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat
logis dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat
yang satu dapat diperjelas dengan makna kalimat yang lain, baik yang
mendahului maupun yang mengikutinya.
- Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas
mngkin tanpa menggunakan implikasi seperti yang banyak terdapat dalam
bahasa lisan sehari-hari.
- Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh
penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.
- Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan
pembaca.
- Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
pembaca.
Konsep dan
istilah baru dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek), secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan
demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk bahasa
Indonesia, yang sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. penuturan
bahasan Indonesia sebagai bahasa IPTEK, yang merupakan padanan dari bahasa
asing, misalnya kata engineering dapat dipadankan dengan kata rekayasa. Dari
kata rekayasa dapat diciptakan kata perekayasaan, merekayasa, teknik
merekayasa, rekayasa genetika, dan sebagainya.
Walaupun Belakangan
ini ada anggapan dari kebanyakan orang, bahwa bahasa Indonesia tidak dapat
diringkas . berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo
Hadijojo, yang difokuskan pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa
Inggris Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan
dengan jumlah kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga
judul karya ilmiah dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia yang lebih pendek, yaitu The Economic Value of Ground Water dalam
bahasa Indonesia Nilai Ekonomi Air Tanah. Namun demikian, ada juga yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih panjang Modern well Design
dalam bahasa Indonesia Perencanaan sumur Bor Masa Kini.Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan, bahwa bahasa Indonesia memiliki kemampuan yang sama
dengan bahasa-bahasa dunia lainnya dalam memasyarakatkan IPTEK.[3]
Namun bahasa
Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, salah tafsir atau makna ganda
sedapat mungkin dihindari karena kata yang dipakai umumnya lebih bersifat
denotatif daripada konotatif, ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa basa –
basi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang
saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu : Ringkas,Lengkap, Sederhana, Keutuhan, Keruntutan,
Tidak menggunakan Implikatur, Inferensi.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara
sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk
berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa
diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer,
produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Sedangkan fungsi bahasa adalah :
1. Sarana ekspresi
Diri
2. Sebagai alat komunikasi.
3. Sebagai alat kontrol Sosial.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai wahana
untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan sekecil – kecilnya, sehingga kita
dapat menguasai ilmu tersebut. Penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang
dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun, banyak yang
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik dengan bahasa Indonesia
yang perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan budaya masyarakatnya.
Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan
tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayani, Nur. (2012). Perkembangan Bahasa Indonesia di Era
Globalisasi. [online]. Tersedia: http://menurhidayani.blogspot.com/2012/12/perkembangan-bahasa-indonesia-di-era.html.
Hidayani,
Menur. (2012). Perkembangan Bahasa
Indonesia di Era Globalisasi. [online]. Tersedia: http://menurhidayani.blogspot.com/2012/12/perkembangan-bahasa-indonesia-di-era.html.
[1].http://indahndahpurnamasari.blogspot.com/2010/02/perana-bahasa-indonesia-sebagai-alat-dan
menejemen ekonomi.html
[3]. Hidayani, Nur. (2012). Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi. [online].
Tersedia: http://menurhidayani.blogspot.com/2012/12/perkembangan-bahasa-indonesia-di-era.html.
Hidayani,
Menur. (2012). Perkembangan Bahasa
Indonesia di Era Globalisasi. [online]. Tersedia: http://menurhidayani.blogspot.com/2012/12/perkembangan-bahasa-indonesia-di-era.html.
0 Response to "MAKALAH BAHASA DAN KAITANNYA DENGAN MANAJEMEN EKONOMI"
Post a Comment