BAB I
PENDAHUUAN
A.
Latar
Belakang
Cinta itu laksana pohon di
dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya
adalah mengetahuinya, rantingnya adalah ketakutan kepadanya, daun-daunnya
adalah malu kepadanya, buahnnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang
menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bahagian
yang kosong berarti cinta itu berkurang. Apabila Allah s.w.t. cinta kepada kita
maka seluruh makhluk di langit dan di bumi akan mencintainya bertepatan dengan
hadith dari Abu Hurairah bahawa Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda yang
bermaksud: “Jika Allah s.w.t. mencintai seseorang hamba, maka Jibril berseru,
“Sesungguhnya Allah s.w.t. mencintai Fulan, maka cintailah dia!” Maka para
penghuni langit mencintainya, kemudian dijadikan orang-orang yang menyambutnya
di muka bumi.” [Riwayat Bukhari dan Muslim] Dalam Sunan Abu Daud dari hadith
Abu Dzar r.a., dia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Amal yang paling utama
ialah mencintai kerana Allah s.w.t. dan membenci kerana Allah s.w.t.” Imam
Ahmad berkata: “Kami diberitahu oleh Isma’il bin Yunus, dari Al-Hassan r.a.
bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Demi Allah, Allah s.w.t. tidak akan
mengazab kekasih-Nya, tetapi Dia telah mengujinya di dunia.” Bagaimanakah yang
dikatakan hakikat cinta itu? Banyak mengingati pada yang dicintai, membicarakan
dan menyebut namanya.
Apabila
seseorang itu mencintai sesuatu atau seseorang, maka sudah tentu beliau kan
sentiasa mengingatinya di hati atau menyebutnya dengan lidah. Oleh yang
demikian, Allah s.w.t. memerintahkan hamba-hamba-Nya sgsr mengingati-Nya dalam
apa keadaan sekalipun sebagaiman yang difirmankan oleh Allah s.w.t.: “Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan sesuatu pasukan (musuh)
maka hendaklah kamu tetap teguh menghadapinya, dan sebutlah serta ingatilah
Allah (dengan doa) banyak-banyak, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan).”
[Al-Anfaal:45] Tunduk pada perintah orang yang dicintainya dan mendahulukannya
daripada kepentingan diri sendiri.
Maka dalam
pembahasan makalah kali ini penulis akan membahas tentang bagaimana cara
mencintai yang sebenarnya, Baik itu cara mencintai Allah, Rasul, dan Manusia.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Cara Mencintai Allah
?
2.
Bagaimana Cara Mencintai Rasul
?
3.
Bagaimana Cara Mencintai Sesama
Manusia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Mencintai Allah
Kata cinta bisa diartikan berbeda-beda,
tergantung kepada ‘sang’ objek cinta. Defenisi cinta secara umum ialah suatu
bentuk perwujudan kasih sayang yang tulus kepada sesuatu hal. Sifat alami cinta
ialah selalu cenderung menyenangi apa yang dicintai. Cinta selalu ingin
memiliki dan tidak ingin terpisah. Cinta selalu dihayati dan diliputi rasa
ikhlas mencintai. Cinta memendam rasa rindu yang sangat dalam. Cinta bisa menjadikan
budak menjadi raja, dan raja menjadi budak. Cinta memiliki gejala-gejala yang
terkadang mudah dan terkadang sulit dideteksi!
Devenisi cinta tersebut dapat diaplikasikan
kepada semua ‘jenis’ cinta. Misalnya cinta kita kepada lawan jenis, cinta
kepada orang tua, cinta kepada saudara/teman, dan yang paling utama ialah cinta
kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Itulah cinta yang suci dan hakiki.
ÆÏBur Ĩ$¨Z9$#
`tB äÏGt `ÏB Èbrß
«!$# #Y#yRr& öNåktXq6Ïtä
Éb=ßsx. «!$# ( tûïÉ©9$#ur
(#þqãZtB#uä
x©r& ${6ãm °! 3
öqs9ur tt tûïÏ%©!$# (#þqãKn=sß øÎ) tb÷rtt
z>#xyèø9$#
¨br& no§qà)ø9$# ¬!
$YèÏJy_
¨br&ur ©!$#
ßÏx© É>#xyèø9$#
ÇÊÏÎÈ
Dan diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah. (QS. Al Baqarah [2]: 165
ö@è%
bÎ) óOçFZä.
tbq7Åsè? ©!$#
ÏRqãèÎ7¨?$$sù
ãNä3ö7Î6ósã ª!$#
öÏÿøótur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRè 3
ª!$#ur Öqàÿxî
ÒOÏm§ ÇÌÊÈ ö@è%
(#qãèÏÛr& ©!$# ^qߧ9$#ur (
bÎ*sù
(#öq©9uqs? ¨bÎ*sù ©!$#
w
=Ïtä tûïÍÏÿ»s3ø9$# ÇÌËÈ
”Katakanlah jika kamu benar mencintai Allah, niscaya Allah akan mencintai dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah ta’atilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya Allah tidak mencintai orang kafir.” (QS. Ali Imran [3]: 31-32
Anas bin Malik meriwayatkan sebuah hadits;
”Seorang lelaki yang berasal dari pedalaman bertanya kepada Rasulullah. Bilakah berlaku kiamat? Rasulullah bersabda: ‘Apakah persediaan kamu untuk menghadapinya?’ Lelaki itu menjawab: ‘Cinta kepada Allah dan Rasul-nya.’ Rasulullah SAW menjawab: ‘kamu akan tetap bersama orang-orang yang kamu cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim )
”Seorang lelaki yang berasal dari pedalaman bertanya kepada Rasulullah. Bilakah berlaku kiamat? Rasulullah bersabda: ‘Apakah persediaan kamu untuk menghadapinya?’ Lelaki itu menjawab: ‘Cinta kepada Allah dan Rasul-nya.’ Rasulullah SAW menjawab: ‘kamu akan tetap bersama orang-orang yang kamu cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim )
Dapat kita ambil suatu ibrah bahwa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan cinta yang kekal dan suci, serta berorientasi pada kehidupan yang sebenarnya yaitu kampung akhirat! Dan orang yang saling mencintai karena Allah pun akan tetap bercinta hingga kehidupan yang kekal tesebut.
Saat usia
bertambah, maka segala kesibukan dunia kadang telah membuat manusia lupa akan
cinta kasih-Nya. Hati yang semula bersih dan suci lama-kelamaan ternodai oleh
dosa-dosa yang diperbuat. Betapa banyak kita saksikan orang-orang yang tersesat
dan kehilangan Rabb-nya, sehingga senantiasa hati mereka gelisah dan gundah
gulana. Hatinya selalu cenderung mengikuti jalan-jalan yang diajarkan syetan
sebagai pelepasan jiwa yang kosong. Adapun mereka yang mencintai dan dicintai
Allah, akan merasa tenang dan tentram menjalani kehidupan. Allah Swt berfirman:
cqä9qà)tur
4ÓtLtB #x»yd ßx÷Gxÿø9$# bÎ) ÷LäêZà2
tûüÏ%Ï»|¹ ÇËÑÈ
”Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah . Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d [13]: 28)
Menjaga kebersihan hati :Hati yang bersih
adalah kunci segala sesuatu. Amal kebaikan berawal dari hati yang bersih dan
niat yang ikhlas. Jangankan untuk dicintai Allah, melihat –-maksudnya dengan
pandangan rahmat-Nya– saja Allah akan enggan kepada orang-orang yang kotor
hatinya. Hendaknya kita selalu beristighfar untuk menjaga kesucian hati dari
dosa-dosa.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada
jasad dan rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian (niat dan keikhlasan)
” (HR. Muslim)
Hati adalah penentu! Jika hati baik, insya
Allah semuanya juga akan baik. Pada hati yang bersih, ilmu senantiasa mudah
diterima. Sementara itu, ilmu merupakan bahan dasar untuk bertafakkur. Tafakur
yang berkualitas berbekal dari ilmu yang cukup. Agama islam pun dipejari dengan
ilmu. Sahabatku, Allah dicintai dengan ilmu!
”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah [58]: 11)
Senantiasa taat kepada-Nya
Alam semesta diciptakan oleh hukum-Nya yang disebut sunnatullah, sehingga terwujudlah keseimbangan di jagat yang luas ini. Maha Besar Allah memelihara semuanya. Semua berjalan sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing. Bumi mengorbit hanya melalui lintasannya. Begitu pula planet-planet dan benda-benda luar angkasa lainnya. Semuanya patuh dan tunduk kepada Allah, sehingga terwujudlah suatu keseimbangan yang kokoh dan solid. Bayangkan jika bumi membangkang sedikit saja dengan mencoba ‘sedikit’ mendekati matahari. Tentu semua manusia akan kepanasan dan kepayahan. Alangkah mudah bagi Allah untuk melakukan itu, bahkan untuk menghancurkan alam semesta ini. Kun Fayakun, maka terjadilah semuanya. Tapi, Allah Swt Maha Pengasih dan Penyayang pada makhluk-makhlukNya! Ia jaga keseimbangan alam ini sebaik-baiknya.
B.
Cara
Mencintai Rasulullah SAW
Keistimewaan Nabi kita Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Allah
menjadikannya sebagai penutup nubuwwah dan risalah. Allah mengambil sumpah dan
janji para Nabi sebelumnya untuk mengikutinya apabila bertemu dengannya. Beliau
Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjadi saksi atas umat sebelumnya. Allah
menggandengkan ketaatan kepada beliau dengan ketaatan kepada-Nya, serta
mewajibkan untuk mencari keadilan kepada beliau saat terjadi perselisihan.
Rasulullah adalah habibullah
(Hamba yang sangat dicintai Allah). Kita pun mencintainya dengan sepenuh jiwa.
Bahkan keimanan kita mewajibkan untuk lebih mengutamakan kecintaan kepada
beliau daripada kecintaan kepada anak, orang tua, diri sendiri, dan manusia
seluruhnya.
Para sahabat Ridhwanullah
'Alaihim telah menunjukkan kecintaan kepada beliau yang tak ada
tandingnya. Apapun kan dikobrankan demi melindungi diri beliau. Segalanya kan
diberikan untuk menebus diri beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Hewan, tumbuhan, batu, dan gunung tak mau ketinggalan; mereka telah menunjukkan
kecintaan dan penghormatan kepada beliau yang sangat sepanjang zaman.
Tahukan kita bahwa Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga sangat mencintai kita. Beliau
berkeinginan melihat kita dan rindu berjumpa dengan kita. Semua yang baik dan
bermanfaat untuk kita telah beliau tunjukkan untuk kita kerjakan. Segala yang
buruk dan mendatangkan kesengsaraan juga telah beliau terangkan untuk kita
jauhi. Maka tak ada alasan untuk tidak mencintainya dan memuliakannya.
Kita wajib mencintai Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam karena beberapa sebab, di antaranya;
- Beliau adalah habibullah
(kekasih Allah); maka siapa yang mencintai Allah ia wajib pula mencintai siapa
yang dicintai-Nya.
- Beliau adalah rahmah, pemberi
petunjuk, dan nikmat terbesar untuk umat manusia.
- Beliau sangat menghawatirkan
kita dan sangat mencintai kita.
- Beliau adalah pemberi syafaat
kepada kita di saat tak ada syafaat yang akan diterima oleh-Nya.
- Beliau memiliki akhlak yang
sangat mulia dan keteladanan yang bagus.
- Dengan mencintai beliau akan
terwujud tanda-tanda keimanan, memperoleh kecintaan al-Rahman, dan
terselamatkan dari teladan-teladan rusak lagi sesat dan menyesatkan.
Cara Mencintai
Rasulullah
Ada beberapa tanda bahwa
seseorang itu mencintai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
Pertama, Mentaati beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Ini
merupakan tanda paling utama yang menunjukkan benarnya kecintaan kepada beliau.
Allah Ta'ala berfirman,
مَنْ
يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ
عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
"Barang siapa
yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka." (QS. Al-Nisa': 80)
Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman tentang kewajiban mentaati beliau,
قُلْ
إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah: "Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS.
Ali Imran: 31)
Al-Imad Ibnul Katsir berkata,
"Ayat yang mulia ini menghakimi atas setiap orang yang mengaku cinta
kepada Allah sedangkan ia tidak berada di atas jalan hidup Nabi Muhammad, bahwa
ia berdusta dalam pengakuannya pada saat itu juga. Sehingga ia mengikuti
syariat Nabi Muhammad dan dien Nawabi (Islam yang beliau bawa) dalam semua
perkataan dan perbuataannya. Sebagaimana yang tertera dalam Shahihain, dari
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Siapa
yang beramal dengan satu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia
tertolak."
Al-Hasan al-Bashri dan ulama
salaf lainnya telah berkata: Suatu kaum mengaku mencintai Allah, lalu Allah
menguji mereka dengan ayat ini. lalu beliau membaca ayat di atas.
Cinta kepada Allah tidak cukup
hanya pengakuan. Tapi harus disertai pembuktian. Dan tanda bukti nyatanya
adalah mengikuti utusan-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam semua
keadaanya; baik dalam perkataan dan perbuatannya, dalam pokok agama dan
cabangnya, dalam zahir dan batinnya. Maka siapa yang mengikuti Rasul itu
menunjukkan benarnya pengakuannya. Dan siapa yang tidak mengikuti Rasul, ia
tidak cinta kepada Allah Ta'ala. Karena kecintaan kepada Allah mengharuskan
untuk mengikuti utusan-Nya. Jika hal itu tidak ditemukan pada seseorang,
menunjukkan tidak adanya kecintaan kepada Allah, ia dusta dalam pengakuannya.
Kedua, cemburu atas beliau dan ajarannya. Marah jika kehormatan beliau dan
agama yang beliau bawa direndahkan. Kecemburuan ini menuntut realisasi nyata,
tidak cukup hanya dengan perkataan semata. Misalnya, membuat bantahan terhadap
syubuhat buruk yang dialamatkan kepada beliau dan sunnahnya, melakukan tuntutan
dan perlawanan kepada mereka yang sengaja melecehkan beliau baik yang melalui
lukisan karikatur, pembuatan film, dan semisalnya.
Ketiga, mengagungkan dan memuliakan pribadi beliau dan tidak meremahkan
sunnahnya. Karena ada sebagian manusia yang mengklaim cinta Nabi, tapi ia
mengejek orang yang menghidupkan sunnahnya seperti memanjangkan jenggot, tidak
isbal dalam berpakaian, bersiwak, dan lainnya. Selayaknya orang yang cinta
kepada beliau ia semangat menghidupkan sunnahnya. Sebuah keharusan, memuliakan
beliau sekaligus sunnahnya. Dan di antaranya bentuk pemuliaan, tidak memanggil
beliau dengan namanya semata tetapi dengan menisbatkan kepada nubuwah dan
risalah serta menyertakan shalat dan salam atasnya.
Keempat, memperbanyak bacaan shalawat kepada beliau. Karena siapa yang
mencintai seseorang pastinya ia sering menyebut namanya. Maka siapa yang cinta
kepada beliau ia sering membacakan shalawat dan salam kepadanya. Sesungguhnya
bershalawat kepada beliau mengandung keberkahan, doa, pengagungan, dan
pemuliaan.
Kelima, sering mengingat beliau, rindu dan berharap perjumpaan dengan
beliau di surga. Terdapat dalam satu hadits, "Di antara umatku yang
sangat mencintaikku adalah mereka yang hadir sesudahku, salah seorang mereka
menginginkan kalau saja bisa melihatku dengan membawa keluarha dan hartanya."
(HR. Muslim)
Adalah Bilal, saat berada di
pembaringan kematiannya mengatakan: "Besok aku akan berjumpa dengan para
kekasih tercinta, Muhammad dan para sahabatnya."
Keenam, mencintai apa yang beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam
cintai dari jenis manusia, makanan, minuman, perkataan, tempat, waktu, dan
selainnya. Inilah kecintaan yang sempurna. Karenanya kita mencintai keluarga
beliau secara keseluruhan dan para sahabatnya yang mulia.
Ketujuh, berkahlak dengan akhlak yang dimilikinya dan meniti jalan hidup yang
telah ditempuhnya. Karena dalam perjalanan hidupnya terdapat keteladanan yang
mulia.
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)
Sesungguhnya beliau Shallallahu
'Alaihi Wasallam adalah Al-Qur'an yang berjalan di tengah-tengah manusia.
Semua perkataan dan perbuatannya adalah terjemahan aplikatif dari kitab suci
yang mulia. Karenanya, selayaknya kita meniru akhlak Nabi, mengikuti jalan
hidup dan petunjukkan dalam makan, minum, tidur, bermu'amalah, dan dalam segala
hal. Semua ini merupakan bentuk kecintaan kepada beliau yang sesungguhnya.
Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
BAB I
PENDAHUUAN
A.
Latar
Belakang
Cinta itu laksana pohon di
dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya
adalah mengetahuinya, rantingnya adalah ketakutan kepadanya, daun-daunnya
adalah malu kepadanya, buahnnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang
menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bahagian
yang kosong berarti cinta itu berkurang. Apabila Allah s.w.t. cinta kepada kita
maka seluruh makhluk di langit dan di bumi akan mencintainya bertepatan dengan
hadith dari Abu Hurairah bahawa Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda yang
bermaksud: “Jika Allah s.w.t. mencintai seseorang hamba, maka Jibril berseru,
“Sesungguhnya Allah s.w.t. mencintai Fulan, maka cintailah dia!” Maka para
penghuni langit mencintainya, kemudian dijadikan orang-orang yang menyambutnya
di muka bumi.” [Riwayat Bukhari dan Muslim] Dalam Sunan Abu Daud dari hadith
Abu Dzar r.a., dia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Amal yang paling utama
ialah mencintai kerana Allah s.w.t. dan membenci kerana Allah s.w.t.” Imam
Ahmad berkata: “Kami diberitahu oleh Isma’il bin Yunus, dari Al-Hassan r.a.
bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Demi Allah, Allah s.w.t. tidak akan
mengazab kekasih-Nya, tetapi Dia telah mengujinya di dunia.” Bagaimanakah yang
dikatakan hakikat cinta itu? Banyak mengingati pada yang dicintai, membicarakan
dan menyebut namanya.
Apabila
seseorang itu mencintai sesuatu atau seseorang, maka sudah tentu beliau kan
sentiasa mengingatinya di hati atau menyebutnya dengan lidah. Oleh yang
demikian, Allah s.w.t. memerintahkan hamba-hamba-Nya sgsr mengingati-Nya dalam
apa keadaan sekalipun sebagaiman yang difirmankan oleh Allah s.w.t.: “Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan sesuatu pasukan (musuh)
maka hendaklah kamu tetap teguh menghadapinya, dan sebutlah serta ingatilah
Allah (dengan doa) banyak-banyak, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan).”
[Al-Anfaal:45] Tunduk pada perintah orang yang dicintainya dan mendahulukannya
daripada kepentingan diri sendiri.
Maka dalam
pembahasan makalah kali ini penulis akan membahas tentang bagaimana cara
mencintai yang sebenarnya, Baik itu cara mencintai Allah, Rasul, dan Manusia.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Cara Mencintai Allah
?
2.
Bagaimana Cara Mencintai Rasul
?
3.
Bagaimana Cara Mencintai Sesama
Manusia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Mencintai Allah
Kata cinta bisa diartikan berbeda-beda,
tergantung kepada ‘sang’ objek cinta. Defenisi cinta secara umum ialah suatu
bentuk perwujudan kasih sayang yang tulus kepada sesuatu hal. Sifat alami cinta
ialah selalu cenderung menyenangi apa yang dicintai. Cinta selalu ingin
memiliki dan tidak ingin terpisah. Cinta selalu dihayati dan diliputi rasa
ikhlas mencintai. Cinta memendam rasa rindu yang sangat dalam. Cinta bisa menjadikan
budak menjadi raja, dan raja menjadi budak. Cinta memiliki gejala-gejala yang
terkadang mudah dan terkadang sulit dideteksi!
Devenisi cinta tersebut dapat diaplikasikan
kepada semua ‘jenis’ cinta. Misalnya cinta kita kepada lawan jenis, cinta
kepada orang tua, cinta kepada saudara/teman, dan yang paling utama ialah cinta
kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Itulah cinta yang suci dan hakiki.
ÆÏBur Ĩ$¨Z9$#
`tB äÏGt `ÏB Èbrß
«!$# #Y#yRr& öNåktXq6Ïtä
Éb=ßsx. «!$# ( tûïÉ©9$#ur
(#þqãZtB#uä
x©r& ${6ãm °! 3
öqs9ur tt tûïÏ%©!$# (#þqãKn=sß øÎ) tb÷rtt
z>#xyèø9$#
¨br& no§qà)ø9$# ¬!
$YèÏJy_
¨br&ur ©!$#
ßÏx© É>#xyèø9$#
ÇÊÏÎÈ
Dan diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah. (QS. Al Baqarah [2]: 165
ö@è%
bÎ) óOçFZä.
tbq7Åsè? ©!$#
ÏRqãèÎ7¨?$$sù
ãNä3ö7Î6ósã ª!$#
öÏÿøótur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRè 3
ª!$#ur Öqàÿxî
ÒOÏm§ ÇÌÊÈ ö@è%
(#qãèÏÛr& ©!$# ^qߧ9$#ur (
bÎ*sù
(#öq©9uqs? ¨bÎ*sù ©!$#
w
=Ïtä tûïÍÏÿ»s3ø9$# ÇÌËÈ
”Katakanlah jika kamu benar mencintai Allah, niscaya Allah akan mencintai dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah ta’atilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya Allah tidak mencintai orang kafir.” (QS. Ali Imran [3]: 31-32
Anas bin Malik meriwayatkan sebuah hadits;
”Seorang lelaki yang berasal dari pedalaman bertanya kepada Rasulullah. Bilakah berlaku kiamat? Rasulullah bersabda: ‘Apakah persediaan kamu untuk menghadapinya?’ Lelaki itu menjawab: ‘Cinta kepada Allah dan Rasul-nya.’ Rasulullah SAW menjawab: ‘kamu akan tetap bersama orang-orang yang kamu cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim )
”Seorang lelaki yang berasal dari pedalaman bertanya kepada Rasulullah. Bilakah berlaku kiamat? Rasulullah bersabda: ‘Apakah persediaan kamu untuk menghadapinya?’ Lelaki itu menjawab: ‘Cinta kepada Allah dan Rasul-nya.’ Rasulullah SAW menjawab: ‘kamu akan tetap bersama orang-orang yang kamu cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim )
Dapat kita ambil suatu ibrah bahwa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan cinta yang kekal dan suci, serta berorientasi pada kehidupan yang sebenarnya yaitu kampung akhirat! Dan orang yang saling mencintai karena Allah pun akan tetap bercinta hingga kehidupan yang kekal tesebut.
Saat usia
bertambah, maka segala kesibukan dunia kadang telah membuat manusia lupa akan
cinta kasih-Nya. Hati yang semula bersih dan suci lama-kelamaan ternodai oleh
dosa-dosa yang diperbuat. Betapa banyak kita saksikan orang-orang yang tersesat
dan kehilangan Rabb-nya, sehingga senantiasa hati mereka gelisah dan gundah
gulana. Hatinya selalu cenderung mengikuti jalan-jalan yang diajarkan syetan
sebagai pelepasan jiwa yang kosong. Adapun mereka yang mencintai dan dicintai
Allah, akan merasa tenang dan tentram menjalani kehidupan. Allah Swt berfirman:
cqä9qà)tur
4ÓtLtB #x»yd ßx÷Gxÿø9$# bÎ) ÷LäêZà2
tûüÏ%Ï»|¹ ÇËÑÈ
”Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah . Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d [13]: 28)
Menjaga kebersihan hati :Hati yang bersih
adalah kunci segala sesuatu. Amal kebaikan berawal dari hati yang bersih dan
niat yang ikhlas. Jangankan untuk dicintai Allah, melihat –-maksudnya dengan
pandangan rahmat-Nya– saja Allah akan enggan kepada orang-orang yang kotor
hatinya. Hendaknya kita selalu beristighfar untuk menjaga kesucian hati dari
dosa-dosa.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada
jasad dan rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian (niat dan keikhlasan)
” (HR. Muslim)
Hati adalah penentu! Jika hati baik, insya
Allah semuanya juga akan baik. Pada hati yang bersih, ilmu senantiasa mudah
diterima. Sementara itu, ilmu merupakan bahan dasar untuk bertafakkur. Tafakur
yang berkualitas berbekal dari ilmu yang cukup. Agama islam pun dipejari dengan
ilmu. Sahabatku, Allah dicintai dengan ilmu!
”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah [58]: 11)
Senantiasa taat kepada-Nya
Alam semesta diciptakan oleh hukum-Nya yang disebut sunnatullah, sehingga terwujudlah keseimbangan di jagat yang luas ini. Maha Besar Allah memelihara semuanya. Semua berjalan sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing. Bumi mengorbit hanya melalui lintasannya. Begitu pula planet-planet dan benda-benda luar angkasa lainnya. Semuanya patuh dan tunduk kepada Allah, sehingga terwujudlah suatu keseimbangan yang kokoh dan solid. Bayangkan jika bumi membangkang sedikit saja dengan mencoba ‘sedikit’ mendekati matahari. Tentu semua manusia akan kepanasan dan kepayahan. Alangkah mudah bagi Allah untuk melakukan itu, bahkan untuk menghancurkan alam semesta ini. Kun Fayakun, maka terjadilah semuanya. Tapi, Allah Swt Maha Pengasih dan Penyayang pada makhluk-makhlukNya! Ia jaga keseimbangan alam ini sebaik-baiknya.
B.
Cara
Mencintai Rasulullah SAW
Keistimewaan Nabi kita Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Allah
menjadikannya sebagai penutup nubuwwah dan risalah. Allah mengambil sumpah dan
janji para Nabi sebelumnya untuk mengikutinya apabila bertemu dengannya. Beliau
Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjadi saksi atas umat sebelumnya. Allah
menggandengkan ketaatan kepada beliau dengan ketaatan kepada-Nya, serta
mewajibkan untuk mencari keadilan kepada beliau saat terjadi perselisihan.
Rasulullah adalah habibullah
(Hamba yang sangat dicintai Allah). Kita pun mencintainya dengan sepenuh jiwa.
Bahkan keimanan kita mewajibkan untuk lebih mengutamakan kecintaan kepada
beliau daripada kecintaan kepada anak, orang tua, diri sendiri, dan manusia
seluruhnya.
Para sahabat Ridhwanullah
'Alaihim telah menunjukkan kecintaan kepada beliau yang tak ada
tandingnya. Apapun kan dikobrankan demi melindungi diri beliau. Segalanya kan
diberikan untuk menebus diri beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Hewan, tumbuhan, batu, dan gunung tak mau ketinggalan; mereka telah menunjukkan
kecintaan dan penghormatan kepada beliau yang sangat sepanjang zaman.
Tahukan kita bahwa Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga sangat mencintai kita. Beliau
berkeinginan melihat kita dan rindu berjumpa dengan kita. Semua yang baik dan
bermanfaat untuk kita telah beliau tunjukkan untuk kita kerjakan. Segala yang
buruk dan mendatangkan kesengsaraan juga telah beliau terangkan untuk kita
jauhi. Maka tak ada alasan untuk tidak mencintainya dan memuliakannya.
Kita wajib mencintai Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam karena beberapa sebab, di antaranya;
- Beliau adalah habibullah
(kekasih Allah); maka siapa yang mencintai Allah ia wajib pula mencintai siapa
yang dicintai-Nya.
- Beliau adalah rahmah, pemberi
petunjuk, dan nikmat terbesar untuk umat manusia.
- Beliau sangat menghawatirkan
kita dan sangat mencintai kita.
- Beliau adalah pemberi syafaat
kepada kita di saat tak ada syafaat yang akan diterima oleh-Nya.
- Beliau memiliki akhlak yang
sangat mulia dan keteladanan yang bagus.
- Dengan mencintai beliau akan
terwujud tanda-tanda keimanan, memperoleh kecintaan al-Rahman, dan
terselamatkan dari teladan-teladan rusak lagi sesat dan menyesatkan.
Cara Mencintai
Rasulullah
Ada beberapa tanda bahwa
seseorang itu mencintai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
Pertama, Mentaati beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Ini
merupakan tanda paling utama yang menunjukkan benarnya kecintaan kepada beliau.
Allah Ta'ala berfirman,
مَنْ
يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ
عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
"Barang siapa
yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka." (QS. Al-Nisa': 80)
Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman tentang kewajiban mentaati beliau,
قُلْ
إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah: "Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS.
Ali Imran: 31)
Al-Imad Ibnul Katsir berkata,
"Ayat yang mulia ini menghakimi atas setiap orang yang mengaku cinta
kepada Allah sedangkan ia tidak berada di atas jalan hidup Nabi Muhammad, bahwa
ia berdusta dalam pengakuannya pada saat itu juga. Sehingga ia mengikuti
syariat Nabi Muhammad dan dien Nawabi (Islam yang beliau bawa) dalam semua
perkataan dan perbuataannya. Sebagaimana yang tertera dalam Shahihain, dari
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Siapa
yang beramal dengan satu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia
tertolak."
Al-Hasan al-Bashri dan ulama
salaf lainnya telah berkata: Suatu kaum mengaku mencintai Allah, lalu Allah
menguji mereka dengan ayat ini. lalu beliau membaca ayat di atas.
Cinta kepada Allah tidak cukup
hanya pengakuan. Tapi harus disertai pembuktian. Dan tanda bukti nyatanya
adalah mengikuti utusan-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam semua
keadaanya; baik dalam perkataan dan perbuatannya, dalam pokok agama dan
cabangnya, dalam zahir dan batinnya. Maka siapa yang mengikuti Rasul itu
menunjukkan benarnya pengakuannya. Dan siapa yang tidak mengikuti Rasul, ia
tidak cinta kepada Allah Ta'ala. Karena kecintaan kepada Allah mengharuskan
untuk mengikuti utusan-Nya. Jika hal itu tidak ditemukan pada seseorang,
menunjukkan tidak adanya kecintaan kepada Allah, ia dusta dalam pengakuannya.
Kedua, cemburu atas beliau dan ajarannya. Marah jika kehormatan beliau dan
agama yang beliau bawa direndahkan. Kecemburuan ini menuntut realisasi nyata,
tidak cukup hanya dengan perkataan semata. Misalnya, membuat bantahan terhadap
syubuhat buruk yang dialamatkan kepada beliau dan sunnahnya, melakukan tuntutan
dan perlawanan kepada mereka yang sengaja melecehkan beliau baik yang melalui
lukisan karikatur, pembuatan film, dan semisalnya.
Ketiga, mengagungkan dan memuliakan pribadi beliau dan tidak meremahkan
sunnahnya. Karena ada sebagian manusia yang mengklaim cinta Nabi, tapi ia
mengejek orang yang menghidupkan sunnahnya seperti memanjangkan jenggot, tidak
isbal dalam berpakaian, bersiwak, dan lainnya. Selayaknya orang yang cinta
kepada beliau ia semangat menghidupkan sunnahnya. Sebuah keharusan, memuliakan
beliau sekaligus sunnahnya. Dan di antaranya bentuk pemuliaan, tidak memanggil
beliau dengan namanya semata tetapi dengan menisbatkan kepada nubuwah dan
risalah serta menyertakan shalat dan salam atasnya.
Keempat, memperbanyak bacaan shalawat kepada beliau. Karena siapa yang
mencintai seseorang pastinya ia sering menyebut namanya. Maka siapa yang cinta
kepada beliau ia sering membacakan shalawat dan salam kepadanya. Sesungguhnya
bershalawat kepada beliau mengandung keberkahan, doa, pengagungan, dan
pemuliaan.
Kelima, sering mengingat beliau, rindu dan berharap perjumpaan dengan
beliau di surga. Terdapat dalam satu hadits, "Di antara umatku yang
sangat mencintaikku adalah mereka yang hadir sesudahku, salah seorang mereka
menginginkan kalau saja bisa melihatku dengan membawa keluarha dan hartanya."
(HR. Muslim)
Adalah Bilal, saat berada di
pembaringan kematiannya mengatakan: "Besok aku akan berjumpa dengan para
kekasih tercinta, Muhammad dan para sahabatnya."
Keenam, mencintai apa yang beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam
cintai dari jenis manusia, makanan, minuman, perkataan, tempat, waktu, dan
selainnya. Inilah kecintaan yang sempurna. Karenanya kita mencintai keluarga
beliau secara keseluruhan dan para sahabatnya yang mulia.
Ketujuh, berkahlak dengan akhlak yang dimilikinya dan meniti jalan hidup yang
telah ditempuhnya. Karena dalam perjalanan hidupnya terdapat keteladanan yang
mulia.
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)
Sesungguhnya beliau Shallallahu
'Alaihi Wasallam adalah Al-Qur'an yang berjalan di tengah-tengah manusia.
Semua perkataan dan perbuatannya adalah terjemahan aplikatif dari kitab suci
yang mulia. Karenanya, selayaknya kita meniru akhlak Nabi, mengikuti jalan
hidup dan petunjukkan dalam makan, minum, tidur, bermu'amalah, dan dalam segala
hal. Semua ini merupakan bentuk kecintaan kepada beliau yang sesungguhnya.
Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sangat Bermanfaat sekali tulisannya, semoga bisa saya aplikasikan pada diri saya sendir.
ReplyDeleteJual Kaos Dakwah