Film Garamku Tak Asin Lagi

Film dokumenter 'Garamku Tak Asin Lagi' akhirnya terpilih sebagai juara untuk Film Rekomendasi Juri di malam penganugerahan atau Awards Night Eagle Awards 2011, yang digelar di Grand Studio Metro TV, Jumat (28/10) malam.

Dalam acara yang ditayangkan langsung lewat kanal Metro TV itu, film dokumenter garapan dua anak muda Aceh tersebut: Jamaluddin Phonna dan Azhari, membetot perhatian empat dewan juri.

Film yang menceritakan perjuangan sekelompok perempuan Aceh, sebagian besarnya janda, yang mempertahankan produksi garam tradisional di tengah gencarnya impor garam dari luar negeri itu, termasuk satu dari lima nominator Eagle Awards yang diselenggarakan Metro TV.

Kemenangan ini membuktikan perjuangan dua sineas muda Aceh tersebut mampu bersaing dengan pemuda-pemuda di daerah lain. "Ide mereka sangat cemerlang dalam membangun suatu kepedulian terhadap produk lokal," ujar Ahmad Mirza Safwandi dari Generasi Kuneng atau Genk-K.

Ahmad berharap, kemenangan itu sebagai pertanda bahwa karya-karya generasi Aceh berikutnya dapat membuktikan kebangkitan kualitas dan kreativitas aneuk muda Aceh.

“Azhari dan Jamaluddin Phonna berterimakasih kepada masyarakat Aceh yang telah mendukung film dokumenter 'Garamku Tak Asin Lagi',” ujar Ahmad Mirza usai mendapat kabar langsung via telepon dari Jamaluddin Phonna setelah pengumuman dewan juri.

'Garamku Tak Asin Lagi' keluar sebagai juara setelah seleksi dan penjurian ketat oleh empat juri yaitu Ine Febriyanti (Aktris/ Sutradara Dokumenter), Felia Salim (Komisaris BNI/ Praktisi), Profesor Leonard Retel Helmrich (Produser/Director/Cinematografer), dan Sentot Sahid (Produser/Senior editor).

“Semoga kemenangan ini menjadi ikon baru kebangkitan kreativitas aneuk muda aceh,” ucap Ahmad mirza.

Genk-K didukung The Atjeh Post, ADF, Bank Aceh, Acehkita.com, IMPACT, Stui Kupi Aceh, Flamboyan FM, Kantor Berita Antero, Axis, Jroeh, adalah pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penggalangan dukungan terhadap film dokumenter tersebut.

Akan Buat Film Tentang Bireuen

Setelah menjadi juara di Eagle Awards 2011 sebagai film rekomendasi juri, Jamaluddin Phonna dan Azhari bersiap membuat film lain. Temanya: Bireuen.

"Ini baru gagasan kami berdua. Tentu jika ada waktu luang nantinya," ujar Jamaluddin ketika dihubungi The Atjeh Post, Senin malam (31/10). Dipilihnya Bireuen, kata Jamaluddin, karena kota juang itu pernah jadi ibu kota Republik Indonesia pada tempo dulu.

Mereka berharap, ide merilis Bireuen dalam sebuah dokumenter jadi kenyataan. "Sebab di Aceh sangat banyak keunikan. Sehingga banyak yang bisa kita jadikan film dokumenter yang bisa memotivasi orang lain," sebut Jamaluddin yang sedang kuliah di Malang ini.

Selain keunikan, kata dia, Aceh juga menyimpan sejarah bahkan konflik. "Seluruh dunia tahu (konflik Aceh), tapi mereka belum melihat apa yang terjadi setelah damai ini," ujar Jamaluddin. Apalagi, sambung dia, bencana seperti tsunami yang mengguncang dunia, juga jadi cerita menarik dalam sebuah film.

Setelah menggarap 'Garamku Tak Asin Lagi', kedua sineas muda ini tentu sudah bertambah pengalamannya. "Kami sangat bangga dengan keberhasilan ini. Sehingga ke depan kami akan berusaha mengaryakan film dokumenter yang lain tentang Aceh."

Sebagai hadiah di ajang tersebut, kedua sutradara muda ini mendapat satu unit kamera merek Panasonic Profesional. "Hadiahnya tidak berupa dana, karena dengan diberikan kamera kami akan tetap membuat film lain," ujar Phonna.[atjehpost.com]

0 Response to "Film Garamku Tak Asin Lagi"

Post a Comment

Labels

Aceh ( 4 ) ARTIKEL ( 23 ) Bollywood ( 1 ) CERPEN ( 16 ) HABA ( 1 ) Hollywood ( 1 ) INDO ( 2 ) Makalah ( 97 ) Skript ( 1 ) SOSOK ( 10 ) Wisata ( 2 )