PUPUS


 “Klek..” Suara jam dinding menunjukkan pukul 08.00 pagi.

“Dimas, Dimass...., Sayangku…. Bangun Nak !!, ini sudah pagi.” Suara Buk Sari membangunkan Putra bungsunya.
Pagi itu Terlihat begitu gemuruh nan redup. Suara angin sepoi-sepoi dan warna kehitaman langit dipagi hari menandakan hari itu akan turunnya hujan lebat. Namun meskipun demikian tidak akan ada alasan bagi dimas bisa lolos dari Absen merah Mata Kuliah “Statistik” pelajaran yang paling kurang diminatinya, Maklum bagi Dimas belajar memadukan rumus dengan angka-angka itu kurang begitu menarik disamping ia sebagai  anak muda pecinta fotografi.
Namun apa nak dikata. Sebab hari itu merupakan hari paling menentukan bagi dimas untuk bisa mengikuti ujian Final semester genap tahun ini. Lantaran kontrak belajar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa Ilmu Ekonomi  Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Di Salah satu Universitas Terkemuka Kota BUMI Serambi Mekkah  sudah mencapai batas kelonggaran Non Absen. Sihingga meskipun hujan Lebat mengguyur dimas harus tetap hadir ke kampus.
“Buk… Dimas Pergi dulu yaa, Assa;amualaikum.” Ucapnya sambil keluar meninggalkan rumah.
“hah.. Waalaikum salam, Dim., Kamu gak Sarapan dulu..???”, sahutnya sambil menyapu.

***
Dimas kemudian langsung menuju halte  Bis menunggu transportasi menuju kampus. Lima menit berselang  akhirnya yang ditunggu-tunggu pun muncul, dan tiba-tiba…
“Dubrakk, Aduuhh… “ Suara Dimas sambil memegang Dahi yang sudah sedikit tergores  berdarah karena terburu-buru naik Angkot ia menabrak atap pintu angkot.
“Ada apa mas”, Tanya Sopir dari depan.
“Gak ada apa-apa pak, Cuma sedikit kesalahan.  Sudah jalan aja pak”. Elunya dari belakang sambil mengelus-ngelus dahi.
Lantas kemudian Dimas tiba dikampus tepat pada waktunya disamping mentari mulai menampakkan diri seakan hujan yang tadi hampir membasahi kulit bumi tak kunjung tiba. Perasaan dimas pun pagi itu mulai lega karena ia bisa mengikuti mata kuliah yang kurang disukainya dan bebas dari skorsing mengikuti ujian akhir semester genap.
Dimas langsung menuju ruang belajarnya. Dan disana ia berjumpa dengan Anggi teman satu ruangnya yang juga seorang wanita  selama ini ia idam-idamkan, namum terhalang oleh seorang pria yang kemudian menjalin hubungan Asmara dengannya yaitu Zik.
Ziki Yoga Prasetyo, nama lengkapnya. ia adalah salah seorang pangeran tampan  nan Tajir di kampus Dimas yang juga anak dari seorang pajabat tinggi Negara.  Ayahnya juga banyak memberikan kontribusi dalam kemajuan kampus yang saat ini tempat dimas kuliah. Cewek mana yang tak mau dengan Zik yang juga kesehariaanya sebagai Bos geng club mobil sport “Rider King Danjer” paling terkenal dikampus itu.
Pusing dimabuk kepayang nasib dimas yang hanya seorang anak dari ibuk sari sang penjual nasi goreng ayam jablay yang juga tempat biasanya digunakan Zik dan anak-anak geng mobilnya nongkrong sepanjang malam. Sedangkan ayahnya dimas sudah tidak ada semenjak ia masih dibangku SD.

***
Anggi gadis anggun nan cantik, rambutnya pirang badan sedikit kurus berisi, tinggi 165 cm bermata biru, pipi lusung hidung mancung ibarat artis Bollywood “Katrina Kaif” yang hampir setiap saat membuat dimas berkecamuk gundah gulana saat melihtanya, lantaran ia telah lama jatuh hati namun terhalangi  oleh kasta dari sang pujangga cinta Zik.
Anggi disamping ia adalah mahasiswa tercantik ia juga salah seorang anak bapak kiai pimpinan salah satu pondok pesantren tempat  dimas mengaji . Tapi sayangnya Anggi tak begitu dekat dengan ayahnya lantaran ia tinggal bersama ibunya yang sudah berpisah dari ayah kandungnya dan menikah dengan orang lain pengusaha Batik ternama kota Serambi mekkah.
Tapi meskipun demikian hal ini tak membuat dimas putus asa. Ia terus saja memendam rasa dan cintanya pada anggi dikarenakan anggi adalah teman kecilnya sejak masih SD dulu yang mampu membuat dimas belajar menjadi sosok paling taat dalam beribadah sejak kecil hingga sekarang dan juga anak dari guru ngajinya dimas yang sudah lama dipisahkan oleh jarak dan waktu lantaran ia hidup bersama ibunya dan bapak tirinya sang pengusaha batik nan tajir. Ia berencana suatu saat nanti dimas akan membawa anggi kembali kepada pangkuan ayahnya dan juga menjadi sosok wanita yang dirindukan syurga.

***
“Dim,, Kamu kenapa?”, Tanya Anggi.
“Em, Gak kok, Cuma kejedor Pintu Angkot”. Jawabnya.
“Iyaa. Tapi, kening kamu berdarah dim, Kenapa gak diobatin dulu?”, Katanya sambil menatap Dimas.
“Iya, Nanti aja Gi, Pas Pulang Kuliah”, Ujarnya.
“Yaudah ya dim, Aku Keluar dulu, Soalnya kawanku sudah menunggu Disana”. Jawab anggi sambil memakai tas yang diambil dan mengangkat buku dari kursi tempat ia duduk.
“Iya gi, Makasi yaaa”, Gumannya dengan raut wajah sedikit murung dan Lesu lantaran menutupi sakitnya tusukan mata hati dimas yang sedikit menahan rasa butuh perhatian lebih, lantaran anggi ingin menjumpai Zik pangeran tampannya tanpa sepengetahuan Dimas siapa yang menunggunya disana.
Dimaspun Berlalu pulang kerumah hingga keesokan harinya ia tak kunjung masuk kuliah, sampai-sampai anggi datang menjenguknya dikarenakan ia sedikit penasaran dengan kondisi keadaan Dimas.

***
“Tokk.. tokk.. tokkk, Assalamualaikum”. Suara gedora pintu rumah dimas
“Waalaikum Salam”. Jawab Buk Sari.
“Siapa ya..??, Tanyanya sambil berjalan dari dalam kamar dimas  yang kemudian keluar menuju pintu depan.
“Klok”, Suara Pintu dibuka
“Permisi buk, Dimasnya Ada..??”, Kata seorang Wanita pada Buk Sari.
“Iya, Nak.. Ada..”, Jawabnya sambil menatap Anggi agak sedikit lama dengan raut wajah Rada-rada sosok yang tidak Asing dimatanya sambil kemudian lanjut bertaya, “ Maaf kamu siapa?, Kawannya?”.
“mmm.. Iya, Saya Anggi Buk, anak pak kiai Ibu masih ingat kan..??”, Jawabnya sambil tersenyum.
“Apa, kamu Anggi?, kamu sudah besar nak, maaf ibu hampir tidak lagi mengenal kamu lagi ?, Jawab buk Sari terkejut.
“Hehehe.. iya buk, sudah lama Anggi tidak jumpa sama ibuk, sejak kami dan ibu pindah dari pesantren. anggi sudah tidak pernah lagi pulang kemari buk. Lantaran mama melarang anggi kerumah bapak.” Jawabnya singkat.
“Oooo. Iya , Ayo.. silakan masuk Gi, Dimas ada dikamarnya, sebentar ibu panggil dulu”.
Ibu dimas kemudian pergi memanggil dimas dan memberitahukan kalau anggi datang menjenguk dimas.

***
Dimas keluar menjumpai anggi dan mereka pun bercengkrama diruang tamu rumah dimas hingga menjelang malam tiba. Yang kemudian anggi pun setelah berpamitan dari dimas dan ibunya pergi kembali kerumahnya. Hari itu seakan membuat harapan dimas untuk bisa memiliki cintanya anggi semakin besar  akan  segera menjadi kenyataan dan juga rasa bahagia pun mulai berkecamuk dihatinya Dimas. Hingga kemudian hari demi hari kedekatan anggi dan dimas pun semakin intim dikarenakan sikap anggi terhadap dimas semakin hari semakin dipenuhi dengan rasa perhatian. Mulai dari menjenguk dimas setiap harinya, membuat tugas kuliahnya dimas, menemaninya seharian bercerita dirumah, dikarenakan dimas tidak dibolehkan dokter keluar rumah selama kepalanya yang dijahit belum kering dari pendarahan karena bejolan dikepala dimas saat kejedor pintu angkot. Hal ini yang membuat ia hampir geger otak dan harus beristirahat hingga bekas luka yang nampaknya biasanya ternyata luka serius sampai dimas harus beristirahat hingga luka tersebut sembuh.

***
Seminggu berlalu kebersamaan dimas dan anggi selama seminggu pun sudah usai dikarenakan dimas sudah kembali sehat dan sudah kembali beraktifitas seperti biasanya.
Hari itu hari dimana dimas berniat untuk menyatakan perasaan yang selama ini ia pendam kepada anggi. Dimas mengajak anggi berjumpa ditaman kota, tempat biasanya dimas mengekpresikan hobbinya sebagai fotografer. Dikarenakan taman tersebut sangat bagus digunakan sebagai hunting anak-anak remaja yang saling bergaya dengan beragam didepan kamera DLSR. Dimas hari itu berniat akan mengabadikan kenangan pernyataan isi hatinya kepada anggi menjadikan taman tersebut sebagai saksi bisu bahwa ia akan mengikat janji cinta sejati kepada anggi.
“Ping”. Suara hp anggi.
“Gi, Nanti jam 2 kamu ke taman kota ya, aku tunggu. Aku ingin bertemu dengan mu, Penting”. Isi pesan BBM dari Dimas.
“Iya, Dim”, Siap balasnya.
Tapi apa nak dikata rencana itu pada akhirnya pupus ditelan masa dikarenakan Anggi yang ditunggunya selama berjam-jam tak kunjung datang. Dikarenakan hari itu ia bertemu dengan Zik yang kemudian mengajaknya pergi jalan-jalan bersama teman-temanya. Yang tak mungkin anggi menolak ajakan ZIK lantaran ia dan Zik sudah lama menjalin hubungan percintaan tanpa sepengetahuan Dimas. Hingga akhirnya Dimas pun pulang ditengah gemuruhnya hujan yang turun membasahi bumi sore itu hingga dimas bersamaan dengan sepedanya duduk disebuah halte Bis Tepat ia biasanya menunggu angkot berangkat kuliah untuk berteduh.

***
Sepuluh menit berlalu tiba-tiba muncul sebuah mobil yang melintas depan halte bis tersebut dan membuat dimas terkejut ternyata itu adalah mobil Sedan Sport merah yang ditumpangi ZIK bersama Anggi sedang duduk bergandengan tangan kemudian diikuti dibelakang dengan beberapa mobil sport lainnya sambil keduanya tertawa bahagia dibawah rintihan hujan turun sekali-kali anggi berteriak “Wow… Asyiiikkk”… “I love My Life, its be amazing”, So..”I’m be Happy”, “I Love You My Darling”.



“Dag. Dig, dug…, dug,dug,dug,dug,,” Suara dentuman jantung dimas berdetak kencang. Seakan ia tak percaya kalau yang dilihatnya itu adalah anggi.
“Anggi Puspita sari Devi” wanita yang selama ini dicintainya dan juga yang baru saja mengingkari janji dengannya. Sungguh tak bisa dibayangkan rasa kekecewaan yang mencul dalam diri dimas seakan merubah gemuruh hujan deras tak lagi terasa, kehancuran hati dimas kian berkecamuk seakan-akan mata batinnya tertusuk oleh perihnya suntikan jarum, rasan panas bak api yang membakarnya pun kian mulai terasa. Ia tak menyangka kalau Anggi yang dicintainya selama ini ternyata adalah sudah menjadi kekasih orang lain.
Yang kemudian ia berlari dalam gemuruhnya hujan sambil berteriak   “TUHAN… SESAKIT INIKAH RASANYA JATUH CINTA”

 By:  Agsal RJ







0 Response to "PUPUS "

Post a Comment

Labels

Aceh ( 4 ) ARTIKEL ( 23 ) Bollywood ( 1 ) CERPEN ( 16 ) HABA ( 1 ) Hollywood ( 1 ) INDO ( 2 ) Makalah ( 97 ) Skript ( 1 ) SOSOK ( 10 ) Wisata ( 2 )