Kenek si “BURAM”
By: Mr. Rj
Mentari
pagi mulai tampak, percikan cahaya mulai menembus jari-jari jendela kamar sosok
pemuda gagah berkulit hitam langsat. “Kriiiing...” Bunyi suara jarum jam
menunjukkan pukul 09.00 pagi. “Waduh....”, terdengar ucapan kata gelisah dari
mulut pemuda itu, ternyata ia kembali terbangun kesiangan yang ke seribu kian
kali.
***
“Alamak...
Mampus aku hari ini”, cetusnya sambil mondar-mandir sekeliling kamar, sambil
mengambil baju dan tas berniat pergi ke kampus. Lagi-lagi hangatnya mandi
dipagi hari kembali ia lewati, seolah bukannya ia bermalas-malasan mandi, tapi
memang keadaan yang jarang mendukung sosok pemuda bertubuh gagah itu untuk dapat
bermesraan dalam kehangatan sentuhan air di bak mandi sambil menyanyikan lirik-lirik
lagu “Nona” milik sang maestro musisi legend tanah air Iwan Fals.
Kenek....!
Itulah sebutan nama panggilan yang telah melekat pada wajah sang pemuda gagah
berkulit hitam langsat itu. Sebagai anak muda tentunya ia tak jauh beda dari
yang lainnya, ia kerap juga berlagak ala-ala sang pujangga cinta dengan
keseharian larut dalam bualan-bualan janji-janji manis demi mendapatkan
perhatian dari setiap wanita yang sedang ia dekati.
Belum
lagi sosok kenek juga merupakan bagian dari pengurus salah satu organisasi
kemahasiswaan di kampus tempat ia menimba ilmu demi selembar kertas bertuliskan
kata “SARJANA”, Cuma itu hanya untuk SARJANA SAJA. Memang kata yang sangat
sederhana namun banyak juga yang hampir dibuat jatuh bangun untuk
mendapatkannya. Sebab meskipun ia sederhana tapi untuk mendapatkannya butuh
waktu paling cepat empat tahun bagi sang mahasiswa kupu-kupu, namun bagi
kebanyakan mahasiswa yang notabenya memiliki kesibukan lain diluar jam kuliah
pasti melebihi angkat empat tahun, bahkan ada yang sampai tujuh tahun baru ia
bisa menaklukkan yang namanya gelar si sederhana itu “SARJANA”, yaa.... memang SARJANA, Itulah Uniknya dia.
Lantas
apa jadinya jika seperti sosok Kenek yang jangankan meraih sarjana, untuk
meraih hal yang lebih mudah dari itu saja tak mudah baginya. Untuk menikmati
kemesraan bersama hangatnya air dipagi hari saja jarang ia rasakan, apalagi
mengejar Si SARJANA, Tentunya bukanlah hal yang mudah bagi dia.
***
“Kak....
numpang nanyak, Kantor Biro Akademik dimana yaaa?”, tanya seorang wanita pada
kenek.
“kenapa
dik?”, jawabnya.
“iya
kak, ini saya ingin mengambil kartu studi mahasiswa”, Jawabnya.
“Ohh...
iya sebentar, mari saya anterin”, Ajak kenek pada andik juniornya.
“Iya,
KaK”. Mereka pun bergegas pergi bersama menuju Biro Akademik.
Kenek
bergegas kembali ke tempat dimana ia sering nongkrong depan sektertariat ormawa
yang sedang ditunggu-tunggu kerabatnya, karena telat ia pun tak lagi berani
masuk ruang belajar mengikuti mata kuliah, tak enak rasanya jika ditegur
lagi-lagi alasan telat bangun.
“hai
bro, sendiri aja neee?”, sapa kenek kepada Ali teman seorganisasinya.
“ia,
sob, telat lagi yaaaa hari ini”, sahutnya sambil mengotak-ngatik keyboard hp.
“eeeemmmmm...”,
jawab kenek yang berlagak senyam-senyum sendiri tak seperti biasanya.
“eh...
kok tumben lho, telat kesenangan gitu”, hari ini tanyanya lagi.
“ah....
biasa bro...!!!, hikmah dibalik cobaan, yaaa dinikmati Aja lagi”, cetusnya
sambil tersenyum sendiri.
“What...?,
Hikmah....???, Maksudnya....???”, tanyak Ali yang rada-rada bingung dengan
keanehan pada si Kenek.
“ah.....,
adaaaalahhhh”, jawabnya singkat.
“wooii,
pengak.... leo”, sahut Ali kesal.
“Hahahaha...
ntar lho juga paham, Gue cabut dulu ya brew”, cetusnya santai sambil melongo
meninggalkan Ali.
Keesokan
harinya, Kenek kembali dengan sengaja datang terlambat, tapi hari ini ia
sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ia terlihat sedikit lebih stylish
dan sedikit segar tak seperti biasanya meskipun datang telat.
Sesampainya
dikampus bukan ruang belajar yang pertama ia tuju. Malah ia kembali nongol
didepan ruang sekretariat ormawa yang biasanya ia nongkrong. Sambil duduk ia
sekali-kali melirik cermin spion sepede motor disekelingnya, merapikan style
baju, sambil sekali-kali mengusap style rambut yang sedikit agak keriting.
Duduk
sambil bersiur kecil dengan nyanyian lagu nona kesukaannya. Sekali-kali ia
kembali melirik jarum jam ditangannya, seperti ada sesuatu yang sedang ia
nantikan.
“Nona,
maafkan aku... Oh.. nona peluklah aku...nona begitu perkasanya dirimu...Yakiniku..Nona
marahlah padaku...Nona... nonaku.....”, ia pun melantun lirik-lirik lagu
tersebut.
“hai....”,
Sapanya.
“eh...
kak”, Sambil menyaut, sosok perempuan yang kemarin itu mendekatinya.
“Ayu”,
Sebutnya tersenyum.
“I....iyaa”,
jawabnya sedikit salting.
“oh
yaaa,, makasi ya kak bantuannya kemarin, maaf baru sekarang ngomongnya, hehehe”,
Ucap Ayu.
“Oh...
iya, sama-sama dek”, Jawab kenek sedikit kaku.
Lantas
Ayu bergerak kembali meninggalkan kenek, ia hendak menuju ruang belajarnya di
jurusan komunikasi.
“Ayuu.....”,
Kenek memanggilnya.
“iya
kak”, sahutnya sambil kembali melihat ke arah kenek.
“Panggil
Aja abg Kenek”, Ucapnya sambil senyum.
“Sip”,
Sahutnya.
“Oiya...
boleh kk minta nomormu?, pintanya.
“apa..
nomor?”.
“Iya..
nomor hp-mu, sapa tau nanti ada informasi apa, bisa kk kabarin”, jelasnya
sedikit grogi.
“ooo..iya
boleh kak, ini....”, Ayu memberikan nomor kontaknya. “Oh.. ya ruang aku di
lantai 3 prodi komunikasi ya kak!”, Sambungnya.
“Ok...
sipppp, Nanti berkabar yaa Yu”, Pinta kenek.
Ayu
kembali bergegas meninggalkan kenek. Hari pun berlalu, sepertinya kenek mulai
merasakan sesuatu, setelah pertuan pertamanya dengan Ayu. Ia mulai menjalin
komunikasi dengan seniornya di kampus tersebut yang baru seminggu ia kenal
tanpa disengaja.
***
Bagi
kenek itu bukan hal yang baru, sebab ia barus saja satu bulan memutuskan
hubungannya dengan seorang wanita yang pernah ia jadikan kekasih hati. Lantaran
ia merasa tak lagi cocok kemudian ia mengakhirinya begitu saja, padahal status
hubungannya yang dulu dengan tina sang mantannya yang dulu bisa dibilang sangat
baik. Tapi hanya saja karena tina agak suka cemburuan tentunya ia tak mau
berlama-lama larut dalam ketidakcocokan menjalin cinta.
Baginya
cinta bukanlah sesuatu yang mesti didapatkan lalu dikekang dan dibuat
semau-maunya, tapi baginya cinta adalah sesuatu hal yang mesti harus saling
dimengerti satu sama lain, termasuk dalam saling menjaga kepercayaan dan juga saling
mendukung satu sama lain, dan kekurangan itu adalah hal yang wajar jika
seandainya bisa saling terus menutupi pasti akan terasa sempurna.
Bukan
cinta namanya jika tak dibumbui oleh rasa saling percaya dan juga saling
mengerti, ibarat pohon jika tak pernah disiram dan dipupuki pasti tak akan manis
rasa buahnya.
Semenjak
itulah kehidupan kenek terasa buram dan kekaburan, mungkin ia sedikit telah
berputus asa karena yang ia harapkan bisa menjadi penyemangat dalam menjalani
hidup kini telah kandas. Padahal dalam kamus hidupnya ia hanya percaya bahwa
cinta itu adalah obat kedua selain berdoa pada sang kuasa, saat dimana hati
sedang merasa gelisah dan juga pikiran sedang terasa hilang arah.
Belum
lagi selama ini ia sedang mengalami satu penyakit yang menyebabkan ia terlihat
sering tak bisa hidup dengan disiplin, ia diderap penyakit insomnia setelah
divonis oleh dokter karena keringan ia tak bisa tertidur saat malam hari.
Hal
itu berawal semenjak ia ditinggalkan oleh mendiang neneknya yang semenjak dia
kecil telah menjadi salah satu pengasuh hingga ia beranjak dewasa.
Mungkin
karena ia merasa sangat kehilangan orang yang satu-satunya selama ini
bersamanya, yang telah mendidiknya dan juga memberinya begitu banyak kasih
sayang, tentunya ini menjadi berat bagi kenek untuk move on mengkikhlaskan
kepergian neneknya.
Namun
apa nak dikata kalau takdir yang telah menentukan dan berkehendak lain, tak ada
yang dapat menentukan selain itu adalah sesuatu yang telah menjadi ketentuan
dari yang maha kuasa.
Lambat
laun sebulan sudah lamanya perkenalan si kenek dengan wanita berparas cantik
bernama ayu, tapi belum juga ada satu ikatan yang jelas. Tak seperti perkenalan
biasanya yang Cuma butuh waktu seminggu langsung ia katakan “I Love U”, Cuma perkenalan
kali ini agak terlihat sedikit berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.
Entah
apa yang dipikirkan kenek, meski mereka telah terlihat sangat dekat. Namun mereka
masih juga menjalin hubungan tanpa status yang jelas, entah si Ayu yang tak
juga kunjung memberi sinyal cinta kepada si kenek atau juga si kenek yang masih
enggan dengan status kedekatan mereka. Padahal selama ini mereka sering
menghabiskan waktu seharian dengan selalu bersama, konon juga katanya saat ayu
masuk rumah sakti kenek juga tak absen menemaninya selama ia dirawat di IGD.
Entah karena ayu hanya selama ini tingga sendiri ngekos di kota tempat ia
kuliah atau memang ayu yang meminta kenek menemaninya hanya tak ingin orang
tua-nya menjadi susah saat mendengar ia sedang dirawat di rumah sakit. Sehingga
selama ayu dirawat kenek lah yang setia saat itu menemaninya selama di rumah
sakit, bahkan tak ada tanda-tanda kalau ayu tak lagi sigle atau lainnya.
Lantas
kenapa juga kenek belum juga berniat menjadikan Ayu sebagai orang yang akan
mengisi kekosongan hatinya saat ini. Hingga suatu ketika ia kepergok oleh
sahabatnya Ali saat sedang berjalan berduaan dengan Ayu di sebuah Kafe tak jauh
dari tempat mereka kuliah.
“Hei...Bro,
ngapain disini?”, Tanyak Ali sambil memukul bahu Kenek.
“A...aku....,
Gak kok Cuma.....”, sambil rada-rada takut kenek menjawab pertanyaan Ali.
“Sambil
apa...??, ayoooo.....????, Sambil Pacaraaaa....?, Heeeepppppp”, Cetus Ali
tersenyum ngusilin si kenek yang spontas menutupi mulut Ali.
“Oi....Wahuh,
Ssssssstttttttt, jangan ngaco loe ya, Bisa Mampus ne Aku”, Jawab Ali.
“Okeee...okeee”,
Sambil meringik Ali meminta dilepasin tangan dari mulutnya yang ditutup si
kenek.
Kemudian
kenek menarik Ali jauh dari tempat sudut parkiran kafe tersebut. Lalu ia
menceritakan mengenai kedekatannya selama ini sama si ayu yang ia tutupi sama
semua sahabat-sahabatnya. Sebab hal itu dilakukannya karena selama ini ayu
adalah termasuk dalam salah satu mahasiswi perempuan yang banyak di sukai dan
juga digemari oleh anak-anak mahasiswa cowok lainnya. Hal itu wajar dikarenakan
ayu selain ia cerdas, cantik, ia juga sangat mudah bergaul dengan siapapun
termasuk teman-teman dekat Kenak yang juga sering membicarakan ketertarikannya
kepada sosok Ayu. Itulah yang membuat kenek menutupi kedekatannya selama ini
dengan Ayu pada semua orang.
Lima
menit berjalan mereka ngobrol hingga Kenek juga telah menyampaikan kepada Ali
mengenai niatnya kalau selama sebulan lebih ia sudah mengenal dekat dengan Ayu,
yang kemudian ia sedang merencakan kalau sebentar lagi ia akan mengutarakan
perasaannya kepada Ayu bahwa selama ini ia sudah lama memendap perasaan cinta. Sejak
pertama mereka bertemu kenek sudah menaruh simpati pada Ayu hanya saja selama
ini ia belum siap mengutarakannya dan saat ia kepergok dengan Ali sedang
berduaan dengan Ayu, kenek langsung menceritakan niat yang akan selanjutnya ia
lakukan dengan ingin memperjelas status kedekatannya dengan Ayu selama ini. Ali
pun mendukung sepenuhnya niat Kenek sahabatnya yang selama ini selalu bersama
dalam berorganisasi di Kampus tempat mereka kuliah. Hingga tiba waktunya Kenek ingin
mengutarakan perasaan cintanya kepada Ayu dan ia pun ingin lebih dekat untuk
bisa menjaga dan terus bersama-sama dengan Ayu, lantas ia langsung kembali
menjumpai Ayu yang sedang duduk di dalam Kafe Tersebut.
“Kak”,
Ucap Ayu.
“Iya
Yu”, Sahutnya.
“Kok
tumben, kita jalan duduk di kafe-kafe kayak gini kak”, Tanya Ayu.
“Mmmmm.....,
hehehe”, Kenek tersenyum mendengar pertanyaan tersebut keluar dari mulut Ayu.
“Kok
kak Malah senyum, ditanyain bukan dijawab”, sahutnya bingung.
Sambil
rada-rada bingung Kenek menjawab, “Iyaaa.. kan sekali-kali pengen suasana beda
gak masalah Yu”, Katanya.
“Mmmmm...Ooooo...
gtu ya kak., Kirain..., Apa gtu, hehehe”, Jawab Ayu sambil menyodot minuman
dengan rada agak melongo.
“Iya
lah yu..., kan biyar kayak orang-orang”, Jawabnya sambil menggaruk-garuk kepala
dan berkata, “Udah santai, dinikmatin aja, kan jarang-jarang gini, hehehe..”, Imbuhnya.
“Iya
juga yaaa....”, Jawab Ayu Singkat sambil melirik kesekeliling Kafe yang
dipenuhi Banyak anak-anak muda yang sedang santai bersama pasangannya di ikuti
dengan Alunan musik lagu-lagu medley.
“Yu...”,
Kenek mencoba mulai berbicara serius dengan Ayu, dan ia berkata “Sebenarnya
hari ini, aku tu ngajak kamu kemari, ingin menyampaikan suatu hal yu”, Sebut
Kenek.
“Apa
kak”, Jawabnya.
“Sebenarnya....
Aku...,, aku itu sayang sama kamu yuu, Aku ingin kalau kita jadian yu, aku
selama ini sudah nyaman kali dengan mu, Aku juga selama ini merasa nyaman Yu
sama kamu, karena semenjak dari pertama Aku bertemu kamu, lalu mengenalmu, Aku
ngerasa menemukan sesuatu yang lebih dalam hidupku Yu, seperti aku menemukan
sesuatu yang selama ini hilang dalam hidupku, Aku merasa kalau selama ini,
selama aku dekat denganmu, selama aku bersamamu aku tu merasakan telah
menemukan sesuatu yang terasa hilang dan aku merasa lengkap dengan adanya
kehadiramnu disiku Yu, Makanya ingin kalau kita jadian Yu, Aku Cinta Kamu Yu, I
love YOU”, Kenek mengutarakan isi hatinya ke Ayu.
Ayu
pun terdiam mendengar ucapan kalimat tersebut dari kenek, ia terkejut dan
sedikit shok dengan apa yang baru saja di sampaikan kenek kepadanya. Ayu mulai
merasa sedikit terganggu dengan pernyataan tersebut dan ia pun mulai lesu,
bingung dan mulai rada-rada kurang fokus dengan kondisi yang ada saat itu. Hatinya
bergetar tak jelas, antara dia senang dan juga ia merasa syok dan bingung harus
menjawab dan berbuat seperti apa.
Suasana
yang tadinya biasa-biasa saja kini mulai berubah dengan sekejap setelah Kenek
menyampaikan hal tersebut. Lalu, Ayu pun hanya bisa berkata “Kak...., kakak gak
salah ngomong kan?, kakak gak lagi becanda kan?, kakak gak lagi maen-maen kan?,
Aku gak ngerti maksud dari semua ini kak?, Aku Bingung mau jawab Apa kak”,
Jawab ayu sambil menarik nafas mencoba menenangkan diri dan melanjutkan
ucapannya.
“sebelumnya
aku minta maaf kak, aku tidak bermaksud seperti itu, dan dari pertama kita
kenal aku tak berniat kalau ini akan terjadi, Cuma aku juga gak ngerti kak,
kenapa jadi seperti ini”, Jawabnya.
“Lalu
kenapa juga yu?, kenapa kamu gak menjawab apa yang aku tanyakan ke kamu?,
lantas apa ada yang salah Yu, sama Aku?”, Kenek kembali bertanya ke Ayu.
“gak
kak, gak ada yang salah dengan semua ini, Cuma aku gak bisa menjawab aja kak,
Maafin Aku kak, aku duluan aja yaa kak”, jawabnya sambil berdiri menutupi
mulutnya dan ia mulai menangis pergi meninggalkan kafe itu.
Kenek
pun tertunduk lesu, sambil melirik kepergian Ayu, ia mengusap muka dan rambut
sambil sekali-kali menunduk dan melihat sekeliling kafe dan menatap atap ruang
kafe, pikiraanya mulai terasa kosong, seakan ia telah menyesali terhadap apa
yang baru saja ia lakukan. Dan kemudian ia menitikan air mata dengan wajah
mulai memerah ia sangat merasa sedih, kecewa dan juga ia merasa bahwa ada
sesuatu yang sedang menyayat hatinya saat itu. Lantas ia pun pergi meninggalkan
kafe itu.
Sebulan
telah berlalu kejadian tersebut, Kenak belum juga menampakkan batang hidungnya
dikampus semenjak ia ditinggalkan Ayu dari pertemuannya yang terakhir di kafe
dekat kampus mereka kuliah. Sambil berjalan menuju kereta yang diparkir
dihalaman rumah, kenek hendak berencana pergi keluar rumah. Lalu, seorang
pemuda tiba-tiba datang menghampirinya.
“Kenek..”,
Sebut Ali.
Ia
menoleh kebelakang, “Ali...”, Jawabnya.
“Ini
ada titipan untukmu”, Kata Ali sambil menyerahkan sebuah amplop berisikan
supucuk surat.
“Apa
ini”, Tanya Kenek lagi, “Di Buka aja, aku juga gak tau isinya apa, soalnya itu
sudah hampir sebulan dititip si Ayu di kantor sekretariat kita, Cuma kamunya
selamanya ini gak pernah datang ke kampus, jadi makanya aku samperin kemari”,
Jelas Ali.
Kenek
pun terkejut dan agak sedikit pura-pura bingung didepan Ali. Ia mencoba
menutupi sesuatu ke Ali sahabatnya kalau selama ini ia tak nongol di kampus bukan
karena ada kesibukan lain, tapi ia tak sanggup kalau ia harus berjumpa dengan
Ayu semenjak ia patah hati setelah cintanya yang ia ungkapkan ke Ayu tak ada
kejelasan apa-apa.
Ia
merasa kembali BURAM setelah ayu yang selama ini ia cintai tapi tak bisa ia
miliki cintanya. Lalu Ali sambil melihat keanehan sikap kenek berkata “Kamu
baik-baik aja kan sob?”, Ujarnya sambil memegang bahu Kenek dan kembali berkata
“Yaudah aku duluan ya, Masih ada jam mata kuliah ne sob”, Katanya.
“Oh..
iyaaa, thanks ya Sob, udah capek-capek datang kemari, Cuma nganterin ini”,
Jawab Kenek.
Ali
pun begegas kembali ke kampus, Kemudian kenek mulai membuka amplop tersebut
yang berisikan selembar surat dari Ayu. Ia langsung melihat membuka surat
tersebut yang sudah lama dititipkan Ayu, Ayu menceritakan banyak hal dalam
surat tersebut dan ayu juga menjelaskan semua tentang apa yang sebenarnya
terjadi sampai ia tak menjawab saat kenek menyampaikan ungkapan isi hatinya ke
Ayu. Malah ayu lebih memilih pergi tanpa menjawab dan memberi penjelasan
apa-apa dengan apa yang ungkapkan kenek.
Dan
Ayu juga meminta maaf kalau selama ini ia telah mengecewakan kenak karena tak
bisa menerima cintanya kenek. Sebab Ayu sudah lebih dulu dijodohkan oleh
orangtuanya semenjak ia lulus dari SMA dan Mulai hendak masuk kuliah di kampus
yang sama dengan kenek kuliah.
Be a Continue-